Pengertian Teori Kritis TINJAUAN PUSTAKA

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Teori Kritis

Teori kritis menurut Littlejohn 1996: 226 dalam Sunarto 2000: 17 memiliki tiga ciri, yaitu ; 1 adanya upaya untuk memahami pengalaman kehidupan orang-orang dalam konteks sosialnya, 2 adanya upaya untuk menemukan ketidakbenaran dalam suatu konstruksi sosial kemasyarakatan yang biasanya terdapat dalam kehidupan sehari-hari, 3 adanya upaya secara sadar untuk menyatukan teori dan tindakan. Bagi teori kritis, teori bukanlah demi teori, teori harus bisa memberikan kesadaran untuk mengubah realitas. Pendekatan kritis mencoba mengungkapkan terjadinya proses dominasi satu kelompok terhadap kelompok yang lain dalam relasi konfliktual. Dalam praktiknya, pendekatan kritis ini sering digunakan oleh kelompok- kelompok yang mengalami marginalisasi kepentingan di masyarakat. Hardiman 1990 : 46 dalam Sunarto 2000 : 20 menambahkan bahwa konsep kunci untuk memahami teori kritis ini adalah kritik. Kritik merupakan suatu program bagi mahzab Frankfrut untuk merumuskan suatu teori yang bersifat emasipatoris tentang kebudayaan dan masyarakat modern. Kritik-kritik mereka diarahkan pada berbagai bidang kehidupan masyarakat modern seperti seni, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, sosial, budaya terutama pada bidang yang di dalamnya telah diselubungi ideologi-ideologi yang menguntungkan pihak-pihak tertentu sekaligus mengasingkan manusia individual yang ada di dalamnya. Kata “kritik” ini sendiri berakar pada tradisi filsafat. 2.2 Pengertian Wacana Wacana adalah istilah yang dipakai di berbagai bidang ilmu mulai dari politik, sosial, ekonomi, sosiologi, sastra, bahasa, psikologi, komunikasi, dan sebagainya. Pengertian istilah wacana itu sendiri sangat beragam bergantung pada bidang ilmu yang melingkupinya. Dalam bidang sosiologi, wacana menunjuk terutama pada hubungan sosial antara konteks sosial dan pemakaian bahasa. Eriyanto, 2003 : 3. Dalam bidang bahasa, diungkapkan pemahaman bahwa wacana merupakan satuan 11 bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu menpunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan maupun tulisan. Tarigan, 1987 : 27.

2.3 Pengertian Analisis Wacana