5. pelajaran secara individual. pelajaran secara individual.
6. Periode 2005-sekarang, untuk mendorong tercapainya target wajib belajar
pendidikan yang bermutu, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasisonal untuk SMP MTs SMPLB dan SMA SMK MA SMALB SMKLB .
Periode 2008-sekarang, untuk mendorong tercapainya trget wajib belajar pendidikan yang bermutu, mulai tahun ajaran 20082009 pemerintah
menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional untuk SD MI SDLB. Source:
drs-bakharuddin
3.1.2. Berita tentang Jebloknya Tingkat Ujian Nasional 2010
Hasil ujian nasional UNAS tingkat SMA SMK yang jeblok langsung dievaluasi Dinas Pendidikan Dispendik Surabaya kemarin 274. Berdasar hasil
evaluasi bersama seluruh kepala SMA SMK, Kepala Dispendik Surabaya Suhudi mengungkapkan jebloknya nilai bahasa Indonesia, dan Matematika. Buruknya
nilai dua mata pelajaran tersebut terjadi di semua jurusan : IPA, IPS, maupun Bahasa. Hal yang sama juga dialami murid sekolah menengah kejurusan.
Suhudi menyebut, nilai rata – rata bahasa Indonesia untuk jurusan IPA adalah 7,37. Nilai itu terendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain
seperti bahasa Inggris, matematika, fisika, kimia, dan biologi. Di jurusan IPS, nilai rata-rata bahasa Indonesia 6,84. Di jurusan bahasa, nilai rata-rata bahasa
Indonesia 6,52. “Untuk SMA, nilai rata-rata bahasa Indonesia juga paling rendah di antara mata pelajaran lain, yaitu 6,36” ujarnya. Bukan hanya itu, nilai terendah
untuk bahasa Indosia juga terjun bebas. Nilai terendah untuk jurusan IPA adalah 1,6, jurusan IPS 0,20, bahasa 3, dan SMK 0,6. Tahun lalu rata-rata nilai terendah
untuk bahasa Indonesia berkisar di angka 3. Sepuluh besar nilai UNAS tertinggi untuk jurusan bahasa, IPA, dan IPS
diraih sekolah-sekolah dari luar Surabaya. Tahun lalu, tingkat kelulusan siswa SMA, dan MA mencapai 96 persen, sedangkan tahun ini 97,4.persen. padahal,
targetnya adalah 98 persen. Sedangkan tingkat ketidaklulusan siswa SMK, tahun lalu mencapai 96,5 persen. Tahun ini jeblok menuju angka 91,18 persen. Kendati
demikian, kepala Dispendik Surabaya Suhudi mengklaim, secara keseluruhan, ada kenaikan untuk tingkat kelulusan SMA. Terutama, dalam hal kualitas. Dia
menyebutkan ada dua indikator keberhasilan itu. Pertama, persenase kelulusannya naik jika dibandingkan dengan tahun lalu. “Termasuk, nilai rata-rata”, ujarnya.
Kedua, bardasar peringkat di Jawa Timur, jurusan IPS di Surabaya masuk sepuluh besar. Surabaya menempati ranking tujuh. “Meski Surabaya belum menembus
angka lima besar, tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Wali kota Bambang D.H mengaku belum puas terhadap hasil unas.
Apalagi prestasi Surabaya juga disalip kota-kota kecil lain di Jawa Timur. “Memang persentasi tingkat kelulusan SMA naik. Meskipun signifikan, kami
apresiasi upaya siswa,” ujarnya. Bambang menyayangkan penurunan tingkat kelulusan siswa SMK. “Tapi nggak apa. Masih ada waktu untuk ujian ulangan.
Saya minta waktu yang ada dimanfaatkan oleh guru maupun siswa agar mempersiapkan diri dengn baik,” jelasnya. Sumber : Jawa Pos
3.2. Kategorisasi Obyektivitas Pers