IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Tinggi Tanaman cm
Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman pada varietas IR 64, Cigeulis dan Inpari VI memiliki tinggi 105,27 cm ; 102,50 cm dan 102,00 cm. Tinggi tanaman tersebut berbeda nyata
dengan tinggi tanaman lain ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 : Rataan tinggi tanaman padi cm umur 2 mst, 4 mst, sebelum di inokula-
sikan dan 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst setelah di inokulasikan hama PBPP Rataan Tinggi Tanaman
Varietas 2 mst
4 mst 6 mst
8 mst 10 mst
12 mst V1 28.53
a 45.83 a 67.53 c 79.63 c 88.50 c 105.27
c V2
32.37 b 47.20 a 58.17 a 61.77 a 57.07 a 51.23 a
V3 41.47 c 58.87
c 76.20 c 89.63 c 96.43 c 102.50 c
V4 33.03 b 44.73 b 53.70 b 66.20 b 70.43 b 81.80 b V5 29.50
a 44.27 a 73.10 a 77.50 a 75.07 a 82.57
b V6
23.40 a 43.43 b 50.90 b 62.03 b 75.20 b 95.00 b
V7 30.50 a 49.30 b 65.80 b 77.67 b 86.00 b
96.60 b V8 28.40
a 45.30 a 51.47 a 59.93 a 63.77 a 74.20
a V9 34.30 b 48.00 b 64.37 b 74.47 b 86.77 b 102.00 c
V10 23.90 a 45.93
a 57.20 a 64.43 a 75.27 a 89.50 a
Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT
Varietas IR 64 dan Cigeulis yang menunjukkan pertumbuhan yang normal dan tidak berbeda nyata, pada Ciherang, Gilirang dan Inpari I. Tidak berbeda nyata menunjukkan bahwa
tinggi tanaman tersebut menurun akibat serangan PBPP. Untuk varietas Luk Ulo memang tidak berbeda nyata dengan Varietas Ciherang ini disebabkan karena tinggi varietas Luk Ulo maksimal
96 cm. Untuk varietas Cibogo, Widas, Mekongga, Inpari VI terlihat adanya kekuatan tanaman untuk mengatasi serangan PBPP tersebut ini dapat dilihat dari 8 – 10 mst tidak berbeda nyata.
Universitas Sumatera Utara
Diameter Batang
Hasil pengamatan terhadap diameter batang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata dari mulai 2 – 6 mst. Pada 8 -12 mst, terlihat ada berbeda nyata antara varietas satu dengan
varietas lainnya. Hal ini disebabkan PBPP mulai menampakan gejala serangannya. Perbedaan nyata ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 : Diameter tanaman padi cm umur 2 mst, 4 mst, sebelum di inokulasikan dan 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst setelah di inokulasikan hama PBPP
Rataan Diameter Tanaman Varietas
2 mst 4 mst
6 mst 8 mst
10 mst 12 mst
V1 0.21 a 0.45
a 0.62 a 0.83 b 1.14 b 1.14 b
V2 0.16 a 0.54
a 0.60 a 0.60 a 0.60 a 0.60 a
V3 0.43 a 0.47
a 0.71 a 0.79 b 1.28 b 1.28 b
V4 0.46 a 0.48
a 0.60 a 0.76 b 0.98 b 0.98 b
V5 0.21 a 0.48
a 0.65 a 0.66 a 0.66 a 0.66 a
V6 0.19 a 0.52
a 0.64 a 0.80 b 1.21 b 1.21 b
V7 0.27 a 0.42
a 0.65 a 0.77 b 0.96 b 0.96 b
V8 0.21 a 0.51
a 0.57 a 0.57 a 0.57 a 0.57 a
V9 0.16 a 0.49
a 0.60 a 0.82 b 1.15 b 1.15 b
V10 0.16 a 0.48
a 0.54 a 0.68 b 0.88 b 0.88 b
Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa varietas Ciherang, Inpari I dan Gilirang berbeda nyata dengan varietas lainnya hal ini disebabkan gejala serangan dari PBPP tersebut.
Jumlah Anakanrumpun Batang
Jumlah anakan tertinggi yaitu terdapat pada varietas IR 64 dan Cigeulis yaitu 27,67 dan 27,33, dibandingkan dengan varietas lain. Hal ini terlihat pada Tabel 3.
Semua varietas mengalami penurunan jumlah anakan, setelah di inokulasikan PBPP. Pada 8 mst varietas IR 64, Cigeulis dan Mekongga tidak berbeda nyata. Sedangkan pada varietas
Cibogo, Widas, Inpari VI dan Luk Ulo terjadi penurunan jumlah anakan pada 8 mst. Untuk
Universitas Sumatera Utara
varietas Ciherang, Inpari I dan Gilirang terjadi penurunan dari 6 mst dan tidak ada lagi pertambahan jumlah anakan karena PBPP tersebut mnyerang titik tumbuh dari anakan. Dapat
dilihat Tabel 3 pada 10-12 mst. Tabel 3 : Jumlah Anakan tanaman padi batang umur 2 mst, 4 mst, sebelum di inoku-
lasikan dan 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst setelah di inokulasikan hama PBPP Rataan Jumlah Anakan tanaman padi batang
Varietas 2 mst
4 mst 6 mst
8 mst 10 mst
12 mst V1
3.33 a 8.33 a 15.67 a 23.33 b 32.33 b 27.67 b
V2 3.00 a
8.00 a 17.33 a 13.00 a 13.00 a 8.00 a
V3 3.67 a
9.67 a 20.00 b 20.00 b 29.33 b 27.33 b V4
3.00 a 8.67 a 15.33 a 10.33 a 23.67 b 20.67 b
V5 2.67
a 10.00 a 16.67 a 11.67 a 11.67 a 6.00
a V6
3.00 a 7.67 a 16.00 a 11.00 a 20.67 b 17.00 b
V7 3.33 a
9.67 a 18.00 a 19.00 b 25.67 b 22.33 b V8
2.33 a 9.33 a 17.33 a 12.33 a 12.33 a
5.67 a V9
3.00 a 8.67 a 16.33 a 15.67 b 24.00 b 21.33 b
V10 2.33 a
8.00 a 18.33 a 18.33 b 26.33 b 23.00 b Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT
Jumlah Malai Perumpun
Jumlah malai tertinggi terdapat pada varietas IR 64 = 22,33 dan terendah varietas Gilirang dan Ciherang yaitu 4,33 dan 5,67 hal ini dapat dilihat Tabel 4.
Tabel 4 : Jumlah Malai Perumpun tanaman padi umur 50 mst, 60 mst, 70 mst, 80 mst, 90 mst, setelah di inokulasikan hama PBPP
Rataan Jumlah Malai Perumpun Varietas
50 mst 60 mst
70 mst 80 mst
90 mst V1
0.33 a 5.00 b
20.33 b 22.33 b
22.33 b V2
0.00 a 1.00 a
5.00 a 5.67 a
5.67 a V3
0.67 a 3.33 b
13.67 b 16.33 b
16.33 b V4
0.67 a 1.33 a
6.33 a 8.67 a
8.67 a V5
0.00 a 3.67 b
9.67 b 12.33 b
12.33 b V6
0.33 a 1.33 a
7.67 a 9.00 a
9.00 a V7
0.00 a 2.67 b
7.67 b 11.33 b
11.33 b V8
0.00 a 0.33 a
4.00 a 4.33 a
4.33 a V9
0.33 a 4.00 b
8.33 b 14.00 b
14.00 b V10
0.00 a 2.00 b
9.00 b 14.67 b
14.67 b Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4 diatas terlihat pada 50 mst semua varietas tidak berbeda nyata. Perbedaan nyata terlihat dari 60-90 mst, hal ini menunjukan adanya pengaruh kerusakan akibat gerekan
PBPP tersebut. Jumlah malai pada varietas IR 64, Cigeulis, Inpari I, Mekongga,Inpari VI dan Luk Ulo tidak berbeda nyata, sedangkan hVarietas Ciherang, Cibogo, Widas, Gilirang tidak
berbedanya nyata.
Jumlah Gabah Berisi Permalai Butir
Persentase gabah berisi tertinggi pada varietas IR 64, Inpari VI dan Cigeulis yaitu 3213,33 ; 2572,33 dan 2129,33 dibandingkan dengan varietas lainnya. Dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 : Rataan persentase gabah berisi setelah di inokulasikan hama PBPP Varietas
Rataan Persentase Gabah Berisi
V1 3213.33 b V2 494.33 a
V3 2129.33 b V4 731.33 a
V5 883.33 a V6 778.33 a
V7 1221.67 b V8 378.00 a
V9 2572.33 b
V10 1184.00 a Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT Dari Tabel 5 terlihat bahwa varietas IR 64, Cigeulis, Mekongga, Inpari VI tidak berbeda
nyata begitu juga varietas Ciherang, Cibogo, Inpari I, Widas, Gilirang. Persentase Gabah Hampa Permalai
Persentase gabah hampa tertinggi yaitu varietas Ciherang yaitu 43,55 . Membuktikan bahwa varietas Ciherang tidak dapat dipanen hasilnya hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 : Rataan persentase gabah hampa setelah di inokulasikan hama PBPP Varietas
Rataan Persentase Gabah Hampa
V1 4.41 a V2 43.55 a
V3 13.75 a V4 12.11 a
V5 24.54 a V6 14.06 a
V7 12.87 a V8 29.54 a
V9 19.02 a
V10 17.36 a Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT Dari Tabel 6 menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Ini membuktikan bahwa gabah
hampa tersebut memiliki perbandingan yang sesuai dari masing-masing varietas.
Intensitas Serangan
Untuk Intensitas serangan tertinggi terdapat pada varietas Inpari I, Ciherang, dan Gilirang dibandingkan dengan varietas lain. Ini terdapat pada 8 mst sd 12 mst, hal ini dapat dilihat pada
Tabel 7. Sehingga varietas Inpari I, Ciherang dan Gilirang telah terserang PBPP yang mengakibatkan gejala serangan dari matinya anakan dan gabahnya menjadi hampa.
Tabel 7 : Intensitas serangan tanaman padi umur 6 mst, 8 mst, 10 mst, 12 mst setelah di inokulasikan hama PBPP
Rataan Intensitas Serangan Varietas
6 mst 8 mst
10 mst 12 mst
V1 13.33 a
12.33 a 7.67 b
8.00 b V2 12.67
a 22.33 a
25.33 a
43.00 a V3 14.33
a 15.00 a 9.33
b 11.00 b
V4 23.33 a
22.33 a 15.00
b 18.67 b
V5 20.67 a
10.00 a 18.67
a 43.67 a
V6 19.00 a
17.33 a 14.00
b 16.00 b
V7 22.33 a
18.67 a 13.67
b 19.00 b
V8 18.67 a
18.67 a 26.00
a 41.67 a
V9 18.33 a
13.33 a 9.00 b
14.67 b V10 17.67
a 13.33 a
11.00 b
14.33 b Keterangan : Angka pada lajur yang dikuti dengan notasi huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf 5 menurut uji jarak Duncan DMRT
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 7 diatas pada 6 – 8 mst menunjukan hasil tidak berbeda nyata. Pada 10 – 12 mst terlihat perbedaan nyata dari masing varietas tersebut.
Pembahasan
Pertumbuhan tinggi tanaman pada 6-12 mst Tabel 1, terlihat ada 3 huruf yang berbeda nyata. Hal ini menunjukkan ada 3 sifat varietas yang berbeda, yakni varietas IR 64 dan Cigeulis
memiliki sifat agak tahan. Pertumbuhan tinggi dari kedua varietas tersebut sesuai dengan pertumbuhan tinggi tanaman padi yang dikemukakan oleh Vergara 1990, bahwa masa vegetatif
yang tinggi terlihat pada 55 hst merupakan fase vegetatif. Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan PBPP tersebut tidak nyata sehingga pertumbuhan tinggi tanaman terus meingkat sesuai
dengan umur tanaman dan mencapai titik optimum. Pada varietas Cibogo, Widas, Mekongga dan Inpari VI bersifat agak peka. Hal ini
disebabkan pertumbuhan tinggi tanaman mengalami gangguan sehingga tidak dapat tumbuh tinggi dengan baik pada waktu tertentu, mengakibatkan pertumbuhan yang berikutnya pada masa
generatif menjadi tertunda. Varietas Ciherang, Inpari I dan Gilirang memiliki sifat peka terhadap petumbuhan tinggi
tanaman padi, serangan PBPP tersebut menghambat pertumbuhan tinggi, karena menggerek pucuk-pucuk tanaman mengakibatkan pertumbuhan tanam terhambat, kemudian tanaman akan
mati. Varietas Luk Ulo memiliki nilai yang sama yaitu tidak berbeda nyata dengan varietas Ciherang, Inpari I dan Gilirang. Tetapi varietas Luk Ulo dari 2-12 mst terus mengalami
pertumbuhan mencapi tinggi 89,50cm, membuktikan untuk tinggi tanaman pada varietas Luk Ulo tidak mengalami gangguan akibat gerekan PBPP. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut
Situmorang dkk 2006, bahwa varietas Luk Ulo memiliki tinggi tanaman tertinggi 96 cm
Universitas Sumatera Utara
Dari Table 2 untuk diameter tanaman pada 2-6 mst, pada kesepuluh varietas yang dicobakan memiliki nilai tidak berbeda nyata, karena PBPP belum menampakkan gejala gerekan
dan kesepuluh varietas tersebut masih menampakkan pertumbuhan vegetatif. Gejala gerekan pada diameter tanaman tampak pada 8-12 mst terlihat nilai berbeda nyata. Ini membuktikan gerekan
PBPP sudah terlihat mengakibatkan diameter tanaman akibat gerekan ukurannya tetap tidak bertambah sebab pertambahan anakan sudah tidak terjadi. Menurut Soemarsono 1990 larva
PBPP memakan bagian titik tumbuh dan meninggalkan anakan sedikit dan bulir menjadi hampa Varietas Ciherang, Inpari I, Gilirang, Cibogo dan Widas memilki sifat yang peka ini dapat
dilihat pada tabel 2, 3, 4, 5 dan 6 memiliki nilai yang tidak berbeda nyata. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat disebabkan gerekan PBPP, dan akhirnya tanaman menjadi mati. Kecuali pada
varietas Cibogo dan Widas tanaman tersebut tidak memiliki sifat peka. Hal ini terlihat Tabel 5 dan 6 bahwa nilai tidak berbeda nyata dengan varietas IR 64 dan Cigeulis. Disebabkan kedua
varietas tersebut memiliki diameter batang yang kecil dan jumlah anakan yang rendah, sehingga nilainya tidak berbeda nyata dengan varietas yang sifatnya peka.
Pada Tabel 6 untuk jumlah persentase gabah hampa terlihat tidak berbeda nyata dari kesepuluh varietas yang dicobakan. Hal ini disebabkan jumlah gabah hampa pada masing-masing
varietas sesuai dengan jumlah gabah hampa pada tanaman yang tidak ada serangan PBPP, sehingga tidak memberikan pengaruh nilai yang berbeda nyata.
Untuk intensitas serangan yang rendah pada varietas agak tahan dan agak peka menunjukan bahwa produksi hasil tanaman pada varietas tersebut tidak mengalami penurunan
hasil yang nyata. Sehingga hal ini sesuai dengan pendapat Endrizal, 2004. Toleran juga merupakan istilah yang seringkali digunakan dalam bahasan ketahanan tanaman. Tanaman yang
toleran walaupun dapat diserang oleh jasad pengganggu, namun tidak menunjukkan kehilangan hasil yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Pada varietas IR 64 memiliki morfologi daun, yang bulu daun rapat dan panjang, tipe pelepah daun saling menutupi diameter batang yang padat ini dapat dilihat pada Gambar 4 di
bawah ini.
a b
c Gambar 4 : Gambar a = Bulu-bulu daun varietas IR 64 ; Gambar b = Bulu-bulu daun
varietas Ciherang ; Gambar c = Bulu-bulu daun varietas Cigeulis Dari Gambar 4 membuktikan bahwa tanaman padi memiliki sifat yang tahan terhadap
hama karena memiliki bulu daun yang panjang dan runcing. Hanya jumlah dan panjang yang berbeda dari masing-masing varietas. Jika dibandingkan gambar varietas Ciherang dengan IR 64
dan Cigeulis maka varietas yang memiliki morfologi bulu daun yang tajam dan rapat terdapat pada varietas IR 64 dan Cigeulis dibandingkan dengan varietas Ciherang.
Untuk morfologi diameter batang dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini
a b
c Gambar 5: Gambar a = Ketebatan batang varietas IR 64 ; Gambar b = ketebalan
batang varietas Ciherang ; Gambar c = Bulu-bulu daun varietas Cigeulis Dari Gambar 5 diatas terlihat bahwa varietas yang memiliki sifat yang tahan terhadap
hama. Dengan morfologi diameter batang yang tebal terdapat pada varietas IR 64 dan Cigeulis dibandingkan dengan varietas Ciherang. Karena memiliki diameter yang tebal yang
mengakibatkan PBPP sulit bergerak. Hal ini sesuai dengan literatur Smith, 1989 pada Gambar1
Universitas Sumatera Utara
Untuk morfologi tipe pelepah daun dapat dilihat pada gambar dibawah ini
a b
c Gambar 6 : Gambar a = Tipe pelepah daun varietas IR 64 ; Gambar b = Tipe pelepah
daun varietas Ciherang ; Gambar c = Tipe pelepah daun varietas Cigeulis
Gambar 6 diatas terlihat bahwa varietas yang memiliki morfologi tipe pelepah daun yang saling menutupi, sehingga menyulitkan larva PBPP sulit masuk kedalam jaringan tanaman. Pada
Gambar 6 varietas IR 64 dan Cigeulis jelas terlihat tipe pelepah daunnya menutupi dibandingkan dengan varietas Ciherang. Pada Varietas Ciherang memiliki sifat tanaman tinggi, diameter batang
besar dan susunan pelepah tidak kompak sehingga varietas Ciherang memiliki sifat yang peka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudhir et al., 2005. Bahwa dasar tanaman yang peka terhadap
PBPP dilihat dari morfologi dan anatomi tanaman meliputi tanaman yang tinggi, diameter batang yang besar dan susunan pelepah yang tidak kompak atau tersusun rapat.
Varietas IR 64 dan Cigeulis memiliki sifat agak tahan terhadap PBPP karena memiliki sifat dapat memulihkan gerekan batang dan memiliki sifat morfologi yang tahan terhadap hama
PBPP. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lamuhuria 2003, bahwa kerusakan tanaman oleh hama dapat mencapai lebih dari 50, tetapi belum pernah ada dalam sejarah bahwa suatu spesies
tanaman musnah dari alam, semata-mata disebabkan oleh hama. Menggambarkan bahwa secara alamiah tanaman mempunyai sistem perlindungan terhadap hama sehingga menjadi tahan. Suatu
varietas disebut tahan apabila :
Universitas Sumatera Utara
1. Memiliki sifat-sifat yang memungkinkan tanaman itu menghindar, atau pulih kembali dari
serangan hama pada keadaan yang akan mengakibatkan kerusakan pada varietas lain yang tidak tahan,
2. Memiliki sifat-sifat genetik yang dapat mengurangi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh
serangan hama, 3.
Memiliki sekumpulan sifat yang dapat diwariskan, yang dapat mengurangi kemungkinan hama untuk menggunakan tanaman tersebut sebagai inang, atau
4. Mampu menghasilkan produk yang lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan varietas
lain pada tingkat populasi hama yang sama Sosromarsono, 1990. Uji toleransi dilakukan untuk mengetahui kemampuan penyembuhan kembali tanaman
setelah mengalami kerusakan akibat serangan hama. Dalam hal ini, hama hadir pada tanaman inang, namun kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalisir karena kemampuan
varietas tersebut untuk memperbaiki dan mengganti kerusakan yang diinduksi oleh hama sehingga tanaman dapat melanjutkan pertumbuhannya kembali. Variable yang diukur pada uji toleransi
tanaman contoh : toleransi tanaman padi terhadap wereng coklat adalah : jumlah anakan baru,
tinggi tanaman, dan komponen hasil Heinrich, 1980
Universitas Sumatera Utara
V. KESIMPULAN DAN SARAN