Uji Outlier Multikolinieritas Uji Asumsi Klasik

49 asumsi-asumsi model linier klasik Gujarati, 2006:64. Asumsi-asumsi tersebut adalah: 3.4.1.Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov Sumarsono, 2004 : 40. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah : 1. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi adalah tidak normal. 2. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal.

3.4.2. Uji Outlier

Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menormalkan suatu data adalah uji outlier. Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain. Data outlier bisa terjadi karena beberapa sebab, yaitu : 1 kesalahan dalam pemasukan data, 2 kesalahan dalam pengambilan sampel, dan 3 memang ada data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan keberadaannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 Deteksi adanya outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversikan nilai data penelitian kedalam standart score atau disebut juga dengan Z-score yang mempunyai nilai rata-rata nol dan standart deviasi satu. Rumus z-score : σ X x z − = Dimana : x = Nilai data X = Nilai rata-rata σ = Standar deviasi Sebuah data dikategorikan sebagai data outlier, jika nilai Z yang didapat lebih besar dari angka +2,50 atau lebih kecil dari angka -2,50. Jika dilihat pada tabel z, nilai z = 2,50 sama dengan luas daerah di bawah kurva normal sebesar 99,38. Hal ini berarti 99,38 dari seluruh nilai data adalah data yang normal atau jika data tersebut bervariasi dari rata-ratanya, variasi tersebut masih dalam batas normal. Santoso, 2002 : 26.

3.4.3. Multikolinieritas

Kolinieritas ganda merupakan situasi dimana terdapat korelasi ganda yang tinggi, bilamana salah satu dari variabel-variabel independen beregresi terhadap yang lainnya terdapat korelasi yang tinggi antar variabel independen. Konsekuensi atau akibat yang ditimbulkan apabila asumsi ini tidak terpenuhi adalah Gujarati, 2006:61: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 1. Penafsiran koefisien regresi masih mungkin dilakukan tetapi memiliki standar deviasi yang lebih besar. 2. Oleh karena nilai standart error dari koefisien regresi besar maka dari itu dengan sendirinya interval kenyakinan untuk parameter dari populasi cenderung melebar. 3. Dengan tingginya tingkat kolinieritas, probabilitas untuk menerima hipotesa, padahal itu salah, menjadi membesar nilainya. 4. Standart errornya menjadi sensitif. 5. Apabila kolinieritas ganda tinggi seseorang akan memperoleh R 2 koefisien determinasi berganda yang tinggi, akan tetapi tidak ada atau sedikit sekali, koefisien regresi yang signifikan secara statistik. Toleransi dari sebuah variabel biasanya digunakan untuk mengukur kolinieritas. Toleransi dari variabel didefinisikan dengan 1-R i 2 , dimana R i 2 adalah koefisien regresi berganda bilamana variabel independen ke- i diprediksi dari variabel-variabel independen lainnya. Jika toleransi sebuah variabel kecil, maka hampir merupakan kombinasi linier dari variabel- variabel independen lainnya Gujarati, 2006:63. Faktor inflasi varian atau varian inflation faktor VIF sangat berhubungan erat dengan toleransi. Pada kenyataannya, VIF ini merupakan kebalikan dari toleransi Gujarati, 2006:67. Untuk variabel ke-i : 1 1 2 i R VIF − = Menurut Ghozali 2006:95, deteksi adanya multikolinieritas adalah multikolinieritas dapat dilihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur nilai variabilitas variabel inpenden yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama nilainya dengan VIF tinggi karena VIF = 1 tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adannya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

3.4.4. Autokorelasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL INDUSTRI SEKTOR RITEL DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 93

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal( StudiPadaPerusahaan sectormakananyang Terdapat di Bursa Efek Indonesia ( BEI

0 2 16

PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP STRUKTUR Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Bursa Efek Indonesia

0 4 15

PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP STRUKTUR Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Bursa Efek Indonesia

0 4 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

KATA PENGANTAR - PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN TEKSTIL DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13