8
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah Moleong, 2014: 6.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penulisan yang mendasari penulis menulis skripsi ini, serta
metode penulisan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dan sistematika yang tersusun.
Bab II : Simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung
Bab ini berisi gambaran umum masyarakat dayak, mengenal perkawinan adat, proses upacara perkawinan adat dan simbol-
simbol dalam perkawinan adat Dayak Tunjung
Bab III : Ajaran Gereja tentang Kesetiaan dalam perkawinan
Bab ini berisi penjelasan mengenai perkawinan katolik, kesetiaan sebagai konsekuensi logis dari hakikat perkawinan katolik dan
landasan biblis tentang kesetiaan suami istri. Dalam bab ini juga penulis masuk kedalam penelitian lapangan.
Bab IV : Simbol-simbol yang relevan dengan Ajaran Gereja
9
Dalam bab ini penulis masuk kedalam pemaparan mengenai simbol-simbol yang masih relevan dan sesuai dengan ajaran
Gereja.
Bab V : Penutup
Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan berdasarkan seluruh pembahasan tentang menggali simbol-simbol perkawinan adat
suku Dayak Tunjung sebagai ungkapan nilai kesetiaan dalam perkawinan kristani, serta beberapa saran praktis untuk
menghayati nilai kesetiaan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II SIMBOL PERKAWINAN ADAT SUKU DAYAK TUNJUNG
Tradisi perkawinan adat suku Dayak Tunjung merupakan salah satu wujud kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun. Kearifan lokal dalam bahasa
asing sering dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom, pengetahuan setempat local knowledge dan kecerdasan setempat local genious.
Kearifan lokal juga dapat dimaknai sebuah pemikiran tentang hidup yang dilandasi nalar jernih, budi yang baik, dan memuat hal-hal positif. Maka kearifan
lokal dapat diterjemahkan sebagai karya akal budi, perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, dan anjuran untuk kemuliaan manusia.
Menurut Rahyono 2009:7 kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman hidup.
Maka kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut
akan melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut.
Berkenaan dengan praktik kearifan lokal, penulis akan memaparkan salah satu kekayaan budaya dan adat istiadat yang dimiliki suku Dayak. Komunitas
suku Dayak di Kalimantan terbagi dalam beberapa komunitas, maka Penulis akan membawas kearifan lokal dalam sistem perkawinan duku Dayak Tunjung di
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
A. Masyarakat Dayak secara Umum