Ruang Lingkup Modul Bina SMA-SMK KK D Prof

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional D 5 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. KETERAMPILAN BERBAHASA

I. Keterampilan Berbicara A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan ini, Anda dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dalam hal keterampilan berbicara dan dapat mengaplikasikan dalam proses pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi 20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia Bericara 20.4.1 Mengaplikasi prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan: berbicara 20.4.2 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara deskrit: berbicara 20.4.3 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara integratif : berbicara 20.4.4 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa berdasarkan konteks akademis, formal, vokasional 20.4.5 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan produktif. Berbicara monolog: bercerita, pidato, ceramah, khotbah dan dialog: wawancara, diskusi, debat, percakapan, drama.

C. Uraian Materi Hakikat Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Penggunaan bahasa secara lisan dapat 6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional D pula dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah sebagai berikut: a pelafalan, b intonasi, c pilihan kata, d struktur kata dan kalimat, e sistematika pembicaraan, f isi pembicaraan; g cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, dan h penampilan. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan- gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Adalah benar bahwa setiap orang dikodratkan untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan. Akan tetapi, tidak semua memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar. Tarigan 1987:15 menjelaskan bahwa berbicara merupakan kemampuan untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar. Sementara itu, Djiwandono 1996;68 berpendapat bahwa berbicara adalah kegiatan berbahasa yang aktif produktif dari seseorang pemakai bahasa yang menuntut penguasaan beberapa prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan. Oleh karena itu, kemampuan berbicara menuntut penguasaan beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa, misalnya kaidah kebahasaaan, urutan isi pesan, dan sebagainya. Sebagai perluasan dari batasan tersebut dapat diuraikan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar audible dan yang kelihatan visible dengan memanfaatkan sejumlah alat komunikasi manusia untukmenyampaikan maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.