Pengolahan dan Analisis Data .1 Pengolahan Data Ukuran Rata-Rata Apikal Akar Gigi-Geligi Posterior Rahang Atas Dengan Sinus Maksilaris Kesimpulan

xxxiv Teknik klasifikasi 3 dan 4 pada radiografi panoramik menunjukkan gambaran sinus yang terproyeksi ke dinding sinus maksilaris. Kedua klasifikasi ini di diukur menggunakan sistem software digital g. Menganalisa data yang diperoleh 3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data Pengolahan data akan dilakukan dengan program komputer

3.7.2 Analisis Data

Data statistik yang diperoleh pada penelitian ini adalah nilai ukuran jarak rata- rata serta klasifikasinya diantara apikal akar gigi P1 sehingga M2 dengan dinding inferior sinus maksilaris.

3.8 Etika penelitian

Mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik. Penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional dengan nomor : 342KOMETFK USU2015 Universitas Sumatera Utara xxxv

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini berjumlah 34 orang yang berumur 20-25 tahun. Pada sampel dilakukan radiografi panoramik di bagian Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

4.1 Ukuran Rata-Rata Apikal Akar Gigi-Geligi Posterior Rahang Atas Dengan Sinus Maksilaris

Hasil pengukuran penelitian ini diperoleh bahwa diantara akar gigi palatal P1 kiri dan kanan, akar palatal P1 kiri telihat lebih terproyeksi kearah dinding sinus maksilaris. Gigi P2 kanan terlihat lebih terproyeki kearah dinding sinus dari P2 kiri. Akar palatal gigi M1 kanan terlihat lebih terproyeksi kearah dinding sinus dan untuk gigi M2 regio kiri terlihat lebih terproyeksi kearah dinding sinus maksilaris. Tabel 1. Jarak rata-rata apikal akar gigi P1, P2, M1, dan M2 kiri dan kanan dengan dinding sinus maksilaris Gigi Akar Regio kiri Regio Kanan Min mm Max mm Mean±Sd mm Min mm Mak mm Mean±Sd mm P1 Palatal -2.6 16.6 3.162±3.64 -1.0 12.2 3.23±2.51 P2 Tunggal -9.7 3.8 1.221±2.64 -7.1 6.9 1.46±2.78 M1 Palatal -8.0 2.7 -4.55±2.59 -10.7 0.5 -4.5±2.16 M2 Palatal -10.6 2.0 -3.92+2.47 -9.5 3.0 -3.5±2.70 Ket.: lambang minus - menunjukkan arah akar yang lebih protrusi kearah sinus maksilaris Berdasarkan tabel diatas terlihat diantara gigi geligi P1, P2, M1 dan M2 didapati bahwa akar palatal gigi M1 regio kiri lebih terproyeksi kearah dinding sinus maksilaris. Universitas Sumatera Utara xxxvi Gambar 10. Jarak apikal gigi dengan dinding sinus maksilaris yang paling dekat terlihat pada apikal akal palatal gigi molar. A-apikal akar palatal molar satu. B-dinding inferior sinus maksilarisC-ukuran jarak rata apikal akar gigi. dokumen pribadi

4.2 Klasifikasi Gigi P1 P2, M1 dan M2 pada Regio Kiri dan Kanan dengan Dinding Sinus Maksilaris

Tabel 2. Klasifikasi gigi P1 P2, M1 dan M2 pada regio kiri Gigi Klasifikasi 1 2 3 n n n N P1 21 61.8 7 20.6 5 14.7 1 2.9 P2 14 41.2 4 11.8 12 35.3 4 11.8 M1 1 2.9 1 2.9 32 94.1 M2 1 2.9 33 97.1 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa akar palatal gigi P1 dan akar gigi P2 memiliki klasifikasi 0 paling banyak yaitu 61,8 dan 41,2. Akar palatal gigi M1 A B C A B C -5mm -3.2mm Universitas Sumatera Utara xxxvii dan M2 dapat dilihat bahwa klasifikasi 3 adalah terbanyak dengan persentase 94.1 dan 91.2. Pada keempat gigi ini dapat dilihat bahwa akar palatal gigi M1 yang paling protrusi ke sinus maksilaris. Tabel 3. Klasifikasi gigi P1, P2, M1 dan M2 regio kanan Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa akar palatal gigi P1 memilik klasifikasi 0 yang terbanyak yaitu, 73.5, akar gigi P2 memiliki klasifikasi 2 yang terbanyak dengan 38,2. Akar palatal gigi M1 dan M2 memiliki klasifikasi 3, yang terbanyak dengan 97.1 dan 91,2. Pada tabel dapat dilihat bahwa akar palatal gigi M1 juga merupakan gigi yang paling protursi. Gigi Klasifikasi 1 2 3 n n N n P1 25 73.5 6 17.6 1 2.9 2 5.9 P2 8 23.5 7 20.6 13 38.2 6 17.6 M1 1 2.9 33 97.1 M2 3 8.8 33 91.2 Universitas Sumatera Utara xxxviii

BAB 5 PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknikpurposive samplingdan jumlah sampel yang diperoleh yang memenuhi kriteria inklusi adalah 34 orang. Peneliti memilih melakukan pengukuran dari akar palatal kearah sinus maksilaris karenapada penelitian ini hasil radiografi panoramik digital dua dimensi yang diteliti gambaran akar distobukal dan akar mesiobukal umumnya sering terlihat superimpose dengan akar palatal yang berada dibelakangnya sehingga sulit diidentifikasi titik tertinggi apikal dan penelitian terdahulu yang dilakukan Vyas.s dkk menyatakan akar gigi M1 dan M2 memiliki jarak yang sangat dekat dengan dinding sinus maksilaris 40 kasus, dimana akar palatal berada lebih dekat dengan dinding sinus maksilarisdaripada palatum pada20 kasus Pada penelitian ini diperoleh bahwa pada regiokiri akar palatal gigi M1- 4.556mm berada pada posisi yang paling dekat dengan sinus maksilaris diikuti dengan akar palatal gigi M2-3.926 mm dan seterusnya akar gigi P2 1.221 mm. Akar palatal gigi P1 3.162mm berada posisi yang paling jauh dengan sinus maksilaris. Pada regio kanan pula akar palatal gigi M1 -4.512 mm berposisi paling dekat dengan antrum diikuti dengan akar palatal gigi M2 -3.494 mm, kemudian akar gigi P2 1.462 mm dan diikuti dengan akar palatal gigi P1 3.232mm. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa akar palatal gigi molar M1 regio kanan -4.556mm dan kiri -4.512mm yang memiliki jarak paling dekat dengan sinus maksilaris. Gigi P1 kiri 3.162mm dan kanan 3.232mm memiliki jarak yang paling jauh dengan sinus maksilaris.Hasil penelitian ini berbedadengan peneliti Zainab AH dkk yang menyatakan bahwa apikal akar mesiobukal M2 yang terdekat dengan sinusmaksilaris. 5 Zainab AH dkk menggunakan radiografi spiral CT-SCAN dan akar yang dipilih sebagai patukan untuk mengukur jarak diantara akar gigi dan sinus Universitas Sumatera Utara xxxix maksilaris juga berbeda sehingga terdapat perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini. 5 Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hamidreza dkk2015 yang menggunakan radiografi panoramik menyatakan bahwa gigi M1 memiliki jarak yang lebih dekat dengan gigi yang lain berbanding gigi M2. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Eberhardt dkk, dan Pagin dkk serta Huang dkk menyatakan bahwaposisi akargigi M1 lebih sering memiliki resiko terprotrusi ke dalam sinus maksilaris dibandingkan gigi-geligi posterior yang lain. 27 Hal ini juga didukung olehpeneliti Andrea Didilesu dkk yang menggunakan CT-scan menyatakan bahwa P1 berada paling jauh dengan sinus maksilaris dan gigi dan paling dekat adalah gigi M1. 1 Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitianterdahulu dimana akar palatal gigi M1 yang telihat paling paling protrusi kedalam rongga sinus maksilaris dan diperoleh bahwa gigi P1 terlihat paling jauh dari lantai sinus maksilaris.Secara anatomis gigi geligi yang paling dekat dengan sinus maksilaris adalah M1 diikuti dengan M2,P2 dan P1. 1 Hal ini mungkin disebabkan oleh variasi kedalaman sinus maksilaris yang berhubungan dengan dimensi pembesaran sinus, ukuran, tahap dan derajat pneumatisasi disertai dengan kedekatan apikal lateral gigi dengan dinding sinus dan berakhir dengan erupsi sempurna gigi M3, 9 yang menujukkan kedekatan gigi geligi posterior dengan sinus maksilaris. 3,1 Hasil penelitian ini memperlihatkanbahwa akar palatal gigi M1 kiri dan kanan, memiliki klasifikasi 3 dengan94.1. Akar palatal M2 kiri dan kanan memiliki klasifikasi 3 dengan 91.2 pada kedua regio.Akar gigi P2 kiri memiliki klasifikasi 0 41.2 manakala pada regio kanan berklasifikasi 2 dengan persentase 38.2.Akar P1 kiri dan kanan memiliki klasifikasi 0 dengan 61.8 pada regio kiri dan 73.5 pada regio kanan karena sehingga dapat dilihat bahwa akar gigi P1 berada paling jauh dari sinus maksilaris.Pada penelitian ini didapati bahwa akar palatal M1 paling terproyeksi kedalam rongga sinus maksilaris dan akar palatal gigi P1 tidak bersentuhan dengan batasan kortisol sinus maksilaris Universitas Sumatera Utara xl Menurut Hamidreza dkk 2013 evaluasi hubungan juga menunjukkan bahwa hubungan yang paling sering diamati pada gigi molar pertama adalah klasifikasi 3 yang menunjukkan bahwa akar palatal terproyeksi kearah sinus maksilaris. 27 Menurut penelitian Zainab dkk bahwa gigi M2 memiliki klasifikasi 3, dan akar palatal P1 paling banyak memiliki klasifikasi 1. Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Penelitian ini menunjukkan jarak diantara sinus maksilaris dan apikal akar gigi pada regio kanan dan kiri rahang atas tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, demikian juga dalam hal klasifikasi pada regio kanan dan kiri. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh V.Nimigean dkk 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan yang dijumpai secara statistik pada regio kiri dan kanan. Penelitian Obha dkk 2001 juga menyatakan secara statistik tiada perbedaan yang signifikan yang dijumpai pada regio kiri dan kanan. 3 Hubungan anatomi diantara apikal akar gigi-geligi posterior dengan sinus maksilaris sangat kompleks, karena perluasan sinus yang bervariasi. Hubungan antara apikal akar gigi dan dinding sinus maksilaris penting untuk membantu mendiagnosa dan rencana perawatan kedokteran gigi, diantaranya pada tindakan endodontik dan bedah pada regio maksila. Hubungan antrum dan gigi ini dapat terganggu sewaktu melakukan pencabutan gigi,implan gigi diregio posterior rahang atas. 5 Universitas Sumatera Utara xli

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut a Jarak rata-rata apikal akar palatal P1 kiri adalahP1 rahang atas kiri 3.162mm dan kanan 3.23mm, akar P2 rahang atas kiri 1.221mm dan kanan 1.46mm, M1 rahang atas kiri -4.55mm dan kanan -4.5mmakar palatal M2 rahang atas kiri -3.92mm dan kanan -3.5mm b Posisi akar palatal gigi berada paling dekat M1 rahang atas kiri -4.55mm dan kanan -4.5mmdengan sinus maksilaris dan diikuti akargigi P1 rahang atas kiri 3.162mm dan kanan 3.23mm berada pada jarak yang paling jauh dengan sinus maksilaris. c Pada gigi M1 kiri dan M2 memilikiklasifikasi 3 yang paling banyak , pada gigi P2 klasifikasi 0 dan 1 adalah yang paling banyak dan gigi P1 memiliki klasifikasi 0 yang paling banyak.

6.2 Saran