Sistem Inferensi Fuzzy LANDASAN TEORI

maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan dekomposisi fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari nilai keanggotaan yang berhubungan dengan antesedennya.

2.1.7 Fungsi Implikasi

Tiap-tiap aturan proposisi pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah: If x is A THEN y is B …………………...1.12 Dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proporsisi yang mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan operator fuzzy, seperti: IFx1 is A1 and x2 = A2 and … and xn is An THEN y is B Secara umum ada dua fungsi implikasi yang digunakan Kusumadewi, 2003, yaitu: 1. Min minimum. Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. 2. Dot product. Fungsi ini akan men-skala output himpunan fuzzy.

2.2 Sistem Inferensi Fuzzy

Sistem inferensi kabur yaitu sistem komputasi yang bekerja atas dasar penalaran kabur. Salah satu dari sistem semacam itu, yaitu sistem kendali otomatis yang juga dikenal dengan nama sistem kendali kabur fuzzy control system. Sistem kendali ini berfungsi untuk mengendalikan proses tertentu dengan mempergunakan aturan infe-rensi berdasarkan logika kabur Susilo F, 2006. Pada dasarnya sistem kendali semacam itu terdiri dari empat unit, yaitu : 1. Unit Pengaburan fuzzification unit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Unit Penalaran logika kabur fuzzy logic reasoning unit 3. Unit Basis Pengetahuan knowledge base unit , yang terdiri dari dua bagian : a. Basis data data base , yang memuat fungsi-fungsi keanggotaan dari himpunan-himpunan kabur yang terkait dengan nilai dari variabel-variabel linguistik yang dipakai. b. Basis kaidah rule base , yang memuat kaidah-kaidah berupa implikasi kabur. 4. Unit Penegasan defuzzification unit Suatu sistem kendali semacam itu mula-mula mengukur nilai-nilai tegas dari semua variabel masukan yang terkait dalam proses yang akan dikendalikan. Nilai-nilai itu kemudian dikonversikan oleh unit pengaburan ke nilai kabur yang sesuai. Hasil pengukuran yang telah dikaaburkan itu kemudian doproses oleh unit penalaran, yang dengan menggunakan unit basis pengetahuan, menghasilkan himpunan kabur sebagai keluarannya. Langkah terakhir dikerjakan oleh unit penegasan, yaitu menerjemahkan himpunan kabur keluaran itu ke dalam nilai yang tegas. Nilai tegas inilah yang kemudian direalisasikan dalam bentuk suatu tindakan yang dilaksanakan dalam proses pengendalian itu. Langkah- langkah tersebut secara skematis disajikan dalam gambar 2.5 di bawah ini. Unit Basis Pengetahuan kabur kabur Masukan Keluaran tegas tegas Gambar 2. 5 Struktur dasar suatu sistem kendali kabur Basis Data Basis Data Kaidah Unit Penalaran Unit Pengaburan Unit Penegasan

2.3 Inferensi Menggunakan Metode Tsukamoto