Watermarking Aplikasi Digital Watermarking Pada Citra Menggunakan 2d Haar Wavelet Transformation (2d-Hwt) Dan Least Significant Bit (Lsb)

12 Gambar 2.5 Perbandingan Citra Bitmap dan Citra Vektor Sumber: https:blogs.articulate.comrapid-elearningwhat-you-need-to-know-when- working-with-grouped-clip-art http:alexpenhallurick.weebly.comvector- and-bitmap-images.html

2.2 Watermarking

Watermark merupakan sebuah informasi yang disisipkan pada media lain dengan tujuan melindungi media yang disisipi oleh informasi tersebut dari pembajakan, penyalahgunaan hak cipta, dan sebagainya. Watermarking adalah cara untuk menyisipkan watermark ke dalam media yang ingin dilindungi hak ciptanya Saragih, 2010. Watermarking atau tanda air dapat diartikan sebagai suatu teknik penyisipan dan atau penyembunyian informasi yang bersifat rahasia pada suatu data lainnya untuk “ditumpangi” kadang disebut dengan host data, tetapi orang lain tidak menyadari adanya kehadiran data tambahan pada data host-nya Istilah host digunakan untuk datasinyal digital yang disisipi, sehingga seolah-olah tidak ada perbedaan berarti antara data host sebelum dan sesudah proses watermarking. Di samping itu data yang sudah diberi watermark harus tahan robust terhadap segala perubahan baik secara sengaja maupun tidak, yang bertujuan untuk menghilangkan data watermark yang terdapat di data utamanya. Watermark juga harus tahan terhadap berbagai jenis pengolahanproses digital yang tidak merusak kualitas data yang diberi watermark Ariyus, 2006. Universitas Sumatera Utara 13 Pemberian watermark pada hasil karya cipta mulai marak dengan diperkenalkannya web browser ciptaan Marc Andreessen pada Nopember 1993 dimana para pengguna internet ingin mengunduh gambar, lagu dan video dengan internet. Internet adalah suatu media distribusi digital yang sangat baik dikarenakan harganya yang tidak mahal, mengurangi pergudangan, stok dan pengiriman. Namun karena itu para pemilik hasil karya dapat melihat resiko pembajakan yang semakin tinggi. Pada mulanya digunakan teknik kriptografi dalam memberikan watermark terhadap konten hasil karya namun kriptografi tersebut hanya mampu melindungi konten dari serangan saat pendistribusian barang. Maka dari itu dibutuhkan alternatif ataupun penambahan dari kriptografi yang mampu melindungi konten hasil karya hingga keseluruhan Cox, et al., 2008. Sampai sekarang teknik watermarking masih terus dikembangkan dan akan selalu berkembang dengan seiringnya perkembangan teknologi yang terus diperbaharui. Gambar 2.6 Proses Watermarking Sumber: http:www.slideshare.netmemezztnarziztwatermarking-ni-made-galih-ap- diyah-chandra-ks Teknik watermarking pada citra digital dekat hubungannya dengan Steganografi Steganography yaitu ilmu yang mempelajari tentang penyembunyian pesan. Yang membedakan steganografi dengan watermarking hanyalah perbedaan data yang disembunyikan dimana watermarking menyembunyikan label hak cipta sedangkan steganografi menyembunyikan pesan rahasia. Universitas Sumatera Utara 14 Gambar 2.7 Proses Steganografi http:www.amfastech.com201311a-paper- presentation-on-image.html 2.2.1 Jenis Watermarking Berdasarkan tipe dokumen yang disisipkan watermark, watermarking dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu : 1. Text Watermarking, yaitu penyisipan label pada media teksdokumen. 2. Image Watermarking, yaitu penyisipan label pada media gambarcitra. 3. Audio Watermarking, yaitu penyisipan label pada media suara. 4. Video Watermarking, yaitu penyisipan label pada media video. Berdasarkan persepsi manusia, watermarking dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Visible Watermarking, yaitu penyisipan label yang terlihat oleh indera manusia. 2. Invisible Watermarking, yaitu penyisipan label yang tidak terlihat oleh indera manusia. Universitas Sumatera Utara 15 2.2.2 Karakteristik Utama Watermarking Menurut Durvey, Mohan; Satyarthi, Devshri. 2014 ada beberapa karakteristik utama dari digital watermarking sebagai berikut.  Robustness ketahanan; watermark harus tetap terbaca setelah dilakukan pengolahan pada citra seperti pemotongan, transformasi, kompresi dan sebagainya.  Imperceptibility tidak dapat dipersepsi; hasil citra watermark harus terlihat sama seperti citra aslinya jika dipandang oleh indera manusia. Pengamat tidak akan dapat mengetahui adanya watermark yang disisipkan ke dalam citra.  Security sekuritas; orang yang tidak diizinkan tidak dapat menemukan, mengambil atau mengubah watermark yang telah disisipkan.  Transparency transparansi; transparansi mengacu pada panca indra manusia. Watermark yang transparan tidak menimbulkan kerusakan pada media yang disisipkan.  Capacity kapasitas; kapasitas yang dimaksud adalah berapa banyak informasi yang dapat disisipkan. Dapat juga diartikan sebagai berapa banyak watermark yang dapat ditampung. Karakteristik ini bertolak belakang dengan karakteristik Imperceptibility dan Robustness. 2.2.3 Tujuan Watermarking Menurut Ritonga, 2010, Watermarking sebagai teknik untuk menyisipkan label ke dalam media dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut :  Copyright Protection; yaitu watermarking digunakan sebagai penanda atau pemberi label sebagai bukti otentik kepemilikan suatu hasil karya. Label dapat berupa nama, logo, tanda tangan atau apapun yang dapat dijadikan tanda pengenal hasil karya tersebut. Dengan diberikannya watermark pada hasil karya maka tidak sembarang orang dapat mengaku sebagai pemilik hasil karya tersebut.  Tampering; yaitu watermarking digunakan sebagai alat indicator untuk mengidentifikasi apakah suatu media sudah mengalami perubahan dari aslinya. Universitas Sumatera Utara 16 Jika watermark yang diekstraksi tidak tepat sama dengan watermark asli, maka dapat disimpulkan bahwa media sudah diolah oleh pihak lain dan media tersebut sudah tidak otentik lagi.  Anti counterfeiting watermarking; yaitu watermark yang digunakan untuk mengecek keaslian. Watermark disisipkan saat proses pembuatan media tersebut dan hasilnya dapat terlihat jika media itu dicetak atau discan. Contoh: watermark pada pembuatan uang.  Feature Location; yaitu menggunakan watermark untuk mengidentifikasi isi dari data digital pada lokasi-lokasi tertentu, seperti penamaan objek tertentu dari beberapa objek yang lain pada suatu citra digital.  AnnotationCaption; yaitu menggunakan watermark untuk memberikan keterangan mengenai data digital itu sendiri.  Fingerprinting; yaitu watermarking yang digunakan sebagai penanda dengan tanda yang berbeda-beda untuk setiap distributor media digital. Watermark yang disisipi dianggap sebagai sidik jari Copyright distributor sehingga distributor tidak dapat secara sembarangan menggandakan media digital tersebut dan menjualnya ke pihak lain. Contoh: Seorang pemilik citra asli menemukan citra berwatermarknya disebarkan secara illegal, maka sang pemilik dapat mengetahui distributor mana yang menyebarkan citra tersebut.  Covert Communication; yaitu watermarking yang digunakan sebagai media komunikasi dengan mengirimkan pesan-pesan rahasia kepada orang yang dituju tanpa diketahui oleh pihak yang tidak diinginkan.  Medical Record; yaitu penyisipan watermark dalam catatan medis. Contoh: watermark disisipkan ke dalam foto sinar-X berupa ID pasien dengan maksud untuk memudahkan identifikasi pasien atau untuk menyimpan hasil diagnosis penyakit sang pasien. Universitas Sumatera Utara 17

2.3 Wavelet