17
7. Instruemen PTK
Menurut Reed dan Bergemen 1992 seperti dikutip dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan kelas 22,
instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas sejalan adalah:
a. Pengamatan terhadap perilaku guru observing teacher
Instrumen observasi terhadap perilaku guru salah satunya adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal memfokuskan hal-hal
spesifik yang terjadi dalam kelas. Catatan anekdotal terhadap perilaku guru ini berisikan bagaimana guru menjalankan proses
pembelajaran di dalam kelas.
b. Pengamatan terhadap kelas observing classrooms
Observasi terhadap kelas dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal kelas yang meliputi deskripsi tentang
lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas.
c. Pengamatan Perilaku siswa observing students
Observasi terhadap siswa dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal perilaku siswa. Masing-masing individu
dapat diamati secara individual maupun kelompok pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah penelitian tindakan
kelas.
d. Wawancara
Wawancara digunakan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dapat dilakukan kepada guru dan siswa. Metode
wawancara ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang jelas.
B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing
1. Pengertian Metode Role Playing
Pengertian role playing dapat dilihat dari asal katanya yaitu role
dan playing yang berasal dari bahas Inggris. Adapun arti dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
role adalah peran atau tugas, sedangkan untuk playing berasal dari
kata play yang berarti sandiwara, bermain. Jadi dari asal katanya role playing
dapat diartikan bermain peran. Menurut Hisyam 2008:98 Role playing adalah suatu aktivitas pembelajaran
terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.
Sementara menurut Djajadisastra 1982:34, metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode mengajar di mana guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat sosial. Berdasarkan pengertian role playing tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa metode role playing adalah suatu metode yang digunakan dalam meningkatan penguasaan materi ajar dimana
siswa diberi kebebasan memerankan secara langsung peran atau tugas sesuai dengan karakter materi ajar. Menurut Komara
sebagaimana dikutip
dari Mulyasa
dalam http:dahli-
ahmad.blogspot.com200903model-bermain-peran dalam-
pembelajaran_29.html ada
tiga asumsi
yang mendasari
pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial:
a. Secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar
berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan pada situasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
saat ini. Metode ini berkeyakinan peserta didik mampu menciptakan analogi mengenai situasi kehidupan nyata.
b. Bermain peran memungkinkan peserta didik untuk
mengungkapkan perasaannya.
Bermain peran
dalam pembelajaran
memandang pemeranan
dan keterlibatan
emosional serta intelektual penting untuk dipahami. c.
Bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide dapat ditingkatkan pada taraf sadar melalui proses kelompok.
Pemecahan masalah tidak selalu datang dari dalam diri seseorang, pengalaman orang lain terkadang sangat membantu
dalam memecahkan suatu masalah. Belajar dari pengalaman orang
lain akan
membantu peserta
didik untuk
mengembangkan diri secara optimal. Role playing
di dasarkan pada tiga aspek umum suatu pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Zaini
2008:98 tiga aspek utama tersebut antara lain: a.
Mengambil peran role-taking, yaitu tekanan ekspektasi- ekspekatsi sosial terhadap pemegang peran. Contoh pada
hubungan keluarga. b.
Membuat peran role-making, yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari suatu peran ke peran
yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu- waktu diperlukan.
c. Tawar-menawar peran role-negotiation, yaitu tingkat di mana
peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.
Role playing merupakan suatu metode yang sangat baik
digunakan dalam suatu pembelajaran di mana peran-peran yang ada dapat diidentifikasi dengan jelas, memiliki interaksi untuk dapat
dieksplorasi dan bersifat simulasi. Dengan adanya role playing siswa dapat memainkan peran dan berusaha untuk menyelesaikan
masalah sosial yang ada di sekitar siswa dalam kaitannya dengan suatu bidang ilmu tertentu.
20
2. Pendekatan Role Playing