I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi Oryza sativa adalah komoditas tanaman pangan di Indonesia. Kecukupan beras merupakan usaha strategi pemerintah dalam memantapkan ketahanan pangan, ekonomi dan
stabilitas politik nasional. Sebagian masyarakat menghendaki adanya pasokan dan harga beras yang stabil, berkualitas baik tersedia sepanjang waktu, tersalur secara merata, dengan harga
terjangkau Wiyono, 2008. Kebutuhan beras nasional meningkat setiap tahun seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk. Kebutuhan beras nasional pada tahun 2007 mencapai 30,91 juta ton dengan asumsi konsumsi per kapita rata-rata 139 kg per tahun. Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk 1,7 persen per tahun dan luas areal panen 11,8 juta hektar dihadapkan pada ancaman rawan pangan pada tahun 2030 Pasaribu, 2006.
Dalam mendapatkan target produksi tersebut seperti mengembangkan Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT merupakan suatu model untuk meningkatkan hasil padi. PTT meliputi
varietas unggul, perwilayahan, pergiliran varietas, prasarana khususnya rehabilitasi jaringan irigasi, penataan sistem distribusi pupuk dan penyediaan benih bermutu di tingkat petani, juga
disebabkan oleh hama dan penyakit serta perubahan iklim. Kendala yang sering dihadapi oleh petani adanya Organisme Pengganggu Tanaman OPT. Salah satu diantaranya adalah hama
tanaman, dimana hama ini menimbulkan gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata, moluska Wiyono, 2008.
Hama merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Menurut BPTPH Sumut, hama dan penyakit yang seringkali
merusak tanaman padi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah tikus dengan luas serangan rata-rata 124.000 hatahun, diikuti oleh penggerek batang 80.127 hatahun, wereng coklat
Universitas Sumatera Utara
28.222 hatahun. Oleh karena itu, hama ini perlu mendapat prioritas penanganan di samping hama potensial lainnya seperti belalang, lembing batu, ganjur, dan keong mas BPTPH, 2008.
Untuk meningkatkan produksi padi adalah memperbaiki kultur teknik budidaya padi sawah dan menanam padi hibrida atau varietas unggul bersertifikat. Varietas unggul berperan
penting dalam program peningkatan produksi padi. Selain berdaya hasil lebih tinggi 5–8 tonha, berumur pendek, 110–135 hari, dengan umur yang lebih pendek, petani dapat meningkatkan
intensitas penanaman dari satu menjadi dua kali padi atau lebih pertahun. Varietas unggul memiliki keunggulan seperti tahan terhadap hama, penyakit tertentu, rasa nasi dan respon
terhadap pupuk Wihardjaka dan Makarim, 1999. Menurut Beck 1965, ketahanan tanaman pada serangga meliputi semua ciri dan sifat
tanaman yang memungkinkan tanaman terhindar, mempunyai daya tahan atau daya sembuh dari serangga dalam kondisi yang akan menyebabkan kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari
species yang sama. Kebanyakan tanaman padi yang ditanam petani adalah varietas unggul, yang berproduksi
tinggi dan berumur pendek. Namun demikian, penanaman padi dari varietas unggul belum sepenuhnya diikuti dengan penggunaan benih yang berkualitas karena hampir semua varietas
yang digunakan memilki deskripsi hanya tahan terhadap wereng coklat Lampiran 8, belum ada varietas yang memiliki deskripsi tahan terhadap penggerek batang putih sehingga penulis tertarik
menguji sejauh mana varietas padi tersebut tahan terhadap penggerek batang padi putih PBPP. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui varietas–varietas yang tahan atau toleran terhadap penggerek batang padi putih.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis
Dari beberapa varietas yang dicoba akan didapatkan varietas tahan atau toleran terhadap penggerek batang padi putih.
Perumusan Masalah
Untuk mengetahui tingat ketahanan varietas-varietas yang diuji apakah tahan atau toleran terhadap penggerek batang padi putih.
Manfaat Penelitian
a. Untuk mendapatkan varietas yang tahan atau toleran sebagai komponen utama pengendalian
hama terpadu PHT padi. b.
Sebagai bahan kebijakan bagi pengambil keputusan dan bagi petani padi di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA