Landasan Biblis tentang Kesetiaan Perkawinan Katolik

49 Berkat rahmat Sakramen Perkawinan, suami istri menerima rahmat istimewa yang membuat mereka lebih mampu menjadi suci dan mendidik anak-anak secara Katolik Lumen Gentium 11. Berkat Sakramen Perkawinan, karakter kesatuan unitas dan tak terputuskan Indissolubilitas ikatan perkawinan mereka diperkuat dengan rahmat istimewa Kitab Hukum Kanonik 1983 kanon 1056; KGK 1641. Dasar terdalam dari kesetiaan seumur hidup ini terletak pada kesetiaan Allah sendiri pada perjanjian-Nya, khususnya seperti nampak dalam kesetiaan Kristus yang tak pernah pudar terhadap Gereja. Kesetiaan Kristus inilah yang diungkapkan melalui kesatuan hidup suami istri yang diikat dalam sakramen perkawinan. Dengan kata lain, lewat sakramen perkawinan kesetiaan yang tak terceraikan antara suami istri mendapat makna baru dan lebih mendalam.

B. Landasan Biblis tentang Kesetiaan Perkawinan Katolik

1. Yahwe Yang Setia kepada Bangsa Israel

Kasih setia Allah kepada umat pilihan-Nya selalu menjadi titik pangkal refleksi iman bangsa Israel. Berbagai peristiwa yang dialami oleh bangsa Israel, terutama peristiwa keluar dari perbudakan dan penindasan di Mesir selalu menjadi tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan. Walaupun berulangkali Israel jatuh dalam dosa, namun Allah tetap setia dan karena kesetiaan-Nya Israel diselamatkan. melalui para nabi dan para bijak, bangsa Israel yang berlaku tidak setia kepada Allah ditegur dan dikritik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Para nabi dan para bijak berulangkali menggambarkan hubungan kasih setia Allah dan Israel dengan menggunakan gambaran hubungan kasih setia suami istri. Seperti Yehezkiel, tampil dengan menceritakan permulaan Israel yang dipungut oleh Allah menjadi menjadi istri-Nya Yeh 16:1-63. Teks Yeh 16:1-63 yang merupakan bab terpanjang dari kitab ini dan dipilih karena merefleksikan secara mendalam hubungan Allah dan Israel yang intim yaitu dalam bentuk hubungan suami istri Bergant Karris, 2002: 599. Dalam Yeh 16:1-63 Allah digambarkan sebagai suami dan Israel Yerusalem adalah istri-Nya. Yehezkiel melukiskan Israel Yerusalem sebagai anak yatim yang ditelantarkan oleh orangtua dan sanak saudaranya. Allah menemukan Israel Yerusalem yang terlantar itu dan memeliharanya. Seluruh kebutuhan dipenuhi. Kemudian Allah pergi. Ketika Israel Yerusalem tumbuh menjadi dewasa, Allah kembali lagi dan menikahi kota itu, membanjirinya dengan hadiah dan mengambilnya sebagai istri Bergant Karris, 2002: 599. Israel Yerusalem termahsyur di antara bangsa-bangsa karena kecantikannya yang luar biasa. Wibawanya bagaikan seorang putri raja. Namun, kecantikan dan kemahsyurannya justru telah menyesatkan kota itu. Israel Yerusalem bersundal dengan orang-orang yang lewat ayat 15. Ia merenggangkan pahanya bagi siapa saja, termasuk orang Mesir ayat 26, Asyur ayat 27-28, dan Babel ayat 29. Ia merayu dan membayar para pecinta untuk dapat kepadanya ayat 30-34. Demikianlah Israel Yerusalem memelacurkan dirinya dan berlaku tidak setia kepada Allah, suaminya Bergant Karris, 2002: 599. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Walaupun Israel sang istri berlaku tidak setia dengan memelacurkan dirinya, namun Allah Suami Israel tetap setia kepada Israel. Allah mengadakan kembali perjanjian-Nya dengan Israel Yeh 16:62-63. Dengan kemurahan yang melimpah, Allah memaafkan Israel. Demikian Allah tetap berlaku setia kepada Israel Yerusalem dan tetap mencintainya dengan cinta penuh Bergant Karris, 2002: 600. Gambaran seperti tersebut di atas juga secara eksplisit dapat kita temukan dalam kitab Nabi Hosea, yang mempunyai bukti asli tentang realitas tersebut dalam keluarga sendiri Hos 1:2-9; 3:1-5. Istri Hosea, Gomer, meninggalkannya dan melakukan perzinahan. Hosea diperintahkan Yahwe untuk membujuknya dan membawa kembali Gomer. Hal yang diperintahkan Yahwe dilakukan oleh Hosea. Ia memaafkan Gomer dan membangun kembali ikatan perkawinannya yang telah hancur Eminyan, 2001:69. Realitas perkawinan seperti yang dialami Hosea menjadi simbol relasi kasih setia Allah kepada umatt-Nya. Kasih setia Allah ini sekali lagi menjadi titik pangkal refleksi iman tentang kesetiaan suami istri, tentang nilai kesetiaan hidup dalam perkawinan. Sedangkan kesetiaan Allah kepada Israel adalah landasan kesetiaan bagi suami istri. Mengapa? Karena Allah setia mengasihi umat-Nya, maka komitmen untuk membangun kesetiaan dalam perkawinan antara suami istri merupakan dasar perjanjian cinta mereka dan sekaligus menjadi lambang betapa eratnya hubungan persatuan Allah dengan umat-Nya. Kemurniaan dan kesetiaan itu tidak dapat dinodai oleh motivasi saling melacurkan diri di bawah perkawinan Yeh 16:25. Oleh karena itu, suami istri harus taat pada panggilan mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 mewujudkan kasih Allah itu dengan tetap saling mengasihi dan mempertahankan kesetiaan mereka Hos 3. Dengan landasan kasih setia Allah, suami istri dipanggil untuk saling membahagiakan, kemudian bersama-sama berusaha membagikan kebahagiaan untuk seluruh keluarga dan seluruh masyarakat. Dengan demikian, keduanya sungguh-sungguh menjadi gambaran dari Allah yang sempurna.

2. Kristus Yang Setia kepada Gereja-Nya

Selama Perjanjian Lama Allah mencintai umat Israel sebagai kekasih-Nya, Putri Sion yang disayangi dan dipelihara-Nya. Lambang cinta kasih Allah dan umat-Nya diteruskan dalam relasi Yesus Kristus, mempelai Pria dengan Gereja- Nya sebagai mempelai perempuan KWI, 1994:11. Bagaikan pokok anggur dengan ranting-rantingnya, demikian juga relasi Kristus dengan umat-Nya tak terpisahkan Yoh 15:1-8. Relasi kasih setia antara Kristus dengan Gereja-Nya direfleksikan secara mendalam oleh St. Paulus dalam Efesus 5:22-33. Bagi Paulus, relasi kasih Kristus dengan Gereja-Nya merupakan dasar bagi relasi suami istri dalam hidup perkawinannya. St. Paulus menerangkan misteri perkawinan itu sebagai lambang cinta kasih Kristus kepada Gereja-Nya. Relasi setia suami istri harus mengacu pada gambaran kasih setia Kristus kepada Gereja-Nya. Karena itu, ada dua pola yang selalu digunakan oleh Paulus untuk menggambarkan pola relasi tersebut Ef 5:22-25. Pola pertama digunakan untuk menunjuk apa yang seharusnya dibuat oleh seorang istri: “sebagaimana jemaat ...., demikian jugalah istri ....,”. pola kedua digunakan untuk menunjuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 tugas dan peranan seorang suami: “seperti Kristus ...., demikian pula suami ...” Bergant Karris, 2002: 349. Seperti Kristus adalah kepala Gereja, demikian pula suami adalah kepala dari istrinya, dan seperti tubuhnya, Gereja adalah taat kepada Kristus, demikian juga seorang istri harus taat sepenuhnya kepada suami. Seperti Kristus mengasihi Gereja dan memberikan diri-Nya sepenuhnya kepadanya, demikian pula seorang suami harus mengasihi istrinya sepenuhnya seperti ia mengasihi dirinya sendiri Ef 5:33; Mat 22:39; Mrk 12:31; Luk 10:27. Selanjutnya Paulus juga menambahkan dukungan dari Kitab Suci dengan mengutip Kej 2:24 untuk menunjukkan persatuan suami istri dalam satu tubuh Kristus yang adalah Gereja Mat 19:25; Mrk 10:7. Maka, setiap suami didorong untuk mengasihi istrinya dan istri dinasehati untuk menghormati suaminya Bergant Karris, 2002: 349. Realitas perkawinan seperti digambarkan oleh St. Paulus dalam Efesus 5:22-33 menerangkan kekayaan relasi pria dan wanita dalam perkawinan sebagai simbol relasi Kristus dengan Gereja-Nya. Kristus menyebut cinta kasih antara Gereja dan Yesus Kristus sebagai suatu misteri yang dalam dan mulia Ef 5:32. Suatu ikatan cinta kasih yang sempurna dan kekal, yang tak pernah akan dapat diputuskan. Kasih Kristus itu adalah suatu Perjanjian Baru dan kekal, yang dimeteraikan dengan darah-Nya sendiri. Maka, seperti Kristus dan Gereja tak bisa diceraikan lagi, begitu juga janji perkawinan antara pria dan wanita murid Kristus tak bisa diceraikan lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

C. Kesetiaan Perkawinan dalam Magisterium