Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahamanan materi siklus akuntansi perusahaan jasa : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

(1)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SIKLUS AKUNTANSI

PERUSAHAAN JASA

Penelitian dilaksanakan pada Siswa Kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Gabriela Niken Pratiwi

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada materi siklus akuntansi perusahaan jasa di kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto melalui penerapan metode role playing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 di kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode role playing dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian skor rata– rata pre test adalah 4,15, sedangkan skor rata – rata post test mencapai 6,12. Dengan kata lain ada peningkatan pemahaman sebesar 32%. Hasil pengujian statistik terhadap hasil pre test dan post test tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata pre test dan post test (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF ROLE PLAYING METHOD AS THE EFFORT TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF ACCOUNTING CYCLE MATERIALS OF A SERVICE PRODUCING COMPANY OF THE

12 th GRADE OF SOCIAL STUDENTS OF DE BRITTO COLLEGE SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study of the 12th Grade of the 1st Students of Social Department of De Britto College Senior High School

Gabriela Niken Pratiwi Sanata Dharma University

2012

This research aims to know the improvement of understanding of accounting cyle materials of a service producing company of the 12th grade of the 1st students through the implementation of role playing method. This research is a classroom action research. It was conducted in August 2010 in the 12th class of Social department of De Britto College Senior High school yogyakarta.

The data were collected through observation, interviews, and documentation. The classroom action research was done in a cycle consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. The data were collected by using observation sheets of teacher’s activity, students’ activity, and classroom activity, teacher’s activity in the learning processes, instrument of classroom observation, students’ learning activity in a group, and reflection instrument. The data collected were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result shows that the implementation of role playing method is able to improve the understanding of the 12th grade of the 1st students of social department of De Britto College Senior High School in accounting cycle of a service producing company. It is showed by the average score achievement of the pre-test is 4,15, whereas the post-test is 6,12. It means that the students understanding increases for 32 %. The statistical test of the pre-test and post-test result show the significant difference of the average of pre-test and post-test (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PENERAPAN METODE

ROLE PLAYING

SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SIKLUS

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Penelitian dilaksanakan pada Siswa Kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

OLEH:

Gabriela Niken Pratiwi NIM 061334030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

i

PENERAPAN METODE

ROLE PLAYING

SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SIKLUS

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Penelitian dilaksanakan pada Siswa Kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

OLEH:

Gabriela Niken Pratiwi NIM 061334030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

iv

PERSEMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

v

MOTTO

“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.” “Mati satu tumbuh seribu”

“Hidup itu merupakan sebuah pilihan, ketika kita memilih untuk tidak memilih, sebenarnya kita sudah memilih”

“The only one who can beat me is me”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2012 Penulis,

Gabriela Niken Pratiwi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Gabriela Niken Pratiwi

Nomor Mahasiswa : 061334030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA. Penelitian dilaksanakan pada Siswa Kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 28 Februari 2012 Yang menyatakan

Gabriela Niken Pratiwi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SIKLUS AKUNTANSI

PERUSAHAAN JASA

Penelitian dilaksanakan pada Siswa Kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Gabriela Niken Pratiwi

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada materi siklus akuntansi perusahaan jasa di kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto melalui penerapan metode role playing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 di kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode role playing dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian skor rata– rata pre test adalah 4,15, sedangkan skor rata – rata post test mencapai 6,12. Dengan kata lain ada peningkatan pemahaman sebesar 32%. Hasil pengujian statistik terhadap hasil pre test dan post test tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata pre test dan post test (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF ROLE PLAYING METHOD AS THE EFFORT TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF ACCOUNTING CYCLE MATERIALS OF A SERVICE PRODUCING COMPANY OF THE

12 th GRADE OF SOCIAL STUDENTS OF DE BRITTO COLLEGE SENIOR HIGH SCHOOL

A Case Study of the 12th Grade of the 1st Students of Social Department of De Britto College Senior High School

Gabriela Niken Pratiwi Sanata Dharma University

2012

This research aims to know the improvement of understanding of accounting cyle materials of a service producing company of the 12th grade of the 1st students through the implementation of role playing method. This research is a classroom action research. It was conducted in August 2010 in the 12th class of Social department of De Britto College Senior High school yogyakarta.

The data were collected through observation, interviews, and documentation. The classroom action research was done in a cycle consisted of four stages: planning, action, observation, and reflection. The data were collected by using observation sheets of teacher’s activity, students’ activity, and classroom activity, teacher’s activity in the learning processes, instrument of classroom observation, students’ learning activity in a group, and reflection instrument. The data collected were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result shows that the implementation of role playing method is able to improve the understanding of the 12th grade of the 1st students of social department of De Britto College Senior High School in accounting cycle of a service producing company. It is showed by the average score achievement of the pre-test is 4,15, whereas the post-test is 6,12. It means that the students understanding increases for 32 %. The statistical test of the pre-test and post-test result show the significant difference of the average of pre-test and post-test (sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Kasih atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi ini, yang ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi, berisi tentang penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa.Penelitian dilaksanakan pada Siswa Kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dan selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran yang membangun hingga skripsi ini telah diselesaikan dengan baik.

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., dan Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xi

5. Bapak dan Ibu staf dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan bekal ilmu selama proses perkuliahan.

6. Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah membantu demi kelancaran proses belajar selama ini.

7. Bapak Y. Iwan Prasetyo, S.Pd. selaku guru akuntansi di SMA Kolese De Britto yang telah memberikan saya kesempatan untuk mempraktikan metode pembelajaran role playing di kelas XII sosial 1.

8. Siswa kelas XII Sosial 1, yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk mencoba model pembelajaran role playing.

9. Kedua orangtua saya, Bapak R. Joko dan Mami Ch. Suryani, yang selalu memberikan moral dan materi, cinta, serta doa dan harapan yang tiada henti.

10.My lovely sista Irene Sulistya Utami yang paling cerewet, my brother in law troy dan my nephew Vincenc yang selalu mewarnai duniaku dengan kenakalan dan kebodohannya.

11.Sahabat-sahabatku Ninin (untuk waktu dan tenaga menemaniku mengerjakan skripsi serta pinjaman kamarnya), Galih (yang selalu cerewet dan mengingatkanku), Djinonk (untuk masa-masa kuliah yang penuh dengan kegalauan dan hip-hip hura), Dolvin (yang selalu memberikan semangat dan waktu luangnya mengantarkanku kekampus), X_Man (untuk semangat, dukungan dan kisah-kisah yang indah).

12.Seluruh teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu untuk kisah klasik masa kuliahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xii

13.Saudaraku Gina, Ika, Eci untuk keluarga galau dan gilanya selama ini; Bude Tinah, Bulek Nanik, Om Nandus, Bulek Restin atas doa dan dukungannya selama ini.

14.Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Yogyakarta, 28 Februari 2012 Penulis,

(Gabriela Niken Pratiwi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…. ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT …. ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas... 7

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing ... 17

C. Pemahaman ... 22

D. Mata Pelajaran Akuntansi ... 24

E. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Subyek dan Obyek Penelitian……….. 28

D. Prosedur Penelitian... 29

E. Instrumen Penelitian... 34

F. Pengumpulan dan Analisis Data ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 40

B. VISI, MISI dan Tujuan SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 44

C. Sistem Pendidikan SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 47

D. Kurikulum SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 51

E. Organisasi SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 53

F. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Unsur ... 54

G. Sumber Daya Manusia SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 58

H. Siswa SMA Kolese De Britto Yogyakarta ... 70

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Kolese De Britto ... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

xv

J. Proses Belajar Mengajar SMA Kolese De Britto ... 78

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Kolese De Britto dengan Instansi Lain ... 82

L. Usaha – Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 83

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 87

1. Observasi pendahuluan ... 87

2. Deskripsi awal pemahaman siswa terhadap Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa ... 98

3. Siklus pertama ... 101

4. Pemahaman siswa terhadap Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa ... 122

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Role Playing ... 124

C. Pembahasan ... 128

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 130

B. Keterbatasan ... 130

C. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Komparasi Perbandingan Siswa sebelum dan sesudah role playing ... 38

Tabel 4.1 Tenaga Edukatif ... 66

Tabel 4.2 Pendamping Ektrakurikuler ... 68

Tabel 4.3 Karyawan dan Bidang Tugasnya ... 69

Tabel 4.4 Karyawan Yayasan De Britto dan Tugasnya ... 70

Tabel 4.5 Distribusi Siswa ... 70

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Metode Role Playing ... 89

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa sebelum Penerapan Role Playing ... 93

Tabel 5.3 Hasil Pre Test Siswa Kelas XII Sosial 1 ... 100

Tabel 5.4 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Saat Penerapan Metode Role Playing ... 110

Tabel 5.5 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Role Playing ... 114

Tabel 5.6 Hasil Rangkuman Refleksi Siswa ... 118

Tabel 5.7 Hasil Refleksi Guru ... 121

Tabel 5.8 Hasil Post Test Siswa Kelas XII Sosial 1 ... 123

Tabel 5.9 Hasil Komparasi Peningkatan Pemahaman Siswa ... 125

Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 126

Tabel 5.11 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan Paired Sample Test... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ……… 13 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMA Kolese De Britto Yogyakarta… 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Terhadap Kegiatan Guru ... 134

Lampiran 2 Lembar Observasi Terhadap Kelas ... 135

Lampiran 3 Lembar Observasi Terhadap Siswa ... 136

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 137

Lampiran5 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Sebelum Penerapan Role Playing ... 144

Lampiran 6 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Pada Saat Penerapan Role Playing ... 147

Lampiran 7 Lembar Observasi Keadaan Kelas Saat Penerapan Metode Role Playing ... 150

Lampiran 8 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Sebelum Penerapan Metode Role Playing ... 151

Lampiran 9 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Pada Saat Penerapan Metode Role Playing ... 152

Lampiran 10 Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 153

Lampiran 11 Instrumen Refleksi Siswa ... 154

Lampiran 12 Lembar Observasi Terhadap Guru ... 155

Lampiran 13 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Sebelum Penerapan Role Playing ... 157

Lampiran 14 Hasil Wawancara Guru Terkait dengan Metode Pembelajaran ... 160

Lampiran 15 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 161

Lampiran 16 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Sebelum Penerapan Metode Role Playing ... 163

Lampiran 17 Hasil Observasi Kegiatan Kelas ... 164

Lampiran 18 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait Keadaan Kelas ... 166

Lampiran 19 Hasil Wawancara dengan Guru Terkait Pemahaman Siswa ... 167

Lampiran 20 Hasil Pre Test ... 168

Lampiran 21 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Pada Saat Penerapan Role Playing ... 169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

xix

Lampiran 22 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Pada Saat Penerapan

Metode Role Playing ... 172 Lampiran 23 Lembar Observasi Keadaan Kelas Saat Penerapan Metode Role

Playing ... 174 Lampiran 24 Hasil Refleksi Siswa ... 176 Lampiran 25 Hasil Refleksi Guru Mitra ... 178 Lampiran 26 Hasil Post Test ... 179 Lampiran 27 Bukti-Bukti Transaksi ... 180 Lampiran 28 Buku Akuntansi ... 191 Lampiran 29 Papan Nama ... 200 Lampiran 30 Uang-Uangan ... 204 Lampiran 31 Instruksi Tiap bagian ... 205 Lampiran 32 Materi Pelajaran... 217 Lampiran 33 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 218 Lampiran 34 Uji Paired Sample Test ... 219 Lampiran 35 Soal Pre Post Test ... 220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang akan berperan di masa yang akan datang. Pendidikan adalah proses dimana terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan terjadi perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak paham menjadi paham, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Proses interaksi antara pendidik dan peserta didik bisa terjadi secara formal maupun nonformal. Proses interaksi yang nonformal bisa terjadi di rumah, masyarakat, dan lainnya. Sedangkan, untuk bentuk formal terjadi dalam sekolah, bimbingan belajar, dan sebagainya.

Dalam proses belajar diperlukan suatu kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di kelas bagi siswa. Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Guru harus berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran diharapkan guru kreatif menerapkan metode pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

2

sehingga mampu membangkitkan minat belajar siswanya dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ditemukan banyak guru yang masih menggunakan metode yang konvensional atau belum melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Proses belajar cenderung satu arah di mana guru akan menjelaskan materi yang ada di dalam buku secara penuh dan siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa merasa bosan, dan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini tentu berdampak terhadap hasil pembelajaran tidak optimal dan proses belajar mengajar tidak kondusif lagi.

Situasi semacam ini juga saya amati terjadi dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi di XII sosial 1 SMA Kolese De Britto. Di mana kelas tersebut sebagian siswanya belum memahami dengan baik materi siklus akuntansi perusaan jasa. Metode ceramah yang sering dilakukan guru belum mampu membawa pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa secara baik. Siswa terlihat sibuk dengan aktivitasnya sendiri seperti menggambar di buku, ngobrol dengan teman, dan tidur-tiduran. Sehingga siswa kurang memahami materi yang ada dan hasil belajar menjadi kurang maksimal.

Guru harus mempunyai keberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Guru idealnya tidak canggung menggunakan metode yang dirasa lebih menarik dan yang lebih mampu meningkatkan pemahaman siswa. Ada berbagai macam pilihan metode atapun model pembelajaran. Salah satunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

3

adalah metode role playing. Role playing adalah metode pembelajaran yang memberikan keleluasaan siswa memainkan secara langsung apa yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa akan memainkan perannya sendiri-sendiri dan mereka diharapkan mampu untuk menemukan pengetahuan berdasarkan kemampuan mereka. Selain itu siswa diharapkan lebih mampu mengalami proses belajar yang nyata atas berbagai peran yang dilakukannya. Role playing akan mendorong siswa untuk mengapresiasikan perasaannya dan juga melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan. Dalam pembelajaran akuntansi, metode role playing dimaksudkan untuk membantu siswa mengalami praktik langsung setelah mendapatkan berbagai teori sebelumnya.

Siklus akuntansi perusahaan jasa terdiri dari 3 tahapan yaitu kegiatan pencatatan, pegikhtisarkan, dan tahap pelaporan. Di mana pada setiap bagian itu siswa harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sehingga dapat memenuhi standar kompetensi. Praktik akuntansi dalam dunia usaha mewujudkan bahwa pencatatan sebuah transaksi berdasarkan bukti transaksi bukan informasi transaksi yang umumnya terjadi selama ini. Maka dari itu, perlulah sebuah kegiatan pembelajaran yang mengarahkan dan mengajak siswa untuk mengalami praktik secara nyata layaknya dalam dunia usaha. Dalam metode role playing ini diharapkan dapat membawa siswa mengalami praktik secara langsung sebagaimana praktik di dalam dunia usaha sesungguhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

4

Melalui penggunaan metode role playing siswa diajak untuk mengenali bukti transaksi, bagaimana pembuatan bukti transaksi, dan bagaimana melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal. Praktik nyata di dunia usaha ini dapat siswa perankan di kelas. Guru dapat membuat rangkaian pembelajaran yang mengajak siswa untuk memerankan secara langsung peran-peran yang terkait dengan praktik nyata misalnya sebagai akuntan atau bagian keuangan perusahaan. Setiap peran yang diperankan oleh siswa memiliki tugas atau wewenang masing-masing. Misalnya siswa yang berperan sebagai akuntan bertugas untuk mencatat bukti transaksi ke dalam jurnal sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Siswa yang berperan sebagai bagian keuangan bertugas untuk mengatur keluar masuk uang perusahaan dan membuat bukti transaksi. Ketika memainkan peran tersebut, siswa langsung berhubungan dengan hal-hal yang terkait dengan praktik nyata. Siswa dihadapkan langsung dengan bukti transaksi, membuat bukti transaksi, mencatat bukti transkasi ke dalam jurnal, membuat buku besar dan laporan keuangan. Dengan mengetahui hal-hal tersebut diharapkan siswa lebih memahami siklus akuntansi perusahaan jasa, dan memiliki gambaran konkrit tentang praktik akuntansi di dunia usaha secara nyata. Diharapkan dengan peran yang dialami masing-masing siswa pada masing-masing bagian, siswa dapat terbantu untuk semakin memahami materi siklus akuntansi perusahaan jasa.

Berdasarkan fenoma yang terjadi di dalam dunia pendidikan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

5

judul "Penerapan Metode Role Playing sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.” Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada penerapan metode role playing dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai siklus akuntansi perusahaan jasa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa pada siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa pada siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

6

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru agar guru lebih kreatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan materi sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton dan tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didik.

2. Bagi Peserta Didik

Dengan penelitian ini, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan pemahamannya mengenai materi siklus akuntansi perusahaan jasa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa bagaimana praktik akuntansi sesungguhnya di dalam dunia usaha.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa FKIP untuk mengetahui penelitian tindakan kelas dan mampu menerapkan penelitian tindakan kelas.

4. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat memanfaatkan dan menerapkan metode pembelajaran role playing dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK), berasal dari terjemahan bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). Dari istilah tersebut terdapat tiga kandungan isi yaitu penelitian, tindakan, dan kelas (Arikunto, 2006:3): a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu

objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.

Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas yang sama.

Di dalam buku "Action Research Principles and Practice" Menurut Mc. Niff (1992:1) memandang PTK sebagai:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

8

bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.

Pendapat Mc. Niff tersebut sejalan dengan pandangan Kemmis (dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas:6) menyatakan bahwa:

Action research is a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

PTK merupakan sebuah bentuk inkuiri yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial termasuk pendidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari: (a) praktik sosial maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi pelaksanaan praktik-praktik-praktik-praktik pembelajaran. Tidak berbeda dengan Mc. Niff (1992:1) dan Kemmis, Raka Joni (1998:5) mendefinisikan PTK sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Menurut Wijaya (2009:9), pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

9

hasil belajar siswa dapat meningkat. Sejalan dengan pendapat Wijaya (2009:9), Susilo (2007:16) berpendapat bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan memberikan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian PTK tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang bersifat reflektif, oleh pelaku tindakan (guru) secara kolaboratif dan partisipasif untuk memperbaiki proses pembelajaran.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki perbedaan dengan jenis penelitian yang lain. Beberapa karakteristik umum yang membedakan PTK dengan penelitian lain menurut Raka Joni (1998:6) adalah:

a. An inquiry on practice within

Kegiatan PTK ditimbulkan oleh masalah-masalah praktis yang terjadi pada pelaksanaan tugas sehari-hari. Permasalahan yang menjadi fokus PTK adalah permasalahan yang kontekstual dan spesifik dengan tujuan untuk memperbaiki masalah-masalah yang dihadapi pada proses pembelajaran sekarang.

b. A collaborative effect between school teacher and techer educator PTK merupakan upaya bersama antara guru dan peneliti. Kolaborasi ini tidak hanya bersifat sementara tetapi harus nampak kerja sama mereka di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan refleksi. c. A reflective practice

Refleksi yang berkelanjutan ini merupakan ciri khusus dari penelitian tindakan kelas. Proses penelitian dan hasil penelitian akan direfleksikan secara terus menerus guna melihat apakah ada kemunduran, peningkatan, kekurangefektifan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk perbaikan siklus kegiatan berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

10

Pendapat Raka Joni (1998:6) tersebut tidak berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2009:58-63), menurutnya ada beberapa karakteristik PTK yaitu;

a. On the job problem oriented

Masalah yang diteliti dalam PTK adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti. Dengan demikian PTK didasarkan pada masalah yang benar – benar dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Problem solving oriented

PTK yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu sebagai upaya menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya.

c. Improvement oriented

PTK dilaksanakan dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di kelas. PTK juga bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan asumsi bahwa semakin baik suatu proses pembelajaran maka semakin baik pula hasil pembelajaran yang dicapai oleh siswa.

d. Cyclic

Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahap yakni perencanaan tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi.

e. Action oriented

PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. Tindakan dalam PTK merupakan suatu alat atau cara untuk memperbaiki masalah dalam PBM yang dihadapi guru di kelas. Di dalam PTK harus ada perbaikan tindakan yang dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat itu dalam konteks dan situasi saat itu pula.

f. Pengkajian terhadap dampak tindakan

Dampak tindakan yang dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak positif yang lain yang tidak diduga sebelumnya, atau bahkan menimbulkan dampak negatif yang merugikan peserta didik.

g. Specifics contextual

Aktivitas PTK dipicu oleh masalah praktis yang dihadapi guru dalam PBM di kelas. Permasalahan PTK adalah permasalahan yang sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik siswa dalam kelas tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

11

h. Partisipatory

PTK dilakukan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain seperti teman sejawat. Dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat.

i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

Kegiatan yang penting dilakukan dalam PTK adalah refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah itu tuntas atau perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya.

j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan observasi, dan selanjutnya diulang lagi dalam beberapa siklus.

3. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993:57-61) dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (6) ada enam dasar prinsip PTK:

a. Tugas guru dan dosen yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Upaya penelitian tindakan yang dilakukan guru dan dosen bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada. Ketika penerapan penelitian tindakan dilakukan kemungkinan tidak ditemukannya pemecahan masalah akan muncul namun guru tidak boleh berhenti. Pemecahan masalah harus tetap dicari dengan menggunakan alternatif lain.

b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntun kekhususan waktu maupun penggunaan metode penelitian. Penelitian tindakan tidak boleh mengganggu proses pembelajaran, sehingga pelaksanaannya menyesuaikan dengan pembelajaran. Tahap-tahap penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Penelitian harus diselenggarakan dengan bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Penelitian dimulai dengan menganalisis permasalahan yang ada di dalam kelas. Dari permasalahan yang ada tersebut dicari penyebabnya dan kemungkinan cara–cara pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur penelitian yang berlaku.

d. Masalah penelitian adalah masalah-masalah yang riil. Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian tindakan adalah masalah–masalah yang timbul dalam proses pembelajaran secara nyata.

e. Konsistensi sikap dan kepedulian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Motivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sangatlah diperlukan, sehingga penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

12

tindakan tidak boleh dijalankan sambil lalu. Perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh harus diperhatikan.

f. Masalah penelitian tidak hanya dibatasi di ruang kelas tetapi dapat dilakukan di luar kelas. Masalah yang diangkat dalam penelitian tindakan tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat masalah di luar kelas misalnya mengenai masalah sistem pendidikan. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas pendidikan.

4. Tahap Penelitian Tindakan Kelas

Secara garis besar penelitian tindakan kelas memiliki beberapa alur atau tahap yaitu, menyusun rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2008:17-20):

a. Planning

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang melakukan pengamatan proses jalannya tindakan.

b. Acting

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan rencana yang telah dirancang. Hal yang perlu diingat adalah guru harus menaati apa yang telah direncanakan, berlaku wajar, dan tidak boleh dibuat-buat.

c. Observing

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Reflecting

Pada tahap ini dikemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

13

Berikut ini merupakan gambar mengenai tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2008:17-20).

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

5. Syarat Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2008:23-24), ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penelitian tindakan kelas:

a. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran, dengan demikian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan terus menerus, objektif, dan sistematis, sehingga diketahui secara pasti tingkat keberhasilan dan penyimpangan yang terjadi.

c. Penelitian tindakan harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam dua siklus. Hal ini bertujuan agar kekurangan-kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki dalam siklus kedua, begitu pula seterusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

14

d. Penelitian tindakan terjadi secara wajar. Dalam hal ini PTK tidak dilakukan dengan mengubah aturan dan jadwal yang sudah ada, dan tidak merugikan siswa.

e. Penelitian harus benar-benar disadari oleh peneliti maupun pihak yang menjadi pelaku. Hal ini bertujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengungkapkan kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dibandingkan dengan rencana yang ada.

f. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan. Jadi, dalam PTK siswa benar-benar ikut berperan dalam penelitian bukan hanya guru.

6. Tujuan PTK

PTK mempunyai beberapa tujuan yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Tujuan dari Penelitian tindakan kelas antara lain (Susilo, 2007:17):

a. Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.

7. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memberikan manfaat bagi peneliti, dalam hal ini khususnya adalah guru selaku pelaku penelitian. Menurut Wijaya (2009:13), secara umum manfaat PTK adalah:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

Masalah-masalah yang ada di kelas seperti kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran, menurunnya minat siswa dalam pembelajaran, dan sebagainya dapat diatasi dengan penelitian tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

15

kelas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

b. Menumbuhkan kebiasaan menulis

Melalui PTK guru akan terbiasa untuk menulis. Hal ini penting karena guru-guru sekarang ini lebih dituntut untuk membuat banyak karya tulis.

c. Menumbuhkan budaya meneliti

Budaya meneliti dari pihak guru pada waktu-waktu yang lalu dirasakan masih minim. Dengan adanya PTK ini diharapkan guru termotivasi untuk meneliti dari hal yang paling sederhana yaitu kelas di mana mereka mengajar.

d. Menggali ide baru

Masalah-masalah yang dihadapi guru di dalam kelas tentunya sangatlah banyak dan sering terjadi. Masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi melalui PTK. Dengan demikian ada pemecahan baru atau ide baru yang muncul dari adanya penelitian tindakan kelas.

e. Melatih pemikiran ilmiah

Guru diharapkan dapat berpikir secara ilmiah untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Dalam hal ini masalah yang diangkat haruslah masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bukan masalah yang lain. Langkah untuk menemukan masalah dilakukan dengan pengamatan. Setelah melakukan pengamatan dilanjutkan dengan menganalisis, dan merumuskan masalah, dan merencanakan PTK dalam bentuk perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. f. Mengembangkan keterampilan

Tujuan utama PTK adalah mengubah perilaku guru, peserta didik, peningkatan atau perbaikan kualitas pembelajaran, dan mengubah kerangka pelaksanaan pembelajaran guru di kelas. Jadi, dapat disimpulkan PTK bermaksud untuk mengembangkan keterampilan guru mengenai pendekatan dalam pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat Wijaya (2009:13), Kunandar berpendapat (2008:68) bahwa manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

a. Manfaat PTK dari segi akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan. Dalam hal ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

16

b. Manfaat praktis dari PTK adalah: 1. Inovasi pembelajaran

Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun, oleh sebab itu melalui PTK guru melakukan inovasi pembelajaran di kelas.

2. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas

Pada saat melaksanakan PTK, guru berarti mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui pembelajaran yang aktif dan kreatif.

8. Instrumen PTK

Menurut Reed dan Bergemen (1992) seperti tersaji dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (22), instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas sejalan adalah:

a. Pengamatan terhadap perilaku guru (observing teacher)

Instrumen observasi terhadap perilaku guru salah satunya adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal memfokuskan hal-hal spesifik yang terjadi dalam kelas. Catatan anekdotal terhadap perilaku guru ini berisikan bagaimana guru menjalankan proses pembelajaran di dalam kelas.

b. Pengamatan terhadap kelas (observing classrooms)

Observasi terhadap kelas dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal kelas yang meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas.

c. Pengamatan Perilaku siswa (observing students)

Observasi terhadap siswa dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal perilaku siswa. Masing-masing individu dapat diamati secara individual maupun kelompok pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah penelitian tindakan kelas.

d. Wawancara

Wawancara digunakan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dapat dilakukan kepada guru dan siswa. Metode wawancara ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

17

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing

1. Pengertian Metode Role Playing

Pengertian role playing dapat dilihat dari asal katanya yaitu role dan playing yang berasal dari bahasa Inggris. Adapun arti dari role adalah peran atau tugas, sedangkan untuk playing berasal dari kata play yang berarti sandiwara, bermain. Jadi dari asal katanya role playing dapat diartikan bermain peran. Menurut Hisyam (2008:98), role playing adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik.

Sementara menurut Djajadisastra (1982:34), metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).

Berdasarkan pengertian role playing tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode role playing adalah suatu metode yang digunakan dalam meningkatan penguasaan materi ajar dimana siswa diberi kebebasan memerankan secara langsung peran atau tugas sesuai dengan karakter materi ajar.

Menurut E. Mulyasa (2004:141), terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran role playing untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

18

a. Secara implisit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan pada situasi saat ini. Metode ini berkeyakinan peserta didik mampu menciptakan analogi mengenai situasi kehidupan nyata.

b. Bermain peran memungkinkan peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya. Bermain peran dalam pembelajaran memandang pemeranan dan keterlibatan emosional serta intelektual penting untuk dipahami.

c. Bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide dapat ditingkatkan pada taraf sadar melalui proses kelompok. Pemecahan masalah tidak selalu datang dari dalam diri seseorang, pengalaman orang lain terkadang sangat membantu dalam memecahkan suatu masalah. Belajar dari pengalaman orang lain akan membantu peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal.

d. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya

Role playing di dasarkan pada tiga aspek umum suatu pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Zaini (2008:98), tiga aspek utama tersebut antara lain:

a. Mengambil peran (role-taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang peran. Contoh pada hubungan keluarga. b. Membuat peran (role-making), yaitu kemampuan pemegang peran

untuk berubah secara dramatis dari suatu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan.

c. Tawar-menawar peran (role-negotiation), yaitu tingkat di mana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.

Role playing merupakan suatu metode yang sangat baik digunakan dalam suatu pembelajaran di mana peran-peran yang ada dapat diidentifikasi dengan jelas, memiliki interaksi untuk dapat dieksplorasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

19

dan bersifat simulasi. Dengan adanya role playing siswa dapat memainkan peran dan berusaha untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada di sekitar siswa dalam kaitannya dengan suatu bidang ilmu tertentu.

2. Pendekatan Role Playing

Ada beberapa pendekatan role playing yang biasa digunakan di dalam kelas. Menurut Zaini (2008:101-104), pendekatan-pendekatan tersebut antara lain:

a. Pendekatan berbasis keterampilan (skills-based aprroach) Dalam pendekatan ini peserta didik diharapkan untuk:

1) Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria.

2) Melatih sifat-sifat sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada.

3) Mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain untuk tujuan evaluasi.

b. Pendekatan berbasis isu (issues-based approch)

Pemain secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mengandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan nyata yang berselisih satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari pendekatan ini siswa diharapkan untuk:

1) Meneliti sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai yang mengelilingi suatu isu.

2) Meneliti sikap, kepercayaan yang dianut oleh manusia tertentu. 3) Menjadikan dirinya berpihak pada pemeran yang memegang posisi

yang sama.

4) Berunding atau berdebat dengan mereka yang memegang posisi yang berbeda.

5) Mungkin mengambil pendirian dari yang bertentangan dengan suatu isu.

c. Pendekatan berbasis problem (problem-based approach) Dalam pendekatan berbasis problem siswa diharapkan untuk: 1) Menarik pengetahuan dari suatu wilayah disiplin ilmu tertentu. 2) Menggunakan pengetahuannya sendiri secara tepat.

3) Menerapkan pengetahuan dalam serangkaian tantangan. 4) Mereaksi secara tepat terhadap problem yang muncul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

20

5) Mencapai solusi yang telah dipertimbangkan dengan berdasarkan alasan yang dibenarkan.

d. Pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach)

Dalam pendekatan ini peserta didik dilibatkan dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan masa lalu, peristiwa masa lampau, atau yang akan datang dengan menggunakan aspek-aspek yang diketahui dari wilayah subjek tertentu dan pengetahuan yang dimilikinya secara interaktif. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan : 1) Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi celah antara informasi

yang diketahui dengan yang tidak diketahui.

2) Menggunakan bukti untuk membuat penilaian yang mendasar. 3) Merekonstruksi kemudian merepresentasi interaksi tertentu untuk

menganalisis peristiwa.

3. Fase-Fase dalam Role Playing

Menururt Zaini (2008:104-116), role playing dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu: perencanaan, interaksi, dan refleksi atau evaluasi. Berikut ini adalah uraian ketiga tahap tersebut:

a. Perencanaan dan persiapan

Sebelum kita melakukan suatu kegiatan maka kita harus membuat perencanaan yang baik. Karena perencanaan yang baik akan dapat memberikan hasil yang baik pula. Dalam role playing ada beberapa perencanaan yang harus dilakukan yaitu:

1) Mengenal peserta didik.

Sebagai seorang guru yang baik maka pasti kita akan mengetahui bagaimana kondisi peserta didik kita. Misalnya saja jumlah peserta didik, pemahaman peserta didik tentang materi yang diajarkan, pengalaman sebelumnya tentang role playing, kelompok umur, latar belakang peserta didik, minat dan kemampuan peserta didik, dan kemampuan peserta didik untuk melakukan kolaborasi.

2) Menentukan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran harus didefinisikan secara jelas agar memiliki fokus kerja yang jelas. Selain dirumuskan dengan jelas hendaknya tujuan pembelajaran tersebut diungkapkan kepada peserta didik atau siswa.

3) Mengidentifikasi skenario dan penempatan peran

Dari masalah yang ada disekitar peserta didik yang akan diangkat dalam role playing maka harus disusun dalam bentuk skenario. Skenario yang ada tersebut akan memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui oleh peserta didik. Setelah kita membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

21

skenario untuk suatu materi tertentu maka kita akan menempatkan beberapa peran yang sesuai dengan skenario yang telah kita buat. 4) Menentukan posisi guru

Dalam hal ini guru harus menentukan posisinya, apakah dia akan ikut berperan atau menjadi pengamat dalam proses role playing. 5) Mempertimbangkan hambatan yang bersifat fisik

Sebelum dilaksanakan role playing maka kita harus benar-benar memperhatikan hambatan-hambatan yang berasal dari piranti fisik seperti ketersediaan ruangan, kondisi kelas dan sebagainya.

6) Merencanakan waktu

Pelaksanaan role playing akan sangat tergantung dari jenis role playing yang diterapkan. Namun sekiranya perbandingan waktu yang sering digunakan antara pendahuluan, interaksi, dan evaluasi adalah 1:3:2.

7) Mengumpulkan sumber informasi yang relevan

Setelah semua hal-hal yang pokok telah diperhatikan maka kita juga memerlukan tambahan informasi untuk memperkuat skenario yang telah kita buat.

b. Interaksi

Adapun langkah-langkah pengimplementasian rencana kedalam aksi adalah:

(1) Membangun aturan dasar.

(2) Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran. (3) Membuat langkah-langkah yang jelas. (4) Mengurangi ketakutan di depan publik. (5) Mengambarkan skenario atau situasi. (6) Memulai role playing.

c. Refleksi dan evaluasi (1) Refeleksi

Setelah kita melakukan serangkain kegiatan role playing maka harus diadakan refleksi. Dari kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan ada banyak hal yang ditemukan oleh peserta didik maupun guru. Dalam refleksi ini peserta didik maupun guru mengemukakan manfaat dan pengetahuan yang diperoleh serta perasaan mereka selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan role playing.

(2) Evaluasi

Evaluasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pembelajaran role playing berlangsung. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memberikan masukan mengenai hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran role playing dan hal mana yang harus dipertahankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

22

4. Kelebihan dan kelemahan role playing

Menurut Djajadisastra (1988:41-43), ada beberapa kelebihan dan kekurangan role playing

a. Kelebihan metode role playing

1) Peserta didik belajar untuk memecahkan permasalahan sosial menurut pendapatnya sendiri.

2) Memperkaya peserta didik dalam berbagai pengalaman situasi sosial.

3) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengekspresikan perasaannya.

4) Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk belajar mengungkapkan pendapat dengan jelas dan dimengerti oleh orang lain.

5) Belajar untuk menerima pendapat orang lain sehubungan dengan pemecahan masalah ketika memutuskan suatu peran.

b. Kelemahan role playing

1) Suatu pemecahan yang pernah diperankan dalam role playing belum tentu cocok untuk memecahkan masalah secara nyata. 2) Kecenderungan untuk membenarkan suatu tindakan atau

keputusan.

3) Peserta didik yang belum memiliki kematangan psikis sulit untuk menghasilkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. 4) Kekurangan pengalaman dalam menghadapi situasi sosial yang

ada.

5) Keterbatasan waktu yang digunakan dalam bermain peran. 6) Rasa malu akan menghambat proses bermain peran.

C. Pemahaman.

Pemahaman berasal dari kata 'paham' yang mendapat imbuhan pe-an. Menurut Kamus Umun Bahasa Indonesia karangan Purwodarminto (1984:694), paham memiliki arti pengertian, pendapat, pikiran, dan mengerti benar. Sejalan dengan pandangan Purwodarminto (1984:694), Kamus Besar Bahasa Pusat Bahasa (2008:998) mengartikan paham sebagai pengertian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

23

pendapat pikiran. Pemahaman sendiri diartikan sebagai proses berbuat memahami atau memahamkan.

Tingkat pemahaman siswa dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dinilai melalui evaluasi pembelajaran. Evaluasi atau penilaian adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria tertentu (Purwanto, 2009:3). Dari evaluasi pembelajaran, diperoleh data-data mengenai pencapaian skor yang diperoleh siswa. Skor siswa tersebut akan diolah guru menjadi nilai. Nilai dari hasil belajar ini menunjukan sejauh mana peserta didik memahami suatu materi pelajaran yang selama ini dipelajari. Siswa yang memiliki nilai di atas standar kelulusan atau kriteria tertentu dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut telah memahami suatu materi ajar. Jika ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar kelulusan maka siswa tersebut dikatakan belum paham.

Menurut Arikunto (2007:241-243), ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran, yaitu:

1. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50. ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal

2. Skala 0-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 adalah angka terendah dan angka 10 adalah angka tertinggi.

3. Skala 0 – 100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibanding skala 0 -10, karena skala ini menilai dalam bilangan bulat.

4. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C, D dan E.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

24

D. Mata Pelajaran Akuntansi

Akuntansi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Akuntansi dapat diartikan (Suwardjono, 2002:7)

sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Tidak berbeda menurut Suwardjono (2002:7), American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Semakin luasnya fungsi akuntansi dan semakin berkembangnya praktik akuntansi AICPA mengajukan revisi definisi akuntansi. Dalam revisi ini AICPA mendefinisikan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikasian, pemrosesan, peringkasan, penganalisisan, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurus keuangan dan lainnya.

Sejalan dengan pendapat Suwardjono (2002:7) dan AICPA, American Accounting Association (1996:1) dalam Anis Chariri (2003:31)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

25

berpendapat bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat keputusan dan pertimbangan yang benar.

Jadi dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa akuntansi adalah suatu penggolongan, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan kejadian atau transaksi yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 memasukan akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran. Materi yang dipelajari dalam akuntansi adalah tentang akuntansi pengantar, siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang. Untuk siklus akuntansi perusahaan jasa materi yang diajarkan mulai dari pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, posting jurnal ke buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, posting jurnal penyesuaian ke buku besar, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan, jurnal penutup, dan neraca saldo setelah penutupan.

E. Kerangka Berpikir

Umumnya pembelajaran materi siklus akuntansi perusahaan jasa di kelas diajarkan berdasarkan teori bukan praktik senyatanya. Pembelajaran didasarkan pada materi yang ada di buku tanpa adanya upaya pengembangan oleh guru. Peserta didik cenderung untuk menghafal materi pelajaran tanpa memahami konsep. Hal ini mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

26

dalam menghadapi ulangan jika soal berbeda dengan yang diajarkan. Selain itu, siswa juga kurang memahami akuntansi dengan baik.

Rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi siklus akuntansi perusahaan jasa dapat diatasi dengan menerapkan metode role playing dalam pembelajaran. Menurut Hisyam (2008:98), role playing merupakan suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Sementara menurut Djajadisastra (1982:34), metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).

Pada pembelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa materi yang diajarkan terkait dengan satu siklus akuntansi mulai dari bukti transaksi, pencatatan ke dalam jurnal, posting ke buku besar, pembuatan neraca saldo, dan pembuatan laporan keuangan. Siklus akuntansi perusahaan jasa diawali oleh bukti transaksi yang diperoleh karena adanya suatu transaksi keuangan. Bukti transaksi dicatat dalam jurnal, diposting ke buku besar dan disusun laporan keuangan.

Kegiatan siklus akuntansi tersebut melibatkan beberapa pihak yang terpisah tetapi saling berkaitan. Pihak-pihak yang terkait dalam siklus akuntansi perusahaan jasa tersebut dapat diperankan siswa. Peran-peran siswa yang dimaksud adalah sebagai akuntan, bagian keuangan, pelaksana transaksi, dan pihak di luar perusahaan. Siswa yang berperan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

27

pelaksana transaksi bertugas untuk melakukan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan berhubungan secara langsung dengan pihak di luar perusahaan. Siswa yang berperan sebagai bagian keuangan bertugas untuk mengurus keluar dan masuknya uang perusahaan, dan membuat bukti transaksi yang diperlukan. Siswa yang berperan sebagai akuntan bertugas untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Siswa yang berperan sebagai pihak yang ada di luar perusahaan bertugas untuk menyediakan bukti transaksi atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Peran akan dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan role playing diterapkan. Ketika memainkan peran, siswa harus benar-benar memahami tugas dari tiap peran sehingga role playing dapat berjalan sesuai dengan praktik akuntansi yang nyata.

Pada saat peserta didik dilibatkan dalam berbagi peran, maka peserta didik lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Kemampuan peserta didik untuk mengingat suatu materi yang mereka pelajari melalui praktik secara langsung akan lebih lama dan menetap dibandingkan dengan mendengarkan ceramah atau membaca materi secara mandiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi siklus akuntansi perusahaan jasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap suatu kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif antara guru sebagai pelaku tindakan dan peneliti sebagai mitra kerja. Dengan PTK ini diharapkan masalah-masalah yang ada di dalam kelas dapat diatasi dan terjadi perbaikan kualitas pembelajaran.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Kolese De Britto Jl. Laksda Adisucipto No. 161.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

29

2. Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa akan materi siklus akuntansi perusahaan jasa melalui penerapan metode role playing.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Observasi awal

Observasi awal bertujuan untuk mengetahui masalah yang ada di dalam kelas. Berdasarkan hasil pengamatan, masalah yang ditemukan akan dirumuskan. Observasi awal penelitian mencakup observasi kelas, observasi perilaku siswa, dan observasi perilaku guru. Sedangkan untuk mengetahui pemahaman siswa akan siklus akuntansi perusahaan jasa dilakukan pre-test. Selain memperoleh data melalui observasi dan pre-test, peneliti juga mengumpulkan data dengan cara wawancara kepada guru dan siswa. Wawancara kepada guru dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah pembelajaran yang terjadi di kelas. Sedangkan wawancara pada siswa dilakukan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa atas materi yang sedang dipelajari. Ada beberapa instrumen yang harus dipersiapkan peneliti dalam observasi awal yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

30

a. Observasi terhadap perilaku guru

Peneliti mendeskripsikan tentang bagaimana perilaku guru selama proses pembelajaran berlangung. Cakupan pengamatan meliputi kegiatan guru pada kegiatan pembuka, kegitan inti dan kegiatan penutup. Bentuk instrumen observasi terhadap perilaku guru adalah instrumen observasi aktivitas guru di kelas.

b. Observasi terhadap kelas

Peneliti mendeskripsikan bagaimana keadaan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Cakupan pengamatan meliputi deskripsi lingkungan fisik kelas, tata letak kelas, dan manajemen kelas. Bentuk instrumen observasi terhadap kelas adalah catatan anekdoktal.

c. Observasi perilaku siswa

Peneliti mendeskripsikan tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Cakupan pengamatan meliputi kesiapan siswa dalam pembelajaran, dan perhatian siswa dalam pembelajaran. Bentuk instrumen observasi terhadap perilaku siswa adalah instrumen observasi aktivitas siswa di kelas.

2. Siklus pertama

Pada siklus pertama, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: a. Menyusun rencana tindakan (planing).

Pada tahap ini peneliti menentukan beberapa hal yaitu: tentang apa penelitian yang akan berlangsung, mengapa dilakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

31

tersebut, kapan akan dilangsungkan penelitian, oleh siapa penelitian tersebut akan dilaksanakan, dan bagaimana penelitian tersebut akan berlangsung. Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana penelitian yang meliputi:

1) Peneliti dan guru akan mengumpulkan data dan melakukan observasi sebelum melakukan penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tiap siswa. Setelah diketahui kemampuan tiap siswa maka siswa di dalam kelas tersebut akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen, dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Selain membagi kelompok, guru dan peneliti juga merancang materi pembelajaran, alur pelaksanaan, alat-alat yang dibutuhkan, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi: a) Lembar observasi perilaku guru

Lembar observasi perilaku guru digunakan untuk mengetahui perilaku guru selama siklus pertama pembelajaran dengan menerapkan metode role playing berlangsung.

b) Lembar observasi perilaku siswa

Lembar observasi perilaku siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa di kelas selama siklus pertama pembelajaran dengan menerapkan metode role playing berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

32

c) Lembar observasi kelas.

Lembar observasi kelas digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama siklus pertama pembelajaran dengan menerapkan metode role playing berlangsung.

d) Instrumen refleksi.

Setelah siklus pertama proses pembelajaran selesai, maka guru dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran dengan menerapkan metode role playing. Refleksi bertujuan untuk menganalisis, memaknai, dan membuat kesimpulan dari pembelajaran. Refleksi dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus kedua.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Tahap ini merupakan implementasi mengenai apa yang telah direncanakan dalam tahap perencanaan. Dalam tahap ini hendaknya guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pada tahap ini diterapkan penggunaan metode role playing dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan secara singkat tentang metode role playing yang akan diterapkan pada materi siklus akuntansi perusahaan jasa. 2) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4 orang yang akan bertugas sebagai akuntan, bagian keuangan, dan bagian transaksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

33

3) Guru menjelaskan tugas dari masing-masing peran dalam role playing. Adapun peran-peran yang akan diperankan siswa adalah akuntan, bagian keuangan, pelaku transaksi dan pihak di luar perusahaan. Akuntan bertugas untuk mencatat transaksi yang terjadi sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Bagian keuangan bertugas untuk mengatur keluar masuknya uang dan membuat bukti transaksi yang diperlukan. Petugas transaksi bertugas untuk melakukan transaksi. Pihak di luar perusahaan bertugas untuk menyediakan bukti-bukti transaksi yang diperlukan terkait dengan transaksi yang dilakukan perusahaan.

4) Guru bersama dengan peneliti memberikan simulasi mengenai prosedur role playing.

5) Guru melakukan post test untuk mengetahui pemahaman siswa akan siklus akuntansi perusahaan jasa.

6) Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi atas pembelajaran dengan menggunakan metode role playing yang baru saja berlangsung.

c. Pengamatan (observing)

Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tahap tindakan. Saat guru menerapkan metode role playing dalam pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan atas apa yang terjadi dan menuangkannya dalam bentuk catatan anekdoktal. Hal-hal yang diamati adalah bagaimana aktivitas guru, bagaimana aktivitas siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

34

dan bagaimana keadaan kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan melakukan observasi terhadap perilaku siswa, perilaku guru, dan keadaan kelas. Pengamatan secara tidak langsung dilakukan dengan mendokumentasikan dalam video recorder.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan suatu tindakan memaknai, menganalisis, dan menyimpulkan kegiatan yang telah berlangsung. Pada tahap refleksi guru dan siswa menganalisis, memaknai, dan menyimpulkan pembelajaran yang baru saja berlangsung. Refleksi digunakan untuk perbaikan pada siklus kedua.

E. Instrumen Penelitian

1. Observasi pendahuluan

Instrumen yang diperlukan dalam observasi pendahuluan adalah

a. Instrumen observasi terhadap perilaku guru (lampiran 1, halaman 134) b. Instrumen observasi terhadap kelas (lampiran 2, halaman 135)

c. Instrumen observasi terhadap perilaku siswa (lampiran 3, halaman 136) 2. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini guru dan peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Cakupan isi RPP adalah standar kompetensi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

35

kompetensi dasar, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan strategi pembelajaran. RPP akan menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. (lampiran 4, halaman 137)

b. Tahap observasi

Pada tahap observasi instrumen yang dibutuhkan yaitu:

1)Instrumen observasi aktivitas guru di kelas sebelum penerapan role playing (lampiran 5, halaman 144)

2)Instrumen observasi aktivitas guru di kelas saat role playing. (lampiran 6, halaman 147)

3)Instrumen observasi keadaan kelas saat role playing (lampiran 7, halaman 150)

4)Instrumen observasi aktivitas siswa di kelas sebelum penerapan metode role playing(lampiran 8, halaman 151)

5)Instrumen observasi aktvitas siswa di kelas saat role playing. (lampiran 9, halaman 152)

c. Tahap Refleksi

Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi atas pembelajaran dengan menerapkan metode role playing. Pada tahap refleksi ini guru dan siswa memaknai, menganalisis, dan menyimpulkan pembelajaran dengan penerapkan metode role playing.

1) Refleksi dari guru (lampiran 10, halaman 153) 2) Refleksi dari siswa (lampiran 11, halaman 154)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

36

F. Pengumpulan dan Analisis Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa cara diantaranya:

a. Observasi

Menurut Margono dalam Zuriah (2005:173), observasi sebagai pencatatan dan pengamatan secara sistematis mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai mitra guru untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar mengajar. Observasi dilakukan secara langsung pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.

b. Wawancara

Menurut Black dan Champion dalam Zuriah (2005:179), wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi verbal antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa dan pendapat guru tentang penerapan metode role playing. Selain itu, melalui wawancara peneliti ingin mengetahui pendapat siswa mengenai pemahamannya terhadap materi siklus akuntansi perusahan jasa dengan menerapkan metode role playing. Wawancara dengan guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dengan penerapan metode role playing. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

d.

Toko Sentosa Jl. Madukismo No.45 Yogyakarta

Yogyakarta, 06 oktober2008

Kepada : Sadhar Tailor

Jl. Bintaran Kulon No.32 Yogyakarta

FAKTUR NO. 35/01/OS

Tanda Terima Hormat Kami No Nama Barang Kuantitas Harga Satuan Jumlah 1 Benang 5 Rp.1.000,00 Rp. 5.000,00 2 Jarum 2 Rp.1.000,00 Rp. 2.000,00

Jumlah Rp. 7.000,00

Agung Hanang

Sadhar Tailor

Jl. Bintaran Kulon No.32 Yogyakarta

Nomor : 01/01/DB28 Tanggal : 08 oktober 2009

BUKTI PENGELUARAN KAS Diserahkan

Jumlah Untuk

: Toko Sentosa : Rp.2.000,00

: pelunasan faktur no 35/01/os

Bagian akuntansi Bagian keuangan


(2)

15.Bukti transaksi berikut ini menunjuk pada transaksi yang berasal dari……….

Toko Sentosa Jl. Madukismo No.45 Yogyakarta

Yogyakarta, 06 oktober2008

Kepada : Sadhar Tailor

Jl. Bintaran Kulon No.32 Yogyakarta

FAKTUR NO. 35/01/OS

Tanda Terima Hormat Kami No Nama Barang Kuantitas Harga Satuan Jumlah

1 Benang S 5 Rp.10.000,00 Rp. 50.000,00 2 Benang K 2 Rp.20.000,00 Rp. 40.000,00

Jumlah Rp. 90.000,00

Agung Hanang

a. Sadhar Tailor atas penjulan kredit b. Sadhar Tailor atas pembelian kredit c. Toko Sentosa atas pembelian kredit d. Toko Sentosa atas penjualan kredit


(3)

16.Dari bukti transaksi berikut ini akan dicatat oleh Sadhar Tailor dalam jurnal..

a. Jurnal umum b. Buku besar umum c. Jurnal pengeluaran kas d. Jurnal penerimaan kas

17.Dari bukti transaksi diatas, jurnal yang tepat adalah………… a. Piutang usaha Rp. 400.000,00

Penjulan Rp. 400.000,00

b. Pembelian Rp. 400.000,00

Utang usaha Rp. 400.000,00

c. Kas Rp. 400.000,00

Penjualan Rp. 400.000,00

d. Pembelian Rp. 400.000,00

Kas Rp. 400.000,00

Toko Agung

Jl. Madukismo No.45 Yogyakarta

Yogyakarta, 6 Oktober 2008

Kepada : Sadhar Tailor

Jl. Bintaran Kulon No.32 Yogyakarta

FAKTUR NO. 35/01/OS

No Nama Barang Kuantitas Harga Satuan Jumlah

1 Benang L 5 Rp.30.000,00 Rp. 150.000,00

2 Benang P 5 Rp.50.000,00 Rp. 250.000,00

Jumlah Rp. 400.000,00

Tanda Terima

Hormat Kami


(4)

18.Pada tanggal 20 Oktober Sadhar Tailor menerima faktur penjualan asli dari Toko Agung dengan nominal Rp. 200.000,00, pencatatan transaksi tersebut dilakukan oleh Sadhar Tailor dalam…………

a. Jurnal pembelian b. Jurnal penjual

c. Jurnal pengeluaran kas d. Jurnal umum

19.Terkait dengan soal no 18, maka jurnal yang tepat adalah………

a. Kas Rp. 200.000,00

Piutang dagang Rp. 200.000,00 b. Pembelian Rp. 200.000,00

Utang dagang Rp. 200.000,00 c. Utang dagang Rp. 200.000,00

Kas Rp. 200.000,00

d. Piutang dagang Rp. 200.000,00

Penjualan Rp. 200.000,00

20.Pada tanggal 28 januari 2008 Sadhar Tailor mengeluarkan bukti pengeluaran kas. Dalam bukti tersebut tertulis keperluan untuk pembayaran gaji seluruh karyawan bagian penjualan. Bukti tersebut akan dijurnal kedalam jurnal pengeluaran kas dengan dilampiri oleh bukti………

a. Kuintansi b. Daftar gaji c. Slip gaji d. Nota gaji

21. Sadhar Tailor membeli mesin bordir secara kredit dari Toko Sejahtera. Maka bukti transaksi yang disimpan oleh Toko Sejahtera adalah……. a. Faktur penjualan tembusan

b. Nota kredit tembusan c. Nota kredit asli d. Faktur penjualan asli


(5)

22.Berikut ini adalah bukti transaksi yang diterima oleh Sadhar Tailor dari Matahari Swalayan. Kepala surat untuk bukti yang benar adalah….

a. Sadhar Tailor b. Matahari Swalayan

c. Sadhar Tailor dan Matahari Swalayan d. Semua jawaban salah

23.Untuk menyesuaikan perlengkapan menjahit yang sudah dipakai maka dibuat sebuah memo. Yang berhak untuk membuat memo adalah….

a. Bagian akuntansi b. Bagian keuangan c. Bagian penjualan d. Bagian pembelian

24.Dalam suatu perusahaan yang berhak untuk membuat bukti kas masuk (BKM) dan bukti kas keluar (BKK) adalah bagian………..

a. Bagian penjualan b. Bagian pembelian c. Bagian keuangan d. Bagian akuntansi

?

NOTA KONTAN KEPADA :

No : 17TM Tanggal : 08 Jan 2008

No Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah 1 Perlengkapan

kantor

2 Rp.25.000,00 Rp.50.000,00

Jumlah Rp.50.000,00

Diterima oleh

Bagian penjualan


(6)

25.Menurut anda BKK dan BKM termasuk bukti transaksi atau bukan? Jelaskan!


Dokumen yang terkait

Penerapan metode Role Playing untuk meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 236

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa : penelitian dilaksanakan di kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogy

1 8 304

Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XII Sosial.

1 13 266

Penetapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan dagang siswa kelas XII IPS : studi kasus siswa kelas XII IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 1 299

Penetapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan dagang siswa kelas XII IPS studi kasus siswa kelas XII IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

2 14 297

Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XII Sosial - USD Repository

0 2 264

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 260

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIKLUS AKUNTANSI

0 0 219

Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahamanan materi siklus akuntansi perusahaan jasa : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XII Sosial 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta - USD Repository

0 3 250

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa : penelitian dilaksanakan di kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogy

0 2 302