20
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional D
II. Keterampilan Membaca A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat memahami konsep-konsep keterampilan membaca dan dapat menerapkan dalam proses
pemnelajarannya.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator
Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia
membaca 20.4.1 Mengaplikasi prinsip dan prosedur
berbahasa secara lisan berbicara dan menyimak dan tertulis membaca dan
menulis 20.4.2 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur
berbahasa secara deskrit: menyimak, berbicara, membaca, menulis
20.4.3 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara integratif: menyimak,
berbicara, membaca, menulis. 20.4.4 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur
berbahasa membaca dalam bergama kontekskepentingan.
20.4.5 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif. Membaca
teknik: membaca cepat, membaca memindai, membaca sekilas, membaca
nyaring. Jenis: membaca intensif, ekstensif, kritis, bahasamencari kosa kata, dan
kalimat sumbang. Membaca verbal, nonverbalgrafik, denah, tabel, dan verbal-
nonverbal
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional D 21
C. Uraian Materi
Hakikat Membaca
Istilah ‘membaca’ sering dipakai, bukan saja dalam kaitannya dengan kajian disiplin ilmu melainkan juga dipakai oleh orang kebanyakan,
seperti dalam ungkapan membaca alam, membaca hati, membaca mimik muka, dan lain-lain. Dengan memadukan kedua sudut pandang
itu, hakikat membaca dapat dikalsifikasikan ke dalam tiga kelompok pandangan, yakni a sebagai interpretasi pengalaman, b interpretasi
lambang grafis, dan c paduan dari interpretasi pengalaman dan lambang grafis..
Dalam kaitannya dengan kajian displin ilmu, hakikat membaca dapat ditelusuri dari definisi-definisi berikut.
1 Membaca merupakan proses pengubahan lambang visual katon menjadi lambang bunyi auditoris. Pengertian ini menyiratkan makna
membaca yang paling dasar yang terjadi pada kegiatan membaca permulaan. Pada tahap ini kegiatan membaca lebih ditujukan pada
pengenalan lambang-lambang bunyi yang belum menekankan aspek maknainformasi. Sasarannya adalah melek huruf.
2 Membaca merupakan suatu proses decoding, yakni mengubah kode- kode atau lambang-lambang verbal yang berupa rangkaian huruf-
huruf menjadi bunyi-bunyi bahasa yang dapat dipahami. Lambang- lambang verbal itu mengusung sejumlah informasi. Proses
pengubahan lambang menjadi bunyi berarti itu disebut proses decoding proses pembacaan sandi.
3 Membaca merupakan proses merekonstruksi makna dari bahan- bahan cetak. Definisi ini menyiratkan makna bahwa membaca bukan
hanya sekedar mengubah lambang menjadi bunyi dan mengubah bunyi menjadi makna, melainkan lebih ke proses pemetikan informasi
atau makna sesuai dengan informasi atau makna yang diusung si penulisnya. Dalam hal ini, pembaca berusaha membongkar dan
merekam ulang apa yang yang tersaji dalam teks sesuai dengan sumber penyampainya penulis.