40
yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba bersih. Artinya dengan rasio ini investor dapat mengukur tingkat efisiensi suatu
usaha perusahaan dalam menggunakan modal sendiri. Syamsudin, 2000: 65. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:
100 X
Sendiri Modal
Pajak Setelah
Bersih Laba
ROE =
2.2.5. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan Dan Struktur
Aktiva Terhadap Struktur Modal
Menurut Awat dan Muljadi 1995:34 dalam Kesuma 2009 Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai pasar perusahaan
dengan cara meminimumkan biaya modal rata-rata. Menurut Weston dan Bringham 1998:174 yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar,
kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
2.2.5.1. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Struktur Modal.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Sedangkan menurut Bambang Riyanto 2001:331 rasio-rasio profitabilitas yaitu
rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
The Pecking Order Theory Kahlee dan Shastri, 2002:7 menyarankan agar perusahaan mendanai investasinya pertama dari retained earning. Kedua dari
hutang dan ketiga dari ekuitas. Menurut teori ini, perusahaan yang menghasilkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
keuntungan lebih Profitable akan mempunyai struktur modal yang rendah daripada perusahaan yang kurang menghasilkan keuntungan less profitable,
karena perusahaan yang menghasilkan keuntungan lebih mampu mendanai investasinya dengan retained earning, jadi menurut teori ini profitability
berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal. Return on asset
yang tinggi, berarti bahwa laba bersih yang dimiliki perusahaan tinggi, maka apabila perusahaan menggunakan hutang yang besar
tidak akan berpengaruh terhadap struktur modal, karena kemampuan perusahaan dalam membayar bunga tetap akan rendah Weston dan Copeland, 2002:614.
2.2.5.2. Pengaruh Rasio Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal.
Dapat di katakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan penjualan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh
keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah deviden payout rationya Riyanto, 1997:268.
Menurut Weston dan Brigham 1998:713 bahwa perusahaan yang tumbuh lebih cepat harus mengandalkan pada pembiyaan dari modal eksternal. Oleh karena itu
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk lebih banyak menggunakan hutang dibanding perusahaan yang lambat
pertumbuhannya.
2.2.5.3. Pengaruh Rasio Strutur Aktiva Terhadap Struktur Modal.
Asymmetric Information Theory atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston 2006:38 adalah suatu situasi dimana manajer memiliki
informasi yang berbeda tentang prospek perusahaan daripada investor.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Menurut Asymmetric Information Theory Linda H. Chen, Robert Lensink Elmer Sterken, 1998:14, struktur aktiva suatu perusahaan mempunyai dampak
langsung pada struktur modal, karena struktur aktiva suatu perusahaan merupakan jaminan ketika meminjam uang ke kreditur untuk meningkatkan hutangnya.
Semakin tinggi struktur aktiva maka semakin tinggi struktur modalnya berarti semakin besar aktiva tetap yang dapat dijadikan agunan hutang oleh perusahaan.
Sebaliknya, semakin rendah kemampuan dari perusahaan untuk dapat menjamin hutang jangka panjangnya Badhuri 2002 dalam Kesuma 2009.
2.3. Kerangka Pikir dan Hipotesis 2.3.2.