III. BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa Instansi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Ins. P2TP, Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi
Sumatera Utara, dengan ketinggian 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan musim hujan sejak bulan Februari – Juni 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih varietas IR 64 V
1
sebagai kontrol, Ciherang V
2
, Cigeulis V
3
, Cibogo V
4
, Inpari I V
5
, Widas V
6
, Mekongga V
7
, Gilirang V
8
, Inpari IV V
9
, Varietas Lukulo V
10
, pupuk kandang, urea, SP 36, KCl. Alat yang digunakan adalah cangkul, ember 26 l, timbangan, mistar, sabit bergerigi,
plastik, karet gelang, kayu label, ajir bambu, amplop kertas, tabung reaksi ukuran diameter 1 cm dan panjang 15 cm, pinset, kuas, kaca pembesar, mikroskop, ember dan alat-alat tulis.
Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK non Faktorial dan diulangan sebanyak 3 kali, terdiri dari 10 varietas serta sebagai pembanding adalah varietas IR 64.
Kesepuluh varietas tersebut ditanam 3 tanaman pada setiap ember ukuran 26 l. dan diulang sebanyak tiga kali. Setiap ember, diambil sampel tanaman secara acak sebanyak 1 tanaman,
sehingga dari 30 ember, percobaan diperoleh sebanyak 30 tanaman sampel. Denah petak percobaan dapat dilihat pada Lampiran 9
Universitas Sumatera Utara
Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh masing–masing perlakuan yang diuji digunakan analisis ragam ANOVA dengan persamaan sebagai berikut :
Y
ij
= µ + τ
i
+ β
j
+ Є
ij
Dimana : Y
ij
= Nilai pengamatan dari perlakuan ke – i dalam kelompok ke - j µ
= Nilai tengah populasi τ
i
= Pengaruh adiftif dari perlakuan ke - i β
j
= Pengaruh adiftif dari kelompok ke - j Є
ij
= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke – i pada kelompok ke - j Selanjutnya untuk melihat beda rataan antara taraf pada masing–masing perlakuan yang
minimal berpengaruh nyata hasil anova data uji dengan Uji Beda Nyata Jarak Ganda Duncan UJGD
Pelaksanaan Penelitian
Pengisian Tanah pada Media Tanam
Siapkan 30 ember ukuran 26 l dan tanah bagian topsoil yang telah dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Tanah tersebut dimasukan ke dalam ember sebanyak ¾
bagian, dengan menggunakan cangkul. Selanjutnya ember disusun dengan 1 baris sebanyak 10 ember dan dibuat dengan 3 baris. Jarak antar varietas 20 cm dan jarak antar ulangan 25 cm.
Universitas Sumatera Utara
Persemaian dan Penanaman
Benih direndam dalam air larutan garam 3, kemudian dipisahkan benih bernas dari yang hampa. Untuk mencegah penyakit busuk daun blast, sebelum benih ditabur terlebih dahulu
dicampur dengan fungisida, dengan dosis 8 gkg benih Kemudian disebar sebanyak 20 benihember untuk satu varietas. Ketika bibit berdaun 2 - 3 atau berumur 1 - 15 hari tanaman
disiangi, dan sisakan 3 batang tanamanember, di tiap ember di airi 1 cm
3
. Media tanam disusun sesuai dengan Lampiran 6, seminggu kemudian diberikan pupuk urea, SP35, KCl dengan dosis
masing-masing 10 g m
2
.
Pemeliharaan
Pencegahan hama dan penyakit dilakukan secara intensif pada perlakuan benih. Untuk pengendalian gulma dilakukan 2 minggu sekali dari persemaian hingga panen. Pada umur
tanaman 2 minggu setelah tanam maka diberikan perlakuan pemupukan sampai panen dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan indikator warna daun.
Pengaturan Air
Ke dalam ember terus diberi air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan saat inokulasi hama, air diberikan secukupnya sehingga kondisi macak-macak.
Pemupukan
Pemupukan Urea dilakukan 3 kali dengan dosis 10 grember yang diberikan masing– masing pada umur 7 hst, 21 hst dan 42 hst. Pemberian SP 36 dan KCl diberikan bersama Urea
pada tahap kedua dengan didasarkan pada alat indikator daun dengan Rekomendasi jenis pupuk dan dosis pemupukan Lampiran 23.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan Tanaman Sampel
Tanaman yang digunakan sebagai sampel ditetapkan dengan menandai 1 tanaman dalam setiap ember secara acak, sehingga jumlah sampel didapatkan sebanyak 30 sampel.
Inokulasi Larva Penggerek Batang Padi Putih ke Tanaman Uji
Larva instar 1 yang berasal dari lapangan diambil kemudian diinokulasikan dengan cara memasukkan 5 ekor ke bagian pangkal daun dekat batang, pada saat tanaman berumur 6 mst
dilakukan pengamatan sundep dan 9 mst untuk pengamatan beluk. Pengamatan dilakukan pada saat 2 minggu setelah inokulasi dan skoring ketahanan dihitung berdasarkan persentase intensitas
serangan.
Peubah Amatan Tinggi Tanaman cm
Tinggi tanaman diukur dengan alat meteran mulai dari permukan tanah sampai ujung daun tertinggi setelah diluruskan pengukuran dilakukan umur 2 mst, 4 mst, 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst
yang diamati dari 1 tanamanember.
Diameter Batang
Diameter batang tanaman diukur dengan alat jangka sorong pengukuran dilakukan umur 2 mst, 4 mst, 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst yang diamati dari 1 tanamanember.
Jumlah Anakan Perumpun Batang
Jumlah anakanrumpun dihitung dari tiap rumpun yang ditetapkan sebagai sampel, dengan cara menghitung semua jumlah batang dikurangi dua batang. Penghitungan jumlah
anakanrumpun dilakukan pada umur 2 mst, 4 mst, 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst.
Universitas Sumatera Utara
Umur Keluar Malai
Umur keluar malai yaitu jumlah hari sejak sebar sampai saat 50 dari tanaman dalam petak percobaan malai sudah keluar.
Jumlah Malairumpun
Dihitung pada umur 50 hst, 60 hst, 70 hst, 80 hst, 90 hst dan 100 hst dengan cara menghitung seluruh jumlah malai yang sudah keluar kecuali yang masih terbungkus di batang.
Umur Panen
Umur panen yaitu jumlah hari sejak sebar sampai saat 80 dari tanaman dalam petak percobaan siap panen.
Jumlah Gabah Berisi Permalai Butir
Dihitung pada waktu panen dari masing–masing sampel. Caranya dengan merontokan gabah dari masing–masing tangkai malai.
Persentase Gabah Hampa Permalai
Dipisahkan gabah hampa dari gabah berisi, kemudian dihitung persentase gabah hampa dengan rumus sebagai berikut :
100 x
total gabah
Jumlah hampa
gabah Jumlah
hampa gabah
Persentase =
Morfologi Daun
Diamati pada umur 50 hst, 60 hst, 70 hst, 80 hst dan 100 hst dengan cara mengamati daun tegak atau merunduk dan bulu-bulu daun diamati pada mikroskop setelah selesai percobaan.
Universitas Sumatera Utara
Tipe Pelepah Daun
Diamati pada umur 50 hst, 60 hst, 70 hst, 80 hst dan 100 hst dengan cara mengamati pelepah daunnya jenis terbuka atau tertutup sebagian.
Ketebalan Batang
Diamati setelah selesai percobaan kemudian batang padi dipotong secara melintang dengan ketebalan 1 mm dan diamati menggunakan mikroskop.
Intensitas Serangan
Intensitas serangan yang dapat menimbulkan kerusakan mutlak dihitung dengan melakukan pengamatan sebanyak 6 kali, mulai tanaman berumur 2 mst, 4 mst, 6 mst, 8 mst, 10
mst, 12 mst. Untuk menghitung intensitas kerusakan digunakan rumus sebagai berikut :
100 .
. x
N Z
v n
I
z o
i i
i
∑
=
= Dimana :
I = Intensitas serangan kerusakan tanaman dalam hamparan
ni = Banyaknya bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan vi
vi = Nilai skala kerusakan contoh ke - i
N = Jumlah tanamanbagian tanaman contoh yang diamati
Z = Nilai skala kerusakan tertinggi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002
Universitas Sumatera Utara
Menurut IRRI 2006 skoring untuk ketahanan terhadap hama dihitung berdasarkan persentase intensitas serangan.
a Tingkat ketahanan terhadap serangan hama penggerek pada tahap vegetatif
sundep, yaitu : Intensitas
Serangan Skala Keterangan
Sangat Tahan
1 – 20 1
Tahan 21 – 40
3 Agak Tahan
41 – 60 5
Agak Peka 61 – 80
7 Peka
81 – 100 9
Sangat Peka
b Tingkat ketahanan terhadap serangan hama penggerek pada tahap generatif beluk, yaitu :
Intensitas Serangan Skala
Keterangan Sangat
Tahan 1 – 10
1 Tahan
11 – 25 3
Agak Tahan 26 – 40
5 Agak Peka
41 – 60 7
Peka 61 – 100
9 Sangat Peka
Universitas Sumatera Utara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN