Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Administrasi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Kepangkatan Sampai Tahun 2010
No. Pangkat
Golongan Jumlah
1 Pembina Tingkat I
IVb 1 orang
2 Penata Tingkat I
IIId 6 orang
3 Penata
IIIc 4 orang
4 Penata Muda Tingkat I
IIIb 6 orang
5 Pengatur Tingkat I
IId 2 orang
6 Pengatur
IIc 1 orang
7 Pengatur Muda
IIa 15 orang
8 Juru
Ic 2 orang
9 Juru Muda
Ia 1 orang
Jumlah 38 orang
Sumber: Bagian Tata Usaha FE-USU
Tabel 2.3. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Tahun 2010 PENDIDIKAN
JUMLAH S2
3 orang S1
20 orang Diploma III
2 orang SMA
11 orang SMP
1 orang SD
1 orang
Jumlah 38 orang
Sumber: Bagian Tata Usaha FE-USU
F. Rencana Kegiatan
Untuk mencapai program kerja dan rencana kerja Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menyusun beberapa langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan proses belajar mengajar, silabus metode dan alat yang digunakan
dapat ditingkatkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Jumlah lulusan meningkat dan diharapkan lulus tepat waktu, serta indeks
prestasi lebih baik 3.
Melakukan inovasi database Mahasiswa, Kartu Rencana Mahasiswa, Kartu Hasil Studi, jadwal kuliah, jadwal ujian mid semester dan jadwal ujian
Semester telah terprogram. 4.
Memperbaiki ruang kuliah Mahasiswa dan Dosen serta Departemen, ruang baca.
5. Meningkatnya kompetensi Mahasiswa, setiap penerimaan mahasiswa baru
diadakan kepemimpinan mahasiswa untuk kegiatan perkenalan dengan mahasiswa baru.
6. Dosen muda diwajibkan untuk mengikuti Program Pekerti, Applied Approach,
Workshop, Seminar, Lokakarya. 7.
Mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa harus sesuai dengan kurikulum dan harus ada rumpun ilmunya.
8. Membantu proses kenaikan pangkat dan jabatan Dosen.
9. Melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat yang harus dirapatkan
oleh departemen. 10.
Memberi dorongan kepada Dosen muda untuk melanjutkan program studi S2 dan S3 baik di Dalam maupun di Luar Negeri.
11. Meningkatkan jumlah mahasiswa yang diterima.
Universitas Sumatera Utara
12. Meningkatnya kegiatan Seminar, Lokakarya, Kuliah umum yang diadakan
Pimpinan Fakultas. 13.
Memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan MagangPraktek Kerja Lapangan agar dapat menghasilkan lulusan mahasiswa
yang berkualitas. 14.
Departemen menyiapkan borang, laporan evaluasi diri per semester, untuk meningkatkan nilai Akreditasi masing-masing departemen yang lebih baik.
15. Dengan adanya kerja sama pihak Fakultas dengan Instansi luar maka beasiswa
yang diterima Mahasiswa dapat bertambah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TOPIK PENELITIAN
A. Pengertian SWOT
SWOT adalah kependekan dari Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats, yang berarti pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan secara internal
dari suatu usaha serta kesempatan dan ancaman yang dating dari lingkungan sekitar yang dijalankan.
Secara lebih lengkap pengertian SWOT setiap bagiannya dapat dilihat sebagai berikut :
a. Strengths kekuatan adalah segala sesuatu yang bagus atau suatu
karakteristik yang memiliki kapabilitas penting. Kekuatan itu dapat berupa keahlian skill, keumggulankompetensi inti core competence, sumber daya
kemampuan bersaing, teknologi superior, dan lain-lain. Dengan kekuatan yang dimiliki organisasi, maka organisasi akan dapat memanfaatkannya dengan
efektif dan efisien. b.
Weakness kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan,
atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan, jadi diharapkan dapat memotivasi organisasi.
c. Opportunities peluang adalah yang ada organisasi harus mengambilnya
lebih cepat dari para pesaing yang mulai mengincarnya. d.
Threats ancaman untuk fakultas merupakan situasi utama yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan fakultas.
Universitas Sumatera Utara
B. Perkembangan Lingkungan Strategis Untuk merespon secara efektif perubahan dalam lingkungannya, organisasi
harus terus mencermati lingkungan eksternal dan internalnya. Dalam bahasa Yogi Berra, mereka harus mengamati watch. Tetapi mereka juga harus menafsirkan
apa yang dilihat. Wechsler dan Backoff 1987 menyarankan bahwa setiap organisasi harus mengelola ketegangan di antara kapasitas dan tujuannya,
sehubungan dengan peluang dan ancaman yang dihadapinya. Analisis SWOT memperjelas sifat ketegangan ini dengan cara menjajarkan dua dimensi pokok:
baik kekuatan dan peluang dan buruk kelemahan dan Ancaman R. W. Backoff, komunikasi pribadi, 1985.
1. Pengembangan pendidikan tidak dapat terlepas dari perkembangan
lingkungan strategis, sebab pendidikan harus tanggap terhadap kebutuhan lingkungannya. Poses pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungan strategis, khususnya dalam menangkap peluang yang ada dan mengantisipasi kendala yang mungkin timbul, sedangkan
lingkungan itu sendiri merupakan materi pendidikan yang harus diajarkan kepada peserta didik. Perkembangan lingkungan strategis berubah dengan
cepat yang tidak mudah dunia pendidikan dapat mengikuti, dihadapkan pada masalah perubahan kurikulum, penyediaan tenaga pendidik, sarana
prasarana pendidikan dan lain-lain. 2. Lingkungan Strategis Global
a. Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Komunikasi dan
Informasi
Universitas Sumatera Utara
Dewasa ini berbagai perkembangan dan kemajuan pesat akan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan informasi menyebabkan
perubahan besar di berbagai aspek dan bidang kehidupan manusia. Kondisi ini mau tidak mau dan suka atau tidak suka mengharuskan
mahasiswai untuk mengikuti dan berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan tersebut yang berarti akan menjadi semakin
kompleks dan persaingan akan semakin ketat. Menjelang berakhirnya abad 20 ditandai dengan pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Komunikasi Informasi menjadi cirri kehidupan manusia dan yang paling menyolok adalah bidang informasi. Media komunikasi yang
berkembang membuat arus informasi itu dapat dengan cepat mencapai setiap tempat di dunia ini, menembus batas antar Negara.
b. Globalisasi Pendidikan Globalisasi juga merambah dunia pendidikan baik menyangkut kurikulum
maupun peluang untuk mengikuti pendidikan. Sasaran pendidikan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik suatu Negara tetapi sudah
diarahkan kepada kebutuhan globalisasi untuk mengantisipasi “era keterbukaan”, dimana tenaga kerja sudah dengan mudah melintasi batas-
batas Negara. Peluang untuk mengikuti pendidikan tinggi di dunia ini semakin banyak pilihan. Bahkan lembaga-lembaga pendidikan domestik
maupun asing sudah mulai bergerak mendekati calon peserta didik dengan memanfaatkan kemampuan promosi masing-masing, yang juga tidak
Universitas Sumatera Utara
jarang terjadi pemberian gelar tanpa memperhatikan proses belajar mengajar yang semestinya.
3. Lingkungan Strategis Nasional a. Krisis Moneter, disusul dengan krisis ekonomi dan berlanjut sampai pada
krisis multidimensional yang sampai saat ini belum berakhir berdampak buruk terhadap dunia pendidikan terutama terkait dengan pendanaan dan
menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Upaya-upaya komersialisasi pendidikan nampaknya makin dapat
ditoleransi oleh masyarakat, karena tanpa dukungan dana yang kuat agaknya sulit mengejar mutu yang baik.
b. Masyarakat menempatkan gelar kesarjanaan hanya sebagai status sosial, tidak menghargai kesesuaian hasil kerja dengan gelar kesarjanaan.
Berbeda dengan masa lalu dimana tidak jarang diketemukan orang tanpa gelar namun menunjukkan kemampuan bahwa ia cukup banyak belajar
terpelajar.
C. Analisis SWOT Dalam Kebijakan Pendidikan di Era Globalisasi