22
a. Teori Struktur Modal Pada Keadaan Pasar Sempurna Dan Tidak
Ada Pajak.
Asumsi yang digunakan adalah: 1.
Tidak ada pajak dan biaya kebangkrutan. 2.
Keuntungan operasi perusahaan dianggap tidak berubah atau tidak berkembang.
3. Perusahaan membayarkan seluruh keuntungan yang tersedia bagi
pemilik perusahaan sebagai dividen. 4.
Hutang yang dipergunakan bersifat permanen. 5.
Perubahan struktur modal dilakukan secara langsung. Berdasarkan asumsi tersebut Weston dan Copeland, 2002: 252, maka:
B F
ki =
, S
E ki
= ,
V O
ki =
+ +
+ =
S B
S ke
S B
B ki
ko Keterangan:
ki = Biaya modal hutang cost of debt
F = Beban bunga tahunan
B = Nilai pasar hutang yang beredar
ke = Biaya modal sendiri cost of equity
E = Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham
S = Nilai pasar saham yang beredar
ko = Tingkat kapitalisasi keseluruhan untuk perusahaan atau WACC
O = Keuntungan operasi bersih
V = Nilai pasar perusahaan [V= B + S]
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Teori ini melihat apa yang akan terjadi pada ki, ke dan ko apabila tingkat leverage
berubah. Terdapat empat pendekatan antara lain Weston dan Copeland, 2002: 257.
1. Net Income Approach
Berdasarkan pendekatan ini, perusahaan dapat meningkatkan nilai totalnya dan menurunkan cost of capital dengan meningkatkan
leverage. 2.
Net Operating Income Approach Dengan cost of capital tetap dan meningkatnya leverage, nilai total
perusahaan tidak berubah. Pendekatan ini menunjukkan bahwa nilai total perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal.
3. Traditional Approach
Dengan menggunakan pendekatan tradisional, bisa diperoleh struktur modal yang optimal, yang memberikan biaya modal keseluruhan
terendah dan harga saham tertinggi. Hal ini disebabkan oleh berubahnya tingkat kapitalisasi, baik untuk modal sendiri maupun pinjaman.
4. Modigliani – Miller Approach
Pendekatan ini menunjukkan apabila ada dua perusahaan dengan risiko usaha yang sama, hanya berbeda pada struktur modalnya, maka nilai
total perusahaan haruslah sama, sebab jika tidak maka akan terjadi proses arbitrase yang menyebabkan nilai perusahaan menjadi sama satu
dengan yang lain. Pada keadaan pasar modal sempurna nilai perusahaan tidak akan terpengaruh oleh struktur modal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Latar belakang perdebatan moderan terhadap struktur modal perusahaan diturunkan dari Modigliani dan Miller Modigliani dan Miller,
1958. Jurnal Modigliani dan Miller membalikkan pandangan tradisional atau TV akan pendanaan perusahaan. Kerangka berdasarkan pada bobot rata-rata
biaya modal ra seperti pada contoh bobot total biaya hutang dan saham atau keselurahan pendapatan minimum yang dibutuhkan untuk operasi yang ada
terhadap kepuasan permintaan dari para pemilik perusahaan. Pandangan tradisional atau TV dimulai dengan observasi di mana hutang pada
umumnya lebih murah daripada saham sebagai sumber pendanaan. Sebuah perusahaan dapat menurunkan rata-rata biaya modal dengan menaikkan
hutang yang bersifat relatif terhadap saham, sehingga biaya hutang dan saham tetaplah sama. Bagaimanapun juga proses ini tidak dapat dipisahkan
secara keseluruh karena pada kenyataannya, semakin tinggi tingkat hutang menaikkan tingkat pengembalian modal baik pada pemberi hutang maupun
pada pemilik saham. Oleh karena itu, bobot rata-rata biaya modal digambarkan berbentuk U ketika dipasangkan pada pengungkit leverage, di
mana biaya hutang dan saham sama-sama naik seiring dengan meningkatnya risiko kebangkrutan. Nilai pasar perusahaan yang bersangkutan digambarkan
sebagai U terbalik. Pengungkit yang optimal terjadi di mana bobot rata-rata biaya hutang dan saham diminimalkan dan nilai perusahaan dimaksimalkan
Weston dan Copeland, 2002:263. Tidak seperti pada pandangan tradisional atau TV, Modigliani dan
Miller atau MM mengasumsikan sebuah pasar modal yang sempurna dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
menggunakan sebuah mekanisme arbitrase sederhana untuk menurunkan tiga proposi yang kini dikenal sebagai: nilai perusahaan the value of the firm,
budaya biaya modal saham the behaviour of the equity cost of capital, dan tingkat penyeimbang untuk investasi baru the cut-off rate for new
investment . Weston dan Copeland, 2002:267. Proposi Modigliani dan
Miller atau MM yang pertama menyatakan bahwa nilai pasar dari perusahaan adalah independent dari struktur modalnya. Dengan demikian,
biaya modal rata-rata perusahaan juga bersifat independent dari struktur modalnya. Biaya modal rata-rata tersebut tidak mempunyai nilai yang
optimal, nilai perusahaan yang dimaksimalkan, ratio hutang terhadap saham, setiap tingkat pengungkit adalah sama bagusnya seperti yang lainnya. Hal ini
adalah sebagai sebuah konsekuensi dari asumsi pasar modal sempurna yang mengimplementasikan bahwa baik bobot rata-rata biaya modal dan nilai
pasar digambarkan horizontal, ketika dipasangkan terhadap pengungkit Weston dan Copeland, 2002:270. Proposi Modigliani dan Miller atau MM
yang kedua menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh pemilik perusahaan meningkat secara linear seiring dengan meningkatnya
rasio hutang terhadap saham. Biaya saham meningkat sehingga menyeimbangkan setiap keuntungan yang didapatkan dari penggunaan
hutang yang lebih murah biayanya. Bagaimanapun, beberapa kritik akan proposi ini menunjukkan bawah sebuah disparitas secara normal terjadi
antara tingkat kapitalisasi dan tingkat penyeimbang. Proposi Modigliani dan Miller atau MM yang ketiga menyatakan bawah sebuah perusahaan hanya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
akan mengambil investasi yang mana tingkat pengembaliannya adalah minimal sama dengan bobot biaya rata-rata modal.
Ada dua hal yang penting yang membedakan antara kesimpulan pandangan tradisional dengan Modigliani dan Miller atau MM Weston dan
Copeland, 2002:275. 1.
Pandangan tradisional, nilai perusahaan dan biaya modal berhubungan dengan struktur modal, di mana pada proposi Modigliani dan Miller atau
MM yang pertama menyatakan bahwa nilai perusahaan dan biaya modal adalah bersifat independent terhadap struktur modal.
2. Proposi Modigliani dan Miller atau MM yang kedua, jika manajemen
bertujuan untuk memaksimalkan tingkat pengembalian pemilik perusahaan, mereka seharusnya menggunakan hutang sampai seratus
persen pengungkit tercapai. Dengan jelas hal ini tidaklah benar, karena sebuah perusahaan yang pendanaannya dibiayai seratus persen oleh
hutang secara teknis dinyatakan bangkrut.
Bagaimanapun, proposi Modigliani dan Miller atau MM yang kedua mengimplementasikan sebuah hubungan linear antara tingkat pengembalian
pemegang saham dan pengungkit perusahaan. Dengan demikian, pada tingkat hutang yang rendah, biaya modal saham meningkat lebih cepat dalam
Modigliani dan Miller atau MM daripada dalam pandangan tradisional. Pada tingkat hutang yang lebih tinggi, risiko kebangkrutan meningkat, dan
biaya modal saham meningkat lebih cepat dalam pandangan tradisional
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
daripada dalam proposi Modigliani dan Miller atau MM yang kedua Weston dan Copeland, 2002:279.
Sebuah argument alternatif pada pandangan tradisional yang berhubungan dengan keuntungan komparatif perusahaan melebihi unit dalam
pasar hutang, jika biaya-biaya transaksi seperti biaya pinjam lebih tinggi untuk pemegang saham daripada untuk perusahaan, maka akan lebih murah
bagi investor untuk meminjam melalui perusahaan dengan membeli sahamnya Weston dan Copeland, 2002:282. Investor yang mempunyai
biaya pinjam yang lebih tinggi akan menyetujui untuk membayar biaya premium yang lebih tinggi akan saham perusahaan yang diungkitnya
daripada dengan peminjam dengan biaya pinjam yang rendah. Seiring dengan meningkatnya pengungkit perusahaan, jumlah investor yang bersedia untuk
tetap menanamkan sahamnya diperusahaan tersebut semakin berkurang. Argumen bantahan dari Modigliani dan Miller atau MM adalah untuk
mempertanyakan asumsi bahwa perusahaan pada kenyataannya mempunyai keunggulan komparatif melalui pasar hutang. Jika mereka tidak memilikinya,
investor akan tidak memperdulikan antara saham dari perusahaan yang diungkit dan pengungkit sendiri: sebuah kombinasi dalam saham perusahaan
yang tidak diungkit dan hutang mereka sendiri Weston dan Copeland, 2002:284.
Proposi-proposi Modigliani dan Miller atau MM harus dimodifikasi untuk mengakomodasi pajak, sebuah topik yang akan dibicarakan lebih detail
pada jurnal penelitian lainnya dan pada topic kesulitan keuangan financial
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
distress . Proposi Modigliani dan Miller atau MM yang kedua menyatakan
bahwa memaksimalkan tingkat pengembalian pemegang saham adalah sama dengan pendanaan seratus persen melalui hutang Weston dan Copeland,
2002:286. Hal ini berdasarkan pada dua asumsi: perusahaan tidak menghadapi biaya-biaya yang berhubungan dengan kesulitan keuangan yang
timbul seiring dengan meningkatnya tingkat pengungkit, dan tingkat pengembalian marjinal yang dibutuhkan oleh para pemberi hutang tetaplah
konstan adanya. Pada kenyataannya, semakin tinggi tingkat pengungkit sebuah perusahaan, semakin besar pula biaya likuidasinya. Lebih jauh,
dengan meningkatnya pengungkit, risiko kebangkrutan juga meningkat, sehingga para pemberi hutang meminta tingkat pengembalian yang diminta
juga semakin tinggi pada setiap penambahan unit hutang. Situasi ini dikombinasikan jika ada berbagai macam hutang yang masing-masingnya
mempunyai syarat-syarat yang berbeda Weston dan Copeland, 2002:287. Oleh karena itu pada umumnya, ketidaksempurnaan pasar seperti adanya
pajak dan kesulitan keuangan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ada begitu banyak ketidaksempurnaan pasar, terutama seperti yang terdapat pada
karakteristik ekonomi yang sedang berkembang, seperti biaya-biaya yang terkait dengan informasi yang asimetrik, dan konflik antara agen ekonomi
dengan perusahaan, dan juga dengan pasar modal Munawir, 1999:30.
b. Teori Struktur Modal Pada Keadaan Ada Pajak