Penggunaan Obat yang Rasional

Indikator WHO 1993 digunakan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat lewat peresepan yang meliputi rata-rata jumlah obat per lembaran resep, persentase peresepan obat dengan nama generik, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan sediaan injeksi, dan persentase peresepan obat yang sesuai dengan formularium rumah sakit untuk pasien rawat jalan yang dapat memberikan data untuk melakukan analisis penggunaan obat di pusat pelayanan kesehatan Anonim, 1993. Menurut WHO jumlah obat dalam tiap lembar resep berjumlah maksimal 2 obat untuk satu diagnosis, pada pasien rawat jalan selain pemberian insulin sebaiknya tidak diberikan obat injeksi, selain itu antibiotik hanya diberikan apabila penyakit pada pasien sudah pasti disebabkan oleh bakteri dan disesuaikan dengan kondisi pasien Anonim, 1993.

B. Penggunaan Obat yang Rasional

Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria sebagai berikut : sesuai dengan indikasi penyakit, tersedia setiap saat dengan harga terjangkau, diberikan dengan dosis yang tepat, cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat, lama pemberian yang tepat obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu terjamin dan aman Anonim, 1995. Peresepan yang rasional adalah pemberian obat berdasarkan diagnosis penyakit bukan berdasarkan symptom atau gejala, dan diberikan hanya jenis obat yang diperlukan untuk penyembuhan penyakit, mengatasi masalah kesehatan secara efektif, aman, dan dalam batas-batas kemampuan dana yang tersedia Anonim, 1986. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Darmansyah 2006 mengemukakan bahwa rasional juga berarti menggunakan obat berdasarkan indikasi yang manfaatnya jelas terlihat, dapat diramalkan evidence based therapy. Manfaat tersebut dinilai dengan menimbang semua bukti tertulis hasil uji klinik yang dimuat dalam kepustakaan yang dilakukan melalui evaluasi yang sangat bijaksana. Kriteria penggunaan obat rasional dalam konteks biomedik Siregar, 2006: 1. obat yang benar, 2. indikasi yang tepat, yaitu alasan menulis resep berdasarkan pertimbangan medis yang baik, 3. obat yang tepat, mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan bagi pasien, dan harga, 4. dosis pemberian dan durasi pengobatan yang tepat, 5. pasien yang tepat yaitu tidak ada kontraindikasi dan kemungkinan reaksi merugikan minimal, 6. dispending yang benar, termasuk informasi yang tepat bagi pasien tentang obat yang ditulis, 7. kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Setiap pemakaian obat harus melalui pertimbangan agar diperoleh manfaat maksimal dengan risiko minimal bagi individu bersangkutan. Pertanyaan mengenai apakah kemungkinan risiko sebanding dengan manfaat terapi yang diperoleh jika suatu obat diberikan, selalu harus dipertimbangkan dahulu sebelum memutuskan pengobatan Santoso, 1995. Secara umum dan dalam konteks yang lebih luas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penggunaan obat yang tidak rasional dapat memberi dampak terjadinya pemborosan biaya dan anggaran masyarakat, risiko efek samping dan resistensi, ketersediaan obat kurang terjamin, mutu pengobatan dan pelayanan kesehatan buruk, memberikan persepsi yang keliru tentang pengobatan pada masyarakat Wahjuni, 2003. Peresepan yang tidak rasional dapat dikelompokkan menjadi Anonim, 1999: 1. peresepan mewah, yaitu pemberian obat baru dan mahal padahal tersedia obat lama yang lebih murah yang sama efektifnya dan sama amannya. 2. peresepan berlebihan, yaitu yang mengandung obat yang tidak diperlukan, dosis terlalu tinggi, pengobatan terlalu lama, atau jumlah yang diberikan kepada pasien tanpa indikasi yang jelas dan tepat. 3. peresepan salah, yaitu obat yang diberikan untuk diagnosis yang keliru, obat yang dipilih untuk suatu indikasi tertentu tidak tepat, penyediaan di apotek, rumah sakit salah, atau tidak disesuaikan dengan kondisi medik, genetik, lingkungan, dan faktor lain yang ada pada saat itu. 4. polifarmasi, yaitu penggunaan dua atau lebih obat padahal satu obat sudah mencukupi atau pengobatan setiap gejala secara terpisah padahal pengobatan terhadap penyakit primernya sudah dapat mengatasi semua gejala. 5. peresepan kurang, yaitu tidak memberikan obat yang diperlukan, dosis tidak mencukup i, atau pengobatan terlalu singkat. Menurut Dwiprahasto 2006 peresepan yang berlebihan dan tidak rasional cenderung meningkatkan terjadinya Adverse Drug Event ADE. Terdapat hubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang linier antara jumlah obat yang diresepkan dengan terjadinya ADE yaitu semakin banyak jumlah obat yang diresepkan maka semakin tinggi pula risiko untuk terjadinya ADE. Pedoman pengobatan supaya mendekati rasional adalah berpegang pada sedikitnya 4 faktor, yaitu efficacy khasiat obat, safety keamanan obat, suitability kesesuaiaan obat dengan pasien, dan cost harga obat. Kebutuhan pedoman pengobatan dilatarbelakangi oleh banyaknya alternatif pengobatan yang ada untuk setiap jenis penyakit, dan juga adanya kebiasaan pengobatan yang sangat beragam diantara para dokter berdasarkan pengalamannya masing- masing Anonim, 2003.

C. Rata-Rata Jumlah Obat yang Digunakan per Lembaran Resep