5.5 Gambaran Kejadian Prematur Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan ANC
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 63 kasus kelahiran prematur di RSUP H. Adam Malik tahun 2007 sebanyak, 9 orang 14,3 melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 kali, 23 orang 36,5 melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali, 19 orang 30,2 melakukan pemeriksaan kehamilan 3 kali, 4 orang 6,3 melakukan
pemeriksaan kehamilan 4 kali dan 8 orang 12,7 melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali.
Menurut Tobing 1999 perawatan antenatal yang adekuat diyakini dapat memberikan hasil luaran persalinan yang baik, termasuk menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak dan juga mengurangi risiko kelahiran prematur maupun berat badan lahir rendah 2.500 gram dan dapat menghasilkan
luaran kehamilan dan persalinan serta proses tumbuh kembang janin yang baik dan prima. Selain itu dengan perawatan antenatal yang adekuat dapat dilakukan
penanganan yang tepat sedini mungkin yaitu sejak kehamilan mulai.
5.6 Gambaran Kejadian Prematur Berdasarkan Riwayat Obstetrik
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 63 kasus kelahiran prematur di RSUP H. Adam Malik tahun 2007 sebanyak, 20 orang 31,7 mempunyai riwayat buruk
dan 43 orang 68,3 mempunyai riwayat baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi 2005 bahwa kelahiran bayi prematur terbanyak pada wanita dengan riwayat
baik tidak pernah prematur maupun abortus yaitu 80,9. Hal ini mungkin disebabkan karena upaya peningkatan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh
ibu yang memiliki riwayat prematur ataupun abortus sebelumnya sehingga terjadinya
Universitas Sumatera Utara
masalah kesehatan ataupun komplikasi kehamilan dapat dicegah dan diatasi yang dapat memicu terjadinya kelahiran prematur. Selain itu kecenderungan wanita yang
memiliki riwayat baik lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki riwayat buruk karena kebanyakan wanita yang melahirkan merupakan paritas
pertama. Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa riwayat obstetrik buruk banyak terdapat
pada usia reproduksi sehat 20-35 tahun. Riwayat obstetrik akan berpengaruh pada kehamilan berikutnya dimana seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur
akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan prematur pada kehamilan berikutnya Medicastore, 2008. Sedangkan wanita dengan riwayat abortus
mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang dan berat badan lahir rendah Ningrum dkk, 2004. Hal ini terjadi karena pada usia
tersebut merupakan usia paling banyak wanita melahirkan dibandingkan dengan usia reproduksi kurang sehat 20 dan 35 tahun.
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa riwayat obstetrik buruk terbanyak pada ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 2 kali dan terkecil pada ibu
yang melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali. Pemeriksaan kehamilan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan yang teratur minimal 4 kali dapat memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga
dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan sehingga dengan Kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga kemungkinan untuk mengalami riwayat obstetrik yang buruk dapat dicegah Manuaba, 1998.
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa riwayat obstetrik buruk terbanyak pada ibu yang jarak kehamilannya kurang dari 24 bulan 44,4. Jarak kehamilan yang
terlalu pendek dapat mempengaruhi kesehatan ibu sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada saat hamil. Hal ini disebabkan karena dengan jarak
kehamilan yang terlalu pendek akan sangat berbahaya, karena organ-organ reproduksi belum kembali ke kondisi semula. Selain, kondisi energi si ibu juga belum
memungkinkan untuk menerima kehamilan berikutnya dan keadaan gizi ibu yang belum prima ini membuat gizi janinnya juga sedikit, hingga pertumbuhan janinnya
tak memadai atau terhambat Mulatsih, 2006. Oleh karena itu kemungkinan untuk mengalami masalah pada saat hamil semakin besar sehingga kemungkinan
mengalami riwayat obstetrik buruk juga semakin besar. Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa riwayat obstetrik buruk terbanyak pada
ibu yang memiliki paritas 1 dan 3. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada paritas 3 kemungkinan untuk mengalami riwayat obstetrik buruk juga semakin meningkat
dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas kecil karena dengan bertambahnya paritas maka kondisi kesehatan reproduksi juga semakin berkurang. Sedangkan pada
paritas 1 kemungkinan terjadinya riwayat obstetrik yang buruk terjadi karena kurang siap nya ibu secara fisik maupun psikis dalam menerima kehamilan pertama.
Universitas Sumatera Utara
5.7 Gambaran Kejadian Prematur Berdasarkan Kehamilan Kembar