xxix
pencabutan gigi pada bagian posterior maksila, kecuali M34 Pernah atau sedang mengalami sinusitis. 5Sedang melakukan perawatan ortodontik
3.3.4 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus:
n = Za
2
.S d
2
n =
1.96
2
0.55 0, 2
2
n = 52.822 n = 53 sampel
Keterangan: Dengan ketentuan:
n : besar sampel
Za : Deviasi baku alfa = 5 Za = 1, 96
d : absolute precision = 20 = 0,2
S : standard deviasi penelitian sebelumnya = 0, 55
28
Jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 53 orang namun sampel yang diperoleh adalah sebesar 34 orang karena metode penelitian yang
digunakan adalah purposive sampling.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Rahang atas dan rahang bawah mahasiswa b. Variabel terkendali: suku India dan usia
Universitas Sumatera Utara
xxx
c. Variabel terikat: Jarak rata-rata apikal akar gigi posterior maksila dengan dinding inferior sinus maksilaris dilihat dari radiograf panoramik.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel- variabel tersebut adalah:
Variabel Definisi
Operasional Skala
Alat Ukur Hasil Pengukuran
Jarak sinus
maksilars dari apikal
akar gigi P1 - M2
Ukuran vertikal linear yang
diukur pada radiograf
panoramik. Numerik Komputer
• Sebuah garis lurus
vertikal radiograf yang telah ditarik
dari puncak tertinggi apikal akar gigi
kearah dinding inferior sinus
maksilaris pada radiograf dan diukur
secara komputerisasi •
Cara pengukuran ini digunakan untuk
mengukur gigi geligi P1, P2, M1, M2
Radiografi panoramik
digital Radiografi
ekstraoral yang memperlihatkan
struktur tulang dan gigi pada
rahang atas dan rahang bawah
secara keseluruhan
Komputer •
Radiografi ekstra oral dilakukan
di Unit Radiologi FKG
USU. •
Pengukuran pada gambaran radiografi
diperoleh dengan melakukan
Universitas Sumatera Utara
xxxi
magnifikasi pada computer namun
ukuran yang diperoleh tetap sama
dengan yang sebenarnya.
Gigi- geligi
posterior rahang
atas dan sinus
maksilaris Hasil radiograf
gigi geligi rahang atas kiri
dan kanan posterior dan
sinus maksilaris.
Pengambilan radiograf dalam
keadaan rahang terbukamenggi
git bite block Numerik
mm Digital
panoramik Melihat jarak diantara gigi
geligi posterior kiri dan kanan rahang atas dengan
sinus maksilaris.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Pesawat radiografi Orthopantomograph OP200 D Oktober 2012 b.
Komputer LG c.
Alat tulis d.
Apron
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Lembar pencatatan
Universitas Sumatera Utara
xxxii
3.6 Prosedur Penelitian
a. Pengumpulan sampel dilakukan dengan pengisian kuesioner dan informed concent
oleh responden b. Sampel yang diperoleh melakukan pemeriksaan radiografi di unit
radiologiKedokteran Gigi RSGMP FKG USU. Pengambilan radiografi dilakukan dengan mesin radiografi panaromik digital.
c. Melakukan pengukuran jarak diantara apikal akar gigi dan dinding inferior sinus maksilaris
• Membuka softwareCliniview versi 10.1.2 dan tekansearch
untuk membuka foto panoramik yang ingin dibuka •
Tekan image dan create copy untuk menghasilkan salinan foto panoramik yang sama dengan aslinya
• Tekan contrast, brightness dan zoom untuk memperbesar
radiograf supaya lebih jelas dan terang •
Tekan measurement lineuntuk membuat garis lurus vertikal di bagian
• Hasil pengukuran radiograf panoramik akan keluar dengan
otomatis
Gambar 8. Cara pengukuran jarak apikal gigi posterior ke
Dindinginferor sinus maksilaris, A garis yang ditarik sejajar dengan titik tertinggi dari
akar B garis yang ditari sejajar dengan titik serendah dari dinding sinus maksilaris, C
9
Universitas Sumatera Utara
xxxiii
Gambar 9. Pengukuran jarak apikal akar gigi posterior
dengan dinding sinus maskilaris dokumen pribadi
d. Melakukan hal yang sama pada setiap radiograf panoramik dan di catat oleh peneliti
e. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan radiologis
f. Meneliti klasifikasi jarak sinus maksilaris dengan gigi-geligi posterior,
menuruk Kwak dkk,
5
2004: Klasifikasi 0: Akar tidak bersentuhan dengan perbatasan kortikal sinus
maksilaris. Klasifikasi 1: Lantai sinus maksilaris inferior melengkung, akar gigi
berkontak dengan perbatasan kortikal sinus maksilaris. Klasifikasi 2: Lantai sinus maksilaris inferior melengkung. Akar secara
lateral terproyeksi pada rongga sinus tetapi puncaknya adalah di luar batas sinus.
Klasifikasi 3: Lantai sinus maksilaris inferior melengkung, apikal akar terproyeksi di rongga sinus.
Klasifikasi 4: Lantai sinus maksilaris superior membungkus sebagian atau seluruh akar gigi
Universitas Sumatera Utara
xxxiv
Teknik klasifikasi 3 dan 4 pada radiografi panoramik menunjukkan gambaran sinus yang terproyeksi ke dinding sinus maksilaris. Kedua
klasifikasi ini di diukur menggunakan sistem software digital g. Menganalisa data yang diperoleh
3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data