2.4 Konsep Penyajian Berita
Konsep penyajian berita salah satunya kembali pada konsep aktualitas yang menurut Denis McQuail , 2001 merupakan ciri utama berita melalui
menyajikan suatu peristiwa terbaru, karena itu, sangat penting adanya pemberian identitas waktu dalam sebuah penyajian berita.
Dalam sebuah berita yang idealnya mengambil bentuk piramida terbalik yang diurutkan dengan menjelaskan mulai dari bagian berita yang terpenting
sampai pada yang kurang penting, letak tanggal terjadinya peristiwa umumnya terletak pada bagian teras berita.
Bentuk penulisan Piramida Terbalik Inverted Pyramid, seperti pada gambar berikut :
J U D U L LEAD 5W + 1H
Sangat
Gambar 2.1 Piramida Terbalik 5W+ 1H
Pada Piramida terbalik ini, penulisan berita dimulai dengan membuat lead atau teras berita sebagai paragraf pertama. Dalam penulisan lead ini mencakup
rumus dasar dalam menulis berita berupa 5W + 1H yaitu :
TUBUH
Rincian lead, latar belakang dan informasi lanjutan
Kurang
a. What :
Peristiwa atau hal apa yang terjadi b.
Where : Dimana peristiwa itu terjadi
c. When :
Kapan peristiwa itu terjadi d.
Why : Mengapa peristiwa tersebut terjadi
e. Who :
Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut f.
How : bagaimana peristiwa tersebut terjadi
Kemudian, lead dikembangkan atau teras berita tersebut dijadikan sebagai paragraf kedua dan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan atau
mendukung tulisan pada paragraf pertama. Paragraf ketiga dan selanjutnya adalah sebagai tubuh berita. Selain
susunan berita yang berbentuk piramida terbalik, yang harus diperhatikan adalah :
a. Paragraf : lebih baik menggunakan alenia pendek sehingga dapat memberi
kesan yang santai dan mudah untuk dibaca. b.
Gaya bahasa : penggunaan gaya bahasa yang dipakai dapat dimengerti oleh semua pihak, baik kalangan atas atau bawah bahkan pula yang tidak
berpendidikan. Hal ini dikarenakan khalayak daripada media massa yang bersifat heterogen.
c. Ekonomis kata : harus menggunakan kalimat yang sesingkat mungkin untuk
mengungkapkan satu maksud. Artinya satu gagasan satu kalimat. d.
Objektifitas : suatu berita harus tetap dijaga dalam Press Release walaupun mengandung suatu tujuan tertentu. Sehingga seseorang beropini, namun
haruslah jelas opini tersebut dinyatakan oleh siapa.
e. Tetap menjaga keakurasian tulisan atau informasi : karena mampu
mempengaruhi opini pembaca tentang kredibilitas seorang Publik Relations sebagai sumber informasi.
f. Data perlu diperhatikan Panjang sebuah Press Release : dalam penulisannya
sebaiknya tidak lebih dari dua halaman, sehingga perlu dihindari penggunaan kata yang berbelit-belit.
Bagian terakhir dalam penyajian berita namun bagiannya merupakan hal yang tidak kalah penting yaitu berhubungan dengan persyaratan adanya fakta-
fakta yang siap untuk diverifikasi, data terbuka untuk diadakan penelusuran, narasumber yang memberikan informasi mudah dikenali serta berbagai
pertanggungjawaban berita lainnya. Nara sumber dalam berita penting karena berkaitan dengan kredibilitas
media massa yang bersangkutan. Ini dikarenakan, perihal nara sumber berkaitan erat dengan kelanjutan adanya penuntutan bilamana ada pihak yang merasa
dirugikan akan pemberitaan tersebut. Karena itu, masalah nara sumber, jurnalis dituntut untuk se-valid mungkin dalam menyajikan berita.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu konsep pengukuran variabel-variabel penelitian dapat dijelaskan dengan indikator-indikator variabel penelitian. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode analisis isi kuantitatif. Analisis tersebut digunakan hanya untuk mengkaji isi pesan, pemberitaan tentang Tingkat Kelulusan
Ujian Nasional UNAS 2010 tanpa harus memihak pada pihak manapun. Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif peneliti berusaha untuk menjelaskan dan
memberi gambaran pesan-pesan yang disajikan pemberitaan tersebut. Dalam penelitian pokok difokuskan pada objektivitas berita tentang tingkat kelulusan ujian
nasional UNAS 2010. Dalam isi berita tentang tingkat kelulusan ujian nasional UNAS yang dapat
memberikan pendapatnya secara langsung kepada isi pemberitaan tersebut sehingga masyarakat dapat menilai dengan pandangannya sendiri
Pemberitaan pada Koran harian Jawa Pos Edisi 28 April tentang Nilai Unas Surabaya Jeblok dapat mewakili keingintahuan masyarakat serta menjadi bahan
pembicaraan yang hangat di masyarakat serta penerimaan kritik dan saran atau hujatan sekalipun dari masyarakat luas. Sehingga dapat menimbulkan topik
pembicaraan dalam kalangan masyarakat dengan memberikan argumentasi secara objective journalism yang berbobot.
33