commit to user
Menurut Assauri
2002:260 bahwa
publisitas mempunyai sifat sebagai berikut :
1 Tingkat kebenaran atau kepercayaan yang tinggi Pemberitaan publisitas yang diberikan kepada
masyarakat, dianggap sebagai sesuatu yang benar dan dapat lebih percaya dari pada apabila berita-berita tersebut
dikeluarkan dengan
seponsor dari
penjual, sebab
pemberitaannya tidak bersifat memihak. 2 Tidak didasari adanya maksud promosi yang sebenarnya
Melalui publisitas dapat dicapai calon pembeli yang potensial, yang pada umumnya menyangsikan bujukan
atau rayuan dari iklan-iklan maupun pramuniaga. Hal ini karena pesan yang disampaikan kepada konsumen melalui
publisitas adalah dalam bentuk berita dan bukan sebagai maksud penjual.
3 Mendramatisir Seperti advertensi, publisitas juga mempunyai
kemampuan untuk menggambarkan produk atau jasa perusahaan dalam bentuk cerita yang jelas.
d. Personal Selling
Personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya
commit to user
Gitosudarmo, 1999:239. Menurut Swastha dan Irwan 2005:350, penjualan tatap muka personal selling adalah
sebagai presentasi lisan dalam satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam tatap muka antara pembeli dan penjual harus bertemu langsung agar setiap
individu bisa mengkomunikasikan ide-ide mereka sehingga jauh dari resiko kesalah pahaman dan akan membawa mereka ke
proses pertukaran yang saling menguntungkan. Personal selling merupakan alat promosi yang sifatnya
secara lisan, baik kepada seseorang maupun lebih calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan terjadinya transaksi
pembelian yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan menggunakan manusia sebagai alat promosinya.
Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi dua arah sehingga penjual dapat langsung
memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan pendapat komsumen. Penyampaian berita atau proses
komunikasi dapat dilakukan dengan sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan situasi yang ada.
Adapun fungsi dari personal selling menurut Fandy Tjiptono 2007:224, adalah :
commit to user
1 Mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka Prospecting
2 Mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli Targeting
3 Memberi info mengenai produk perusahaan kepada pelanggan Communicating
4 Mendekati, memprestasikan, mengatasi, penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan Selling
5 Memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan Servicing
6 Melakukan riset dan intelejen pasar Informating gathering 7 Menentukan pelanggan yang akan dituju Allocating
Penjualan personal adalah alat yang paling efektif-biaya pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam
membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli Fandy Tjiptono,2007:224. Penjualan personal, memiliki tiga ciri
khusus: 1 Konfrontasi Personal : Penjualan personal mencakup
hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang
atau lebih.
Masing-masing pihak
dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat.
commit to user
2 Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan
sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik.
3 Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga.
Sedangkan prinsip-prinsip personal selling menurut Fandy Tjiptono 2007:224, disebutkan bahwa untuk melakukan
personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1 Salesmanship Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan
menguasai seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan
prestasi dan
demonstrasi, mengatasi
penolakan pelanggan dan mendorong pembeli. 2 Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-syarat penjualan.
3 Relationship Penjual harus tahu cara membina dan memelihara
hubungan baik dengan para pelanggan.
commit to user
BAB III PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan
Jamu “ Gujati” pada awalnya dipasarkan dengan nama jamu “Gunung Jati”, sesuai dengan nama perusahaan yaitu Perusahaan
Jamu PJ Gunung Jati, yang didirikan pada tanggal 22 Desember 1989 di daerah Cirebon. Kepemilikan perusahaan adalah oleh Bp.
Muhammad Gafar dan Ibu Rahmawati. Pada saat itu perusahaan ini beroperasi sebagaimana layaknya suatu usaha “home industry” dengan
beberapa karyawan dan daerah pemasaran yang terbatas pada Jabotabek saja.
Untuk menghindari kesan kedaerahan dalam hal ini Cirebon, maka kemudian nama Gunung Jati dirubah dengan menyingkatnya
menjadi “Gujati 59”. Angka 59 diambil dari nomor rumah tempat domisili pabrik saat itu. Pada tanggal 12 Agustus 1996 Gujati 59 diambil alih oleh
Pemegang saham yaitu Bp. DR. Ibrahim Hasan dan Bp. Tony K Indranada. Dan saat itu Gujati 59 merubah bentuk perusahaan menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT GUJATI 59 UTAMA. Selanjutnya, Pemegang saham PT GUJATI 59 UTAMA bertambah yaitu Bp. Ir. A.
Agung Shusena yang saat ini dipercaya sebagai Direktur Gujati 59.