Pasifasi Pemasifan Kalimat Nominalisasi

14 dilibatkan dalam suatu proses pembicaraan atau wacana. Eriyanto, 2003: 173. Penghilangan aktor sosial ini memiliki tujuan tertentu. Menurut Van Leuween, pembaca berita perlu mengkritisi bagaimana masing-masing kelompok itu ditampilkan dalam teks, apakah ada pihak atau aktor yang dengan strategi wacana tertentu hilang dalam teks atau tidak. Ada beberapa strategi bagaimana suatu aktor seseorang atau kelompok dikeluarkan dalam pembicaraan. Di antaranya dapat digambarkan melalui hal-hal sebagai berikut.

2.6.1.1 Pasifasi Pemasifan Kalimat

Salah satu cara klasik dalam penghilangan tokoh dalam sebuah wacana adalah melalui membentuk kalimat dalam pasif. Lewat pemakaian kalimat pasif, aktor tidak dapat hadir dalam teks, sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam kalimat yang berstruktur aktif. Eriyanto, 2003: 173. Pertimbangkanlah contoh berikut. Aktif Polisi menembak mahasiswa yang demonstrasi hingga tewas. Pasif Seorang mahasiswa tewas tertembak saat demonstrasi. Dalam kalimat pertama, berita disajikan dalam bentuk kalimat aktif. Di sini, aktor pelaku polisi disajikan dalam teks. Sebaliknya, dalam kalimat kedua, aktor tersebut hilang dalam pemberitaan, sebab yang lebih dipentingkan dalam pemberitaan adalah objek, korban penembakkan. Apa akibat buruk dari pola kalimat semacam ini? Pertama, aktorpelaku hilang dari pemberitaan. Wartawan dan pembaca lebih memperhatikan dan tertarik untuk melihat korban dibandingkan pelaku. Padahal, seperti dalam berita penembakan tersebut, pelaku penembakkan sebetulnya layak diketahui oleh pembaca. Kedua, bentuk kalimat pasif yang menghilangkan pelaku dari kalimat juga bisa membuat khalayak pembaca tidak kritis. Orang hanya berpikir kepada korban, dan bukan kepada pelaku. Pelaku dapat bersembunyi karena tidak mendapat perhatian yang memadai.

2.6.1.2 Nominalisasi

Strategi wacana lain yang sering digunakan untuk menghilangkan kelompok atau aktor sosial tertentu dalam wacana adalah melalui nominalisasi. Sesuai dengan 15 mananya, strategi ini berhubungan dengan mengubah kata kerja menjadi kata benda. Eriyanto, 2003: 174. Pengubahan kata kerja menjadi nomina ini biasanya dilakukan dengan memberi imbuhan pe-an kepada kata kerja tersebut. Nominalisasi dapat menghilangkan aktorsubjek dalam pemberitaan? Ini ada hubungannya dengan trasformasi dari bentuk kalimat aktif. Dalam struktur kalimat yang berbentuk aktif, selalu membutuhkan subjek. Kalimat aktif juga selalu berbentuk kata kerja, yang menunjuk pada apa yang dilakukan proses oleh subjek. Pertimbangkanlah contoh kalimat di bawah ini: Verba Polisi menembak seorang mahasiswa yang berdemonstasi Hingga tewas. Nominalisasi Seorang mahasiswa tewas akibat penembakan saat demonstrasi. Nominalisasi tidak membutuhkan subjek karena nominalisasi pada dasarnya adalah proses mengubah kata kerja yang bermakna tindakankegiatan menjadi kata benda yang bermakna peristiwa. Jika dipilih kata “menembak” selalu membutuhkan dua aktor, yakni siapa yang menembak dan siapa yang ditembak. Sebaliknya, jika dipilih kata “penembakan”, tidak membutuhkan kehadiran subjek, ia bisa hadir untuk menerangkan mahasiswa yang meninggal. Di sini, tindakan menembak telah diubah fungsinya menjadi peristiwagejala penembakan. Dengan demikian pemberitaan tersebut melepaskan diri dari konteks pelaku, waktu, dan tempat.

2.6.1.3 Penggantian Anak Kalimat