Wavelet Aplikasi Digital Watermarking Pada Citra Menggunakan 2d Haar Wavelet Transformation (2d-Hwt) Dan Least Significant Bit (Lsb)

17

2.3 Wavelet

Wavelet adalah suatu metode pengolahan sinyal yang mana sebuah sinyal dipecah menjadi beberapa bagian yang merujuk kepada frekuensi yang berbeda-beda. Wavelet digunakan untuk menyusun, menganalisis dan mensintesis data numeris hasil pengukuranpengamatan suatu fenomena fisis tertentu. Dengan transformasi wavelet, sinyal digital dikalkulasi untuk menentukan domain frekuensi dan waktu secara bersamaan. Transformasi wavelet dapat diaplikasikan pada pengenalan objek, smoothing memperhalus dan kompresi Saragih, 2010. Sebagai fungsi matematika, wavelet digunakan untuk mengekstraksi informasi didalam data yang berbeda-beda seperti sinyal audio dan gambar. Sususnan dataset wavelet sepenuhnya dibutuhkan untuk menganalisa data. Wavelet bersifat komplemen dalam memecah data tanpa menghasilkan rentang atau menimpa set data sehingga data dapat dikembalikan seperti semula reversible. Oleh karena itu, wavelet digunakan sebagai algoritma kompresi dan dekompresi dimana data yang udah dipecah dapat dikembalikan lagi dengan tingkat kerusakan yang minimal. 2.3.1 Transformasi Wavelet Dengan melakukan transformasi wavelet maka sinyal digital akan diolah menjadi domain frekuensi dan domain waktu secara bersamaan. Transformasi wavelet pada awalnya digunakan untuk menganalisis sinyal bergerak non-stationary signails. Sinyal bergerak ini dianalisis menggunakan teknik multi-resolution analysis yaitu teknik menganalisis frekuensi dengan cara frekuensi yang berbeda dianalisis menggunakan resolusi yang berbeda. Resolusi disini adalah ukuran jumlah informasi di dalam sinyal yang dapat berubah melalui operasi filterisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, transformasi wavelet sekarang digunakan untuk pengenalan objek, memperhalus objek smoothing, dan kompresidekompresi sinyal. Ada 2 jenis wavelet yang sampai sekarang masih dikembangkan yakni, Continuous Wavelet Transforms CWT dan Discrete Wavelet Transforms DWT. Cara kerja CWT adalah dengan CWT dan DWT merupakan hasil Universitas Sumatera Utara 18 turunan dari mother wavelet melalui translasi dan penskalaan. Mother wavelet itu sendiri adalah rumus dasar yang digunakan dalam transformasi wavelet. Oleh karena itu, karakteristik dari transformasi wavelet yang dihasilkan sangat tergantung terhadap mother wavelet yang digunakan. Cara kerja transformasi wavelet adalah dengan melakukan fiterisasi digital. Sinyal yang diterima akan dianalisis pada filter dengan frekuensi dan skala yang berbeda. Sebuah sinyal harus dilewatkan dalam dua filterisasi DWT yaitu highpass filter dan lowpass filter agar frekuensi dari sinyal tersebut dapat dianalisis. Analisis sinyal dilakukan terhadap hasil filterisasi highpass filter dan lowpass filter yang mana highpass filter digunakan untuk menganalisis frekuensi tinggi dan lowpass filter digunakan untuk menganalisis frekuensi rendah. Analisis terhadap frekuensi dilakukan dengan cara menggunakan resolusi yang dihasilkan setelah sinyal melewati filterisasi Saragih, 2010. Universitas Sumatera Utara 19 Gambar 2.8 Keluarga Wavelet aHaar Wavelet bCoiflet Wavelet cSymmet Wavelet dDaubechies Wavelet eMorlet Wavelet Sumber: http:www.scielo.org.mxscielo.php?script=sci_arttextpid=S0016- 71692010000200001figura1 2.3.2 Haar Wavelet Transform Haar Wavelet Transform adalah salah satu metode transformasi wavelet diskrit yang paling gampang untuk diterapkan. Dikembangkan pada tahun 1910 oleh seorang matematikawan dari Hungaria bernama Alfred Haar. Haar menciptakan fungsi ini untuk memberikan contoh sistem ortonormal pada ruang rumus integral dengan interval [0, 1]. Dalam perkembangan wavelet selanjutnya, secara khusus Haar wavelet juga dikenal sebagai Daubechies wavelet tipe D2. Kekurangan teknis dari Haar wavelet adalah sifatnya yang tidak kontinu sehingga tidak dapat diturunkan akan tetapi Haar wavelet sangat baik diimplementasikan pada analisis sinyal dikarenakan kepekaan terhadap transisi yang terjadi. Maka dari itu Haar wavelet cocok untuk memonitor kesalahan yang terjadi pada mesin. Chui, 1992. Rumus mother wavelet Haar dapat dijabarkan sebagai berikut : { Dan juga rumus scaling Φ t dijabarkan sebagai berikut : { Contoh sederhana teori Haar wavelet , dikutip dari http:www.whydomath.orgnodewavletshwt.html yakni, misalkan ada delapan angka yang hendak anda dikirimkan 100, 200, 44, 50, 20, 20, 4, 2 dikarenakan oleh keterbatasan bandwidth anda hanya dapat mengirimkan empat angka ke teman anda. 2,1 2,2 Universitas Sumatera Utara 20 Maka solusinya adalah dengan menjumlahkan dua angka dan mengambil rata-ratanya. Hasilnya adalah empat angka 150, 47, 20, dan 3. Keempat angka ini dapat merepresentasikan delapan angka sebelumnya. Namun, jika teman anda menerima keempat angka tersebut dia pasti tidak akan dapat mengetahui delapan angka asli yang harus dia ketahui. Dengan begitu anda dapat mengirimkan empat angka lagi ke teman anda agar dia dapat merekonstruksi ulang nilai delapan angka tesebut. Maka dikirimlah empat angka lagi 50, 3, 0, dan -1. Dari empat angka ini teman anda sudah dapat merekontruski ulang nilai delapan angka tersebut dikarenakan empat angka ini merepresentasikan jarak antar angka pasangan. 150 + 50 = 200, 47 + 3 = 50, 20 + 0 = 20, dan 3 + -1 = 2 untuk daftar angka pertama dalam pasangan. 150 - 50 = 100, 47 - 3 = 44, 20 - 0 = 20, dan 3 - -1 = 4 untuk daftar angka kedua dalam pasangan. Sehingga dengan daftar angka 150, 47, 20, 3 dan 50, 3, 0, -1 dapat direkonstruksi ulang daftar angka asli 100, 200, 44, 50, 20, 20, 4, 2. Dari contoh diatas ditemukan rumus transformasi: Untuk melakukan transformasi pada citra dibutuhkan rumus Haar wavelet dalam bentuk matriks. Rumus matriks Haar wavelet adalah sebagai berikut : [ ] [ ] [ ] Dan juga rumus matriks inverse-nya sebagai berikut : 2,3 2,4 Universitas Sumatera Utara 21 [ ] [ ] [ ] Syarat pengaplikasian rumus transformasi Haar wavelet pada citra dengan ukuran M x N dimana M dan N diwajibkan merupakan kelipatan dari angka 2. Dengan menggunakan rumus transformasi Haar wavelet maka akan dihasilkan citra seperti pada gambar 2.9. Citra hasil transformasi Haar wavelet dapat direkonstruksi ulang menjadi citra asli. Gambar 2.9 Haar Wavelet 1D Pada Citra Grayscale Sumber: http:www.whydomath.orgnodewavletshwt.html Pada umumnya, penggunaan Haar Wavelet 1D sangat jarang digunakan karena kelemahannya yang hanya berupa 2 potongan gambar. Rumus Haar Wavelet dapat juga diaplikasikan pada matriks 2-dimensi sehingga dapat dihasilkan citra seperti pada gambar 2.10. 2,5 Universitas Sumatera Utara 22 Gambar 2.10 Haar Wavelet 2D Pada Citra Grayscale Sumber: http:www.whydomath.orgnodewavletshwt.html Pada gambar 2.10 dapat kita lihat ada 4 potongan gambar yang masing-masing dapat dibagi menjadi empat bagian menurut filter sub-bands yang dilaluinya yakni: L = filter Low pass, H = filter High pass, huruf pertama menunjukkan filter pada baris, huruf kedua menjukkan filter pada kolom, dan angka menunjukkan level dekomposisi. Contoh: LH1 berarti filter Low pass diaplikasikan pada baris citra dan filter High pass diaplikasikan pada kolom citra. Keduanya dilakukan dalam 1 level dekomposisi citra. Gambar 2.11 Filter pada Haar Wavelet 2D Universitas Sumatera Utara 23 2.4 Least Significant Bit Penyembunyian data dilakukan dengan mengganti bit-bit data yang tidak terlalu berpengaruh di dalam segmen citra dengan bit-bit data rahasia. Pada susunan bit di dalam sebuah byte 1 byte = 8 bit, ada bit yang paling berarti most significant bit atau MSB dan bit yang paling kurang berarti least significant bit atau LSB. Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna merah, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna merah tersebut secara berarti. Lagi pula, mata manusia tidak dapat membedakan perubahan yang kecil. Desmawati, 2011. Cara kerja metode LSB dalam mengganti bit-bit data dapat dimisalkan segmen pixel-pixel citra sebelum dilakukan penambahan bit-bit pesan rahasia adalah: 01110010 10110010 10100011 10101111 dan misalkan pesan rahasia telah dikonversikan kedalam bilangan biner dan hasilnya adalah 0111. Maka setiap bit dari pesan rahasia akan menggantikan posisi bit terakhir dari segmen pixel-pixel citra menjadi: 01110010 10110011 10100011 10101111 Penyisipan pesan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyisipan secara sekuensial dan secara acak. Penyisipan secara sekuensial pesan tersebut disisipkan dengan utuh sehingga timbul pola teratur disisipkan dengan utuh sehingga timbul pola teratur pada bagian gambar yang telah disisipkan. Penyisipan secara acak pesan tersebut disisipkandengan menyebarkan bit-bit karakter ke seluruh gambar. Desmawati, 2011. Universitas Sumatera Utara 24

2.5 Penelitian Terdahulu