“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3 Trend masyarakat dunia untuk kembali ke alam back to nature telah
menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat sekitar 20 per tahun. Sehingga diperkirakan pada tahun 2010 pangsa pasar dunia
terhadap produk pertanian organik akan mencapai U 100 milyar Ditjen BPPHP Deptan, 2001. Untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil
produk pangan organik yang dapat mengisi pasar dunia, Departemen Pertanian telah mencanangkan program “Go Organik 2010”. Standar Nasional Indonesia tentang
Sistem Pangan Organik telah tersusun dalam SNI 01-6729-2002 yang berisi panduan tentang cara-cara budidaya pangan organik tanaman pangan dan ternak,
pengemasan, pelabelan dan sertifikasinya. httpwww.Google.co.id
I.2. Tujuan Penelitian Untuk mempelajari pengaruh perbandingan bahan baku dengan air dan berat
mikroba terhadap produk pupuk yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerob sampah organik.
I.3. Manfaat Penelitian
Meningkatkan kualitas nilai dari sampah organik untuk menghasilkan pupuk organik, karena pupuk yang dihasilkan dari fermentasi dapat membunuh benih gulma
dan organisme yang bersifat pathogen pada lahan pertanian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Umum
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam
tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase
yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri dikenal juga dengan sebutan limbah, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan
menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Menurut Damanhuri 1999 peningkatan aktivitas manusia,
seperti itu dapat menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk antara lain adalah : jumlah atau kepadatan
penduduk, sistem pengelolaan sampah, keadaan geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi.Tumpukan sampah yang
menggunung dapat menimbulkan kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi normal. Dapat menyebabkan suhu menjadi naik dan pH berubah menjadi terlalu asam atau
terlalu basa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
2.1.1 Jenis-jenis sampah 1.
Berdasarkan sumbernya
1. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai
menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
2. Sampah Manusia
Sampah manusia Inggris: human waste adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor sarana perkembangan penyakit yang
disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa plumbing.
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
3. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6 ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia.
Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri 4.
Sampah Nuklir Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir
disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau
dasar laut walau jarang namun kadang masih dilakukan. http:www.Wikipedia.org
2. Berdasarkan sifatnya
1. Sampah organik - dapat diurai degradable
2. Sampah anorganik - tidak terurai undegradable
3. Berdasarkan tipenya
Berdasarkan tipenya sampah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a.
Sampah Basah Garbage Istilah Garbage digunakan untuk menunjukkan bahwa buangan ini
dapat membusuk dan merupakan hasil persiapan, pengolahan dan konsumsi makanan. Sampah ini membutuhkan perhatian khusus dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7 penanganannya, hal ini disebabkan sampah basah dapat mendatangkan
lalat atau serangga yang lain, sekaligus dapat digunakan sebagai tempak perkembangbiakannya, serta merpakan sumber makanan bagi
tikus. Apalagi bila mengalami fermentasi akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Yang digolongkan sebagai sampah basah adalah sisa-sisa
hewan, buah atau sayuran hasil dari pengolahan makanan. b.
Sampah Kering Rubbish Sampah kering merupakan sampah yang tidak membusuk selain abu.
Terdiri dari sampah yang mudah terbakar, yaitu karton, kertas, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, mebel, daun dan sampah yang tidak mudah
terbakar, yaitu kaleng, kaca, logam, pasir dan sampah dari kegiatan konstruksi.
c. Sampah Lembut Ashes
Merupakan sampah yang terdiri dari berbagai jenis abu hasil dari pembakaran kayu, batu bara dan bahan yang mudah terbakar lainnya.
Sampah ini biasanya berbentuk kecil-kecil, lembut, ringan sehingga mudah terbang dan mengganggu saluran pernafasan.
d. Sampah Bangunan
Sampah bangunan merupakn sampah yang berasal dari pembangunan atau penghancuran bangunan atau konstruksi lain. Kegiatan
pembangunan tersebut adalah pembuatan konstruksi, bangunan komersial dan bangunan industri. Sedangkan kegiatan penghancuran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8 adalah pembongkaran bangunan atau struktur lain.
e. Sampah Jalan
Sampah jalan merupakam sampah yang berasal dari kegiatan penyapuan jalan, berupa debu atau pasir, rontokan daun kering dan
sampah lainnya yang umumnya merupakan sampah kering. f.
Sampah pengelolaan AirLimbah Sampah pengelolaan airlimbah ini berupa sisa-sisa bahan yang
digunakan dalam pengelolaan tersebut seperti tumpahan bahan kimia dan bahan-bahan sisa endapan di bangunan pengolahan airlimbah.
Peavy, 1985 .Di Jawa timur khususnya di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
sampah merupakan maslah, karena setiap harinya sampah yang dihasilkan sebanyak 2 - 3 m
3
. Pengelola tempat pembuangan akhir TPA sampah di lingkungan kampus berupaya merubah sampah menjadi pupuk organik guna mengurangi tumpukan
sampah yang ada di lingkungan kampus. UPN ”VETERAN” Jawa Timur yang mempunyai luas lahan
± 21 Ha mencakup beberapa daerah atau kawasan yang
menghasilkan timbulan sampah, seperti bangunan perkantoran, ruang kuliah, dan laboratorium di setiap jurusan, kantin dan pusat kegiatan mahasiswa, perumahan
satpam, lapangan olahraga, dan lahan terbuka. Setelah dilakukan pengamatan di lapangan, dapat diketahui beberapa kawasan yang menghasilkan timbulan sampah,
seperti ditampilkan pada tabel 2.1.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
9 Tabel : 2.1
Jumlah Timbulan Sampah di Beberapa Kawasan
Tempat Tong
Volume m³
1 2
3 4
Giri loka 1
0.06 0.63
Halaman Giri Loka depan dan belakang
6 0.38
3.99 Lapangan tennis
3 0.19
1.99 Gedung Pasca Sarjana
1 0.06
0.63 Gedung FTSP
13 0.8
8.39 Gedung Fak. Ekonomi
23 1.4
14.69 Halaman depan Fak.
Ekonomi 4
0.25 2.62
Halaman Parkiran Ekonomi
4 0.25
2.62 Gedung Fak. Industri
39 2.5
26.23 Gedung Puskom
4 0.25
2.62
1 2
3 4
Kantin pusat 3
0.19 1.99
Gedung Rektorat 9
0.6 6.3
Perumahan satpam 7
0.44 4.62
Gedung Fisip 9
0.6 6.3
Taman Fisip 10
0.63 6.61
Gedung Fak. Pertanian 13
0.8 8.39
Musholla 2
0.13 1.36
Total 151
9.53 100
Sumber Data : Laboratorium Pengolahan Sampah UPN ”Veteran” Jawa Timur
Dari hasil penghitungan di lapangan, didapatkan daerah atau kawasan yang menghasilkan sumber timbulan sampah terbanyak, daerah tersebut adalah daerah
yang beratap atau bangunan yang mencapai 82,15 . Sementara daerah yang tidak beratap atau kawasan umum mencapai 17,85 .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
10
2.1.2 Komposisi Sampah UPN ”Veteran” Jawa Timur
Berdasarkan pengamatan langsung, karakteristik sampah UPN ”VETERAN” Jawa Timur mempunyai beberapa jenis sampah yang dihasilkan. Hal ini disebabkan
karena beberapa daerah atau kawasan yang mempunyai aktivitas yang berbeda – beda. Berikut komposisi sampah yang dihasilkan oleh UPN ”VETERAN” Jawa
Timur, yang ditampilkan pada gambar 2.1.
30
24 37
7 2
Kertas Plastik
Pepohonan Barang tidak mudah terbakar
Sampah kantin
Gambar : 2.1 Perbandingan Komposisi Sampah Sumber Data : Laboratorium Pengolahan Sampah UPN ”Veteran” Jawa Timur
Sampah UPN ”VETERAN” Jawa Timur didominasi oleh sampah dari jenis pepohonan 37 seperti daun, ranting, dan batang pohon. Hal ini disebabkan karena
luas lahan terbuka yang mencapai 5,3 Ha dan diisi oleh pepohonan. Sedangkan untuk sampah jenis lainnya, dihasilkan dari aktivitas perkuliahan dan aktivitas mahasiswa
yang menghasilkan jenis plastik 24 , kertas 30 , non recycle 7 , dan sampah dari kantin yang mencapai 2 saja.
Komposisi sampah daun UPN ”Veteran” Jawa Timur :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
11 No
Parameter Hasil uji
Satuan 1
N 0,7
berat 2
P
2
O
5
0,15 berat
3 K
2
O 0,12
berat 4
Karbon C 21,88
berat \Sumber data : Balai Penelitian Dan Konsultasi Industri, Surabaya
2.1.3 Mikroba bakteri
Tiap bakteri memiliki nilai-nilai kapasitas kebutuhan air-air tersendiri,bila kapasitasnya tetap maka aktivitas bakteri juga akan optimal.
Grafik 2.2 Kurva pertumbuhan bakteri : A fase lamban; B fase log logaritmik; C fase statis; D fase kematian atau penurunan.
D B
C A
L og J
um la
h ba kt
er i hi
dup
Waktu, jam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
12 Dari sini dapat dilihat bahwa ada suatu periode awal yang tampaknya tanpa
pertumbuhan fase lamban atau lag fase diikuti oleh suatu periode pertumbuhan yang cepat fase log , kemudian mendatar fase statis , dan akhirnya diikuti oleh
suatu penurunan populasi sel-sel hidup fase kematian atau penurunan .
Tabel 2.1.2 Beberapa ciri pertumbuhan bakteri pada setiap fase pertumbuhan
Fase pertumbuhan Ciri
Lamban lag Tidak ada pertambahan populasi
Sel mengalami perubahan dalam komposisi kimiawi dan bertambah
ukurannya; substansi intraseluler
bertambah
Logaritma Sel membelah dengan laju konstan
Massa menjadi dua kali lipat dengan laju sama
Aktivitas metabolik konstan Keadaan pertumbuhan seimbang
Statis Penurunan produk beracun danatau
kehabisan nutrient. Beberapa sel mati sedangkan yang lain
tumbuh dan membelah Jumlah sel hidup menjadi tetap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
13 Penurunan atau kematian
Sel menjadi mati lebih cepat dari pada terbentuknya sel baru
Laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial
Bergantung kepada spesiesnya, semua sel mati dalam waktu beberapa hari atau
beberapa bulan
Michel J. Pelczar,Jr. and E.C.S. Chan, 1986 Beberapa mikroba yang dipakai untuk Proses pembuatan pupuk organik :
1. Mempergunakan larutan effective microorganisme yang disingkat EM. EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang,
dengan EM4 nya. EM-4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang meng- untungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme
Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. dan ragi. EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi
limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.EM-4 diaplikasi
sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan,
pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman secara berkelanjutan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
14 EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau
kotoran hewan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan.
Keuntungan dan manfaat EM4 1.
Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. 2.
Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.
3. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga
kestabilan produksi. 4.
Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan Kompos. kompos yang
dibuat dengan teknologi EM disebut dengan BOKASHI.
Dalam EM ini terdapat sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam
memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu:
1. Bakteri fotosintetik
2. Lactobacillus sp
3. Jamur Fermentasi
4. Ragi yeast
5. Actinomycetes
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
15 1.
Bakteri Fotosintetik Rhodopseudomonas spp. Bakteri ini adalah mikroorganisme mandiri dan swasembada. Bakteri
ini membentuk senyawa-senyawa bermanfaat dari sekresi akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan sinar matahari dan panas bumi
sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat yang terbentuk anatara lain, asam amino asam nukleik, zat bioaktif dan gula yang semuanya berfungsi
mempercepat pertumbuhan. Hasil metabolisme ini dapat langsung diserap tanaman dan berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain sehingga
jumlahnya terus bertambah 2. Bakteri asam laktat Lactobacillus spp.
Dapat mengakibatkan kemandulan sterilizer oleh karena itu bakteri ini dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan;
meningkatkan percepatan perombakan bahan organik; menghancurkan bahan organik seperti lignin dan selulosa serta memfermentasikannya tanpa
menimbulkan senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik Bakteri ini dapat menekan pertumbuhan fusarium, yaitu
mikroorganime merugikan yang menimbukan penyakit pada lahan tanaman yang terus menerus ditanami.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
16 3. Ragi Yeast Saccharomyces spp.
Melalui proses fermentasi, ragi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula yang
dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik dan akar-akar tanaman. Ragi juga menghasilkan zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim
untuk meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Sekresi Ragi adalah substrat yang baik bakteri asam laktat dan Actinomycetes
4. Actinomycetes Actinomycetes menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino
yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Zat-zat anti mikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri. Actinomycetes hidup berdampingan dengan
bakteri fotosintetik bersama-sama menongkatkan mutu lingkungan tanah dengan cara meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.
5. Jamur Fermentasi Jamur fermentasi Aspergillus dan Penicilium menguraikan bahan
secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini membantu menghilangkan bau dan mencegah serbuan
serangga dan ulat-ulat merugikan dengan cara menghilangkan penyediaanmakanannya. Tiap species mikroorganisme mempunyai fungsi
masing-masing tetapi yang terpenting adalah bakteri fotosintetik yang menjadi pelaksana kegiatan EM terpenting. Bakteri ini disamping mendukung kegiatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
17 mikroorganisme lainnya, ia juga memanfaatkan zat-zat yang dihasilka
nmikroorganisme lain. 2.
Bakteri Rhizobium Merupakan kelompok bakteri yang bekemampuan sebagai penyedia hara bagi
tanaman, dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar. Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan
masalah ketersediaan nitrogen bagi tanamannya. 3.
Azospirillum Mempunyai potensi cukup besar untuk dikembankan sebagai pupuk hayati.
Bakteri ini banyak dijumpai berasosiasi dengan tanaman. Pengaruhnya adalah penyerapan nitrogen yang ada di dalam tanah sehingga kberadaan nitrogen di
dalam tanah dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang. Rahmawati, 2005
2.1.4 Fermentasi Fermentasi adalah suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob. Dalam pupuk
organik, fermentasi sama dengan pengomposan. Pengomposan adalah proses yang mengubah limbah organik menjadi pupuk organik melalui kegiatan biologi pada
kondisi yang terkontrol. Tujuan pengomposan adalah mengurai bahan organik yang dikandung bahan limbah, meneken timbulnya bau busuk, membunuh benih gulma
dan mikroorganisme yang bersifat pathogen, dan produk akhir adalah pupuk organik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
18 yang sesuai untuk diaplikasikan di lahan pertanian. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi pengompoasan adalah sebagai beikut : 1. Ukuran partikel
Sampai pada bahan tertentu semakin kecil ukuran potongan bahan mentahnya, semakin cepat pula waktu pembusukannya.penghalusan bahan akan
meningkatkan luas permukaan spesifik bahan kompos sehingga memudahkan mikroba decomposer untuk menyerang dan menghancurkan bahan-bahan tersebut.
Ukuran bahan yang sesuai untuk pengomposan adalah 3-5 cm. 2. Kelembaban
Timbunan kompos harus sesuai dengan kelembaban dengan kandungan lengas 50-60, agar mikroba tetap beraktivitas. Pada kondisi anaerob, penguraian bahan
akan menimbulkan bau busuk. Sampah-sampah yang berasal dari hijauan biasanya tidak membutuhkan air sama sekali pada waktu awal, tetapi untuk bahan dari cabang
atau ranting kering dan rumput-rumputan memerlukan penambahan air yang cukup. 3. Nilai pH
Bahan organik dengan nilai pH 3-11 dapat dikomposkan. pH optimum berkisar antara 5,5 – 8,0.
Sutanto, Rachman, 2002
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
19
2.2 Khusus 2.2.1 Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non- organik mineral. Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun
demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen. Dalam praktek sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan
untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan
pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya Pemakaian pupuk
organik terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar
memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar
atau kompos. Pemakaian pupuk organik segar memerlukan jumlah yang banyak, sulit dalam penempatannya, serta waktu dekomposisinya relatif lama. Namun dalam
beberapa hal, cara ini justru sangat bermanfaat untuk konservasi tanah dan air yaitu sebagai mulsa penutup tanah. Pupuk organik yang telah dikomposkan relatif lebih
kecil volumenya dan mempunyai kematangan tertentu sehingga sumber hara mudah tersedia bagi tanaman. Pembuatan pupuk organik dengan cara dikomposkan banyak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
“Kajian Awal Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kampus Memakai Reaktor Biodigister”
Jurusan teknik kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
20 dilakukan oleh industri skala besar karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya
sedikit petani yang dapat memproduksi kompos untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian petani membeli kompos dari pabrik lokal atau impor. Pengomposan antara
lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organik dengan porositas, kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan dasar yang mudah
didekomposisi, membunuh patogen.
A. Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk:
1. Pupuk organik atau pupuk alami
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik
yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam
jumlah banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi
tanaman.
a. Peran Pupuk Organik