Hasil 1 HASIL DAN PEMBAHASAN

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil A.1 Pengukuran Koefisien Gesek Statis Maksimum Empat buah bola tenis digunakan untuk eksperimen mengukur koefisien gesek statis maksimum antara bola tenis dengan permukaan bidang kayu menggunakan alat pada gambar 3.1. Digunakannya empat buah bola agar seimbang saat diatas bola diberi beban tambahan. Sebuah kotak karton dibuat persegi sehingga keempat bola tenis dapat terjepit di dalam kotak dan ketika diseret bola tidak bergulir. Massa bola, massa kotak karton dan massa beban diukur dengan menggunakan neraca ohaus. Data pengukuran massa bola, massa kotak karton dan massa beban serta perhitungan masing-masing ralatnya ditampilkan pada lampiran 1. Massa empat buah bola tenis 225,3 ± 0,1 gram, massa kotak karton adalah 209,2 ± 0,4 gram dan massa tambahan yang diletakkan diatas kotak karton adalah 1.100,3 ± 0,2 gram sehingga massa totalnya adalah 1.534,8 ± 0,5 gram. Gaya yang diberikan untuk menarik keempat bola hingga tepat akan bergerak diukur menggunakan neraca pegas. Kemudian nilai koefisien gesek statis maksimum dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2. Gaya tarik yang diberikan pada bola dan nilai koefisien gesek statis maksimum disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil pengukuran koefisien gesek statis maksimum antara empat permukaan bola tenis dengan permukaan bidang. Massa 4 bola = 225,3 ± 0,1 gram Massa kotak karton = 209,2 ± 0,4 gram Massa beban = 1.100,3 ± 0,2 gram Massa total = 1.534,8 ± 0,5 gram Percepatan gravitasi g = 9,8 ms 2 No Gaya tarik N Koefisien gesek statis maksimum μ s 1 5,2 0,346 2 5,4 0,359 3 6,2 0,412 4 5,6 0,372 5 6,0 0,399 6 5,8 0,386 7 6,2 0,412 8 5,8 0,386 9 6,2 0,412 10 5,8 0,386 Nilai gaya tarik yang didapatkan dari eksperimen sama besarnya dengan gaya gesek statis maksimum sehingga menghitung koefisien gesek statis maksimum dengan menggunakan persamaan 2.2: � � = � � � � � = � � �� = , � , kg x , ms = , � , � = , Tabel 4.2 Perhitungan ralat koefisien gesek statis maksimum antara empat permukaan bola tenis dengan permukaan bidang kayu No μ s μ s ̅ μ s − μ s ̅ μ s − μ s ̅ 2 1 0,346 0,387 -0,041 0,001699 2 0,359 0,387 -0,028 0,000780 3 0,412 0,387 0,025 0,000638 4 0,372 0,387 -0,015 0,000214 5 0,399 0,387 0,012 0,000143 6 0,386 0,387 -0,001 0,000002 7 0,412 0,387 0,025 0,000638 8 0,386 0,387 -0,001 0,000002 9 0,412 0,387 0,025 0,000638 10 0,386 0,387 -0,001 0,000002 Σ μ s − μ s ̅ 2 0,004756 SD = √ Σ μ s −μ s ̅̅̅̅ N− = √ , − = 0,02 Dari pengukuran koefisien gesek statis maksimum antara empat permukaan bola tenis dengan permukaan bidang kayu didapatkan nilai sebesar 0,39 ± 0,02. Untuk mendapatkan nilai koefisien gesek statis maksimum untuk satu bola tenis dengan cara hasil pengukuran dibagi empat. Nilai koefisien gesek statis maksimum satu bola tenis dengan permukaan bidang kayu yaitu 0,10 ± 0,02. Nilai koefisien gesek statis maksimum yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai kecepatan sudut bola sebelum tumbukan ω dan kecepatan sudut bola setelah tumbukan ω pada persamaan 2.9 dan 2.10. A.2 Pengukuran jari-jari bola Pengukuran jari-jari bola dilakukan dengan mengunakan analisa foto dengan softwere LoggerPro. Jari-jari bola yang diukur yaitu jari-jari luar R dan jari-jari dalam R 1 . Pengukuran diameter dilakukan sebanyak 10 kali seperti pada gambar 4.1 dan gambar 4.2. Hasil pengukuran masing- masing jari-jari bola yang disajikan pada tabel 4.2 dan tabel 4.3. Gambar 4.1 Pengukuran diameter luar bola untuk mendapatkan jari-jari R Tabel 4.3. Pengukuran jari-jari luar bola R No D mm R mm 1 75,86 37,93 2 76,98 38,49 3 76,66 38,33 4 76,45 38,23 5 77,23 38,62 6 77,79 38,90 7 76,57 38,29 8 75,00 37,50 9 77,14 38,57 10 76,77 38,39 Jari-jari luar bola yang didapatkan dari pengukuran adalah � = 38,3 ± 0,4 milimeter. Cara perhitungan ralat pengukuran jari-jari luar bola R ditunjukkan pada lampiran 2. Gambar 4.2 Pengukuran diameter dalam bola untuk mendapatkan jari-jari � Tabel 4.4 Pengukuran jari-jari dalam bola � No � mm � mm 1 62,12 31,06 2 61,00 30,50 3 61,47 30,74 4 62,02 31,01 5 62,07 31,04 6 61,86 30,93 7 62,27 31,14 8 62,40 31,20 9 61,23 30,62 10 61,05 30,53 Jari-jari dalam bola yang didapatkan dari pengukuran adalah � = 30,9 ± 0,3 milimeter. Cara perhitungan ralat pengukuran jari-jari dalam bola pada lampiran 2. Nilai jari-jari luar bola � dan jari-jari dalam bola � digunakan untuk menghitung nilai kecepatan sudut bola sebelum tumbukan ω dan setelah tumbukan ω pada persamaan 2.9 dan 2.10. A.3 Pengukuran Koefisien Restitusi Pengukuran koefisien restitusi dimulai dengan menganalisa rekaman video untuk mendapatkan kecepatan sebelum dan setelah tumbukan baik pada komponen y maupun pada komponen x. Setelah mendapatkan nilai kecepatan sebelum dan setelah tumbukan, nilai koefisien restitusi � dapat dihitung dengan persamaan 2.6. Nilai koefisien restitusi � kemudian digunakan dalam perhitungan kecepatan sudut sebelum dan kecepatan sudut setelah tumbukan dengan menggunakan persamaan 2.9 dan 2.10. Setelah itu kemudian barulah nilai koefisien restitusi � dapat dihitung dengan persamaan 2.7. Data hasil penelitian disajikan sebagai berikut. Hasil rekaman video yang telah dianalisa dengan menggunakan softwere LoggerPro ditampilkan pada gambar 4.3 dan tabel 4.5 berikut. Gambar 4.3 Titik-titik data pada analisa video dengan sudut bidang miring 5 o Berdasarkan gambar 4.3, pemberian titik jejak gerak bola dari kiri ke kanan pada komponen x gambar video, namun karena origin telah diatur komponen tegak lurus terhadap bidang miring dan komponen sejajar dengan bidang miring maka data dari analisa video merupakan data yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya yaitu bola bergerak dari atas menuju bidang miring. Hasil analisa video ditampilkan pada tabel 4.5. Dari analisa video diperoleh data waktu , posisi �, posisi �, kecepatan � � , dan kecepatan � � . Tabel 4.5 Hasil analisa video dengan sudut bidang miring 5 o No � � � � � � 1 0,000 -0,039 0,464 0,006 0,068 2 0,033 -0,039 0,462 0,007 0,083 3 0,066 -0,039 0,459 0,011 0,135 4 0,100 -0,039 0,456 0,021 0,287 5 0,133 -0,038 0,445 0,041 0,596 6 0,166 -0,036 0,417 0,075 0,950 7 0,200 -0,033 0,382 0,122 1,313 8 0,233 -0,028 0,329 0,151 1,640 9 0,266 -0,023 0,270 0,159 1,909 10 0,300 -0,018 0,201 0,175 2,098 11 0,333 -0,011 0,129 0,201 2,090 12 0,366 -0,003 0,030 0,189 1,146 13 0,400 0,001 0,027 0,184 0,496 14 0,433 0,008 0,094 0,210 1,302 15 0,466 0,016 0,140 0,217 1,305 16 0,500 0,023 0,185 0,226 1,052 17 0,533 0,032 0,211 0,212 0,711 18 0,566 0,036 0,228 0,237 0,476 Berdasarkan tabel 4.5, untuk mencari kecepatan sebelum dan setelah tumbukan dengan memperhatikan kecepatan � dan kecepatan � . Terjadinya tumbukan ditandai dengan penurunan kecepatan � dan penurunan kecepatan � , sehingga kecepatan sebelum tumbukan dan setelah tumbukan dapat diketahui. Dari tabel 4.5, penurunan kecepatan � dan � terjadi pada data ke-12 dan ke-13 maka data ke-11 merupakan kecepatan sebelum tumbukan dan data ke-14 merupakan kecepatan setelah tumbukan. Data pada tabel 4.5 disajikan dalam grafik gambar 4.4 sampai gambar 4.6. Gambar 4.4 Grafik posisi terhadap waktu t. Titik data posisi ditandai dengan simbol lingkaran berwarna merah dan titik data posisi ditandai dengan persegi berwarna biru. Dari gambar 4.4 dapat diketahui grafik posisi bola pada komponen terhadap waktu dan grafik posisi bola pada komponen terhadap waktu yang menunjukkan terjadinya tumbukan. Pada hasil analisa video ini, apabila mendapatkan titik data masing-masing pada komponen x dan pada komponen y pada posisi yang sama artinya pada titik data tersebut terjadi tumbukan. Namun tidak semua analisa mendapatkan titik data saat tumbukan. Hal ini dikarenakan kemampuan kamera yang digunakan untuk merekam menampilkan 30 gambar rekaman per detik padahal waktu peristiwa tumbukan sangat singkat sehingga kurang dapat menampilkan data saat tumbukan. Jika tidak mendapatkan titik data saat tumbukan, maka harus lebih memperhatikan beberapa titik data sebelum dan setelah tumbukan terjadi. Titik data yang menunjukkan titik data setelah terjadinya tumbukan ditandai dengan perubahan posisi dan yang nilainya meningkat. Gambar 4.5 Grafik hubungan kecepatan � terhadap waktu t. Gambar 4.6 Grafik hubungan kecepatan � terhadap waktu t. Dari gambar 4.5, kecepatan � semakin meningkat dari mulai bergerak hingga sebelum tumbukan, saat tumbukan kecepatannya mengalami penurunan dan setelah tumbukan kecepatannya terus meningkat. Dari gambar 4.6, kecepatan � mengalami percepatan karena gerak bola searah dengan gaya gravitasi, mulai waktu 0 s sampai 0,333 s. Kemudian pada waktu 0,336 s sampai 0,400 s, kecepatan � mengalami perlambatan karena terjadi tumbukan dan energi kinetik bola tenis saat tumbukan diubah menjadi energi bunyi pantulan bola. Setelah tumbukan, mulai waktu 0,433 s sampai 0,466 s kecepatan � meningkat karena memantul dan kemudian terjadi penurunan kecepatan karena arah gerak bola berlawanan dengan gaya gravitasi. Hasil analisa video berupa kecepatan sebelum tumbukan � , kecepatan setelah tumbukan � , kecepatan sebelum tumbukan � dan kecepatan setelah tumbukan � . Dari hasil analisa video tersebut, dapat dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien restitusi � dengan menggunakan persamaan 2.6. Dari gambar 4.5 dan 4.6, kecepatan sesaat sebelum tumbukan yaitu kecepatan sesaat sebelum mengalami penurunan kecepatan dan kecepatan sesaat setelah tumbukan yaitu kecepatan sesaat setelah mengalami penurunan kecepatan. Nilai koefisien gesek statis maksimum, jari-jari luar bola dan jari-jari dalam bola diperoleh dari hasil pengukuran. Berikut contoh perhitungan koefisien restitusi � , kecepatan sudut sebelum tumbukan � , kecepatan sudut setelah tumbukan � dan koefisien restitusi � . Contoh perhitungan koefisien restitusi � sebagai berikut: � = � � 2.6 � = , � , � � = , Nilai koefisien restitusi � ini digunakan dalam perhitungan mencari nilai kecepatan sudut sebelum dan setelah tumbukan. Kecepatan sudut sebelum tumbukan ω dan kecepatan sudut setelah tumbukan ω diperoleh dengan perhitungan menggunakan persamaan 2.9 dan 2.10. Berikut ditampilkan cara perhitungan kecepatan sudut sebelum tumbukan � , kecepatan sudut setelah tumbukan � , dan koefisien restitusi bola tenis � untuk hasil eksperimen data pertama dengan sudut kemiringan bidang 5 o . Perhitungan kecepatan sudut sebelum tumbukan � : � = [� � + � + , � � � ] + � � 2.9 � = [ , + , + ,5 , � , � , ��] + , �� , � � = , �� , � � = , − Perhitungan kecepatan sudut setelah tumbukan � : � = � − , � � � + � � � 2.10 � = , − − , , , � + , , �� , � � = , − − , − � = , − Perhitungan koefisien restitusi bola tenis � ∶ � = � − �� � − �� 2.7 � = , �� − , � , � − , �� – , � , � − � = − , � – , � � = 0,322 Eksperimen dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Data eksperimen, perhitungan koefisien restitusi dan ralatnya pada lampiran 3. Berikut ditampilkan hasil analisa kecepatan bola dan hasil perhitungan koefisien restitusi pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil analisa kecepatan bola tenis dan koefisien restitusi dengan sudut bidang miring 5 o . No � ms � ms � ms � ms � ω rads ω rads � 1 0,201 2,090 0,210 1,302 0,623 34,996 14,590 0,322 2 0,237 2,267 0,327 1,307 0,576 37,024 15,518 0,226 3 0,237 2,187 0,191 1,303 0,596 36,294 15,293 0,342 Untuk mendapatkan nilai koefisien restitusi � dengan menggunakan persamaan 2.6. Koefisien restitusi pada arah tegak lurus bidang miring ketika sudut bidang miring 5 o adalah � = 0,60 ± 0,02. Untuk mendapatkan nilai koefisien restitusi � dengan menggunakan persamaan 2.7. Namun sebelumnya dicari terlebih dahulu nilai kecepatan sudut sebelum tumbukan dan kecepatan sudut setelah tumbukan dengan menggunakan persamaan 2.9 dan 2.10. Koefisien restitusi pada arah sejajar bidang miring ketika sudut bidang miring 5 o adalah � = 0,30 ± 0,06. Cara analisis dan perhitungan yang sama dilakukan mendapatkan kecepatan sebelum dan setelah tumbukan, kecepatan sudut sebelum dan setelah tumbukan dan mengukur koefisien restitusi bola tenis dengan variasi sudut bidang miring 25 o dan 35 o . Hasil pengukuran ditampilkan pada tabel 4.7 dan 4.8. Tabel 4.7 Hasil analisa kecepatan bola tenis dan koefisien restitusi dengan sudut bidang miring 25 o . No � ms � ms � ms � ms � ω rads ω rads � 1 1,056 1,931 0,822 1,080 0,559 53,541 35,425 0,538 2 1,077 1,952 0,744 1,035 0,530 53,897 35,930 0,640 3 1,056 1,970 0,865 0,876 0,445 52,124 35,000 0,505 Koefisien restitusi pada arah tegak lurus bidang miring ketika sudut bidang miring 25 o adalah � = 0,51 ± 0,06. Koefisien restitusi pada arah sejajar bidang miring ketika sudut bidang miring 25 o adalah � = 0,56 ± 0,01. Data eksperimen dan perhitungan ralat ditampilakan pada lampiran 4. Tabel 4.8 Hasil analisa kecepatan bola tenis dan koefisien restitusi dengan sudut bidang miring 35 o . No � ms � ms � ms � ms � ω rads ω rads � 1 1,396 1,724 1,055 0,821 0,476 58,410 43,097 0,708 2 1,299 1,566 0,972 0,769 0,491 54,046 40,002 0,726 3 1,258 1,535 0,933 0,852 0,555 53,437 39,070 0,714 Koefisien restitusi pada arah tegak lurus bidang miring ketika sudut bidang miring 35 o adalah � = 0,52 ± 0,04. Koefisien restitusi pada arah sejajar bidang miring ketika sudut bidang miring 35 o adalah � = 0,72 ± 0,01. Data eksperimen dan perhitungan ralat ditampilkan pada lampiran 5. Keseluruhan nilai koefisien restitusi dengan beberapa sudut kemiringan bidang ditampilkan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Koefisien restitusi � dan koefisien restitusi � dengan variasi sudut kemiringan bidang. � ° � � 5 0,60 ± 0,02 0,30 ± 0,06 25 0,59 ± 0,08 0,56 ± 0,01 35 0,52 ± 0,04 0,72 ± 0,01 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa semakin besar kemiringan permukaan bidang miring nilai koefisien restitusi � tidak jauh berbeda. Namun semakin besar kemiringan permukaan bidang miring maka nilai koefisien restitusi � semakin besar. B. Pembahasan B.1 Pengukuran Koefisien Gesek Statis Maksimum