19
pembelian rendah, maka dibutuhkan waktu lama untuk terbentuknya kesetiaan pada suatu merek tertentu Kotler, 1997.
2.4.3. Minat atau Selera Konsumen
Dengan mengatakan bahwa penelitian secara kualitatif membuka kemungkinan untuk mempelajari siapa-siapa langganan suatu perusahaan
dan calon langganan adalah suatu klise. Hal ini, seperti kita semua ketahui, salah satu dari manfaat utama kelompok yang dituju dan wawancara yang
mendalam. Suatu motivasi awal dari banyak penelitian secara kualitatif adalah keinginan untuk memperoleh kelompok sasaran : jenis orang,
bagaimana cara bicara mereka, bagaimana cara berfikir mereka, bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri, bagaimana mereka hidup, bagaimana
perasaan mereka tentang suatu produk ?. Dalam beberapa kasus klien telah mempunyai profil konsumen
secara kuantitatif, statistik, demografis, tetapi ingin mewujudkan hal itu menjadi kenyataan. Disamping itu, mengetahui konsumen yang menyangkut
usia pertengahan dan pendapat, klien tidak dapat menggambarkan orang- orang ini, karena itu, tidak tahu bagaimana berhubungan dengan mereka atau
mendesain produk-produk untuk mereka. Konsumen potensial menilai barang dan jasa tidak hanya dari aspek
fungsionalnya saja, akan tetapi konsumennya juga tertarik pada kualitas, nilai artistik, serta keindahan yang melekat pada barang dan jasa tersebut.
Banyak barang dibeli karena type, bentuk, keindahan, ataupun warnanya. Oleh karena itu selera atau minat dapat dikatakan hampir mustahil
didefinisikan, serta sulit sekali dinyatakan dalam satu satuan ukur. Selera terdapat pada seluruh lapisan masyarakat, umur, tingkat social, dan tingkat
pendapatan. Masing-masing individu menunjukan kepribadian dan seleranya melalui
simbol. kelompok
atau golongan
dimana mereka
sebagai
20
anggotanya. Misalnya dengan perumahan, mebel, pakaian, dan peralatan rumah tangga lainnya. Sedangkan untuk negara-negara yang sudah maju,
mobil dapat menjadi simbol kepribadian seseorang. Diluar beberapa masyarakat, selera tidak terbentuk karena keturunan atau warisan, hal ini
disebabkan selera tersebut merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Seseorang biasanya memiliki suatu selera tertentu karena dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia tinggal. Kenyataan ini memberikan kemungkinan baik bagi
para pengusaha,
misalnya para
pengusaha meubel,
untuk mengembangkan atau mempengaruhi selera masyarakat. Apa yang ditolak
oleh masyarakat pada tahun ini karena sesuatu sebab, mungkin dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang digemari dimasa yang akan datang.
Selera juga dikatakan tidak stabil karena orang selalu berubah-ubah, mudah rnenerima dan sensitif, terutama bila perusahaan tersebut dinilai oleh
orang-orang yang mereka anggap sebagai pimpinan. Bagi negara-negara yang sedang berkembang, perubahan selera
mungkin saja dipengaruhi oleh kemungkinan untuk memperlihatkan pada dunia luar bahwa negara tersebut telah mampu memenuhi banyak
kebutuhannya dengan cara swadaya. Seringkali orang bersedia menghentikan pemakaian suatu barang
atau jasa yang belum habis dikonsumsi, demi pamuasan kebutuhan psikologis atau sosiologis mereka Kotler, 1997.
2.4.4. Keputusan Membeli