Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Pengawasan Surat Pemberitahuan SPT PPh Pasal 21

Fungsi SPT bagi wajib pajak PPh ialah sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : 1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak. 2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak. 3. Harta dan kewajiban. 4. Pemotongan dan pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1satu masa pajak. Apabila wajib pajak baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan surat pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah ditetapakan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyususnan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggaran dari bats waktu yang telah ditentukan, wajib pajak dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan pajak penghasilan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis dengan cara lain misalnya dengan pemberitahuan secara elektronik kepada Direktorat Jenderal Pajak.

D. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Penghasilan pegawai tetap yang diterima bulanan, contohnya: saefudin adalah pegawai tetap di PT Insan Selalu Lestari sejak 1 januari 2009. Ia memperolah gaji Universitas Sumatera Utara beserta tunjangan berupa uang sebulan sebesar Rp.2.000.000,- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp.50.000,- sebulan. Saefudin menikah tetapi belum mempunyai anak status K0. Penghitungan PPh Pasal 21: Gaji sebulan = Rp.2.000.000,- Penghasilan bruto = Rp.2.000.000,- Pengurangan: 5 x Rp.2.000.000 = Rp.100.000,- Iuran pensiun = Rp.50.000,- Total pengurangan = Rp.150.000,- Penghasilan neto sebulan = Rp.1.850.000,- Penghasilan neto setahun: 12 x Rp.1.850.000,- = Rp. 22.200.000,- PTKP Setahun: WP sendiri = Rp.15.840.000,- Tambahan WP kawin = Rp.1.320.000,- Total PTKP = Rp.17.160.000,- PKP setahun = Rp.5.040.000,- PPh Pasal 21 terutang: PPh Pasal 21 setahun 5 x Rp.5.040.000,- = Rp.252.000,- PPh Pasal 21 sebulan = Rp.252.000 : 12 bulan = Rp.21.000,- Universitas Sumatera Utara 40 BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Pengawasan Surat Pemberitahuan SPT PPh Pasal 21

Pengawasan kepatuhan pelunasan PPh Pasal 21 adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh KPP terhadap pelaporan pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak melalui SPT, sehingga dapat diketahui apakah wajib pajak telah melunasi pajak terutangnya atau belum. Pelunasan PPh Pasal 21 yang terutang oleh wajib pajak terutang dalam prinsip self assessment dimana dalam pemenuhan kewajiban perpajakan adalah bahwa wajib pajak diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak yang terutang sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan, sehingga penentuan besarnya pajak yang terutang dapat dipercayakan pada wajib pajak sendiri melalui Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan. Dalam sistem pemungutan ini kepercayaan diberikan penuh kepada wajib pajak sedangkan fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. Pengawasan tersebut dilakukan fiskus terhadap laporan yang disampaikan oleh wajib pajak PPh Pasal 21. Kegiatan pengawasan terhadap SPT PPh Pasal 21 dilakukan oleh pihak fiskus melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON di KPP Pratama Medan Belawan melalui petugas penerimaan SPT PPh Pasal 21 menerima dan Universitas Sumatera Utara 2. mengecek SPT PPh Pasal 21 yang disampaikan oleh wajib pajak. Pengecekan yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut : 2.1 apakah wajib pajak tersebut memang berada dibawah wewenang pengawasan KPP yang bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan cara meneliti tiga digit terakhir dari susunan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Wajib Pajak. 2.2 Kelengkapan SPT PPh Pasal 21. Apabila SPT PPh Pasal 21 tersebut belum lengkap, maka tidak dapat diterima oleh fiskus. SPT PPh Pasal 21 dikatakan lengkap apabila: a. Kolom-kolomnya telah lengkap diisi. b. Telah mencantumkan Nama, NPWP, dan telah ditandatangani. SPT PPh Pasal21yang telah lengkap dibubuhi tanda terima berupa tanggal sesuai dengan tanggal diterimanya SPT PPh Pasal 21 dan tanda tangan dari fiskus. 3. Meneliti tanggal pembayaran pada tanda penerimaan surat tersebut dan juga tanggal pelaporan SPT. Apabila tanggal penyetoran danatau tanggal pelaporan melewati batas akhir penyetoranpelaporan, maka SPT tersebut dipisahkan untuk diperhitungkan pengenaan sanksinya. Sanksi pidana dikenakan terhadap wajib pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali, Universitas Sumatera Utara didenda paling sedikit 1satu kali jumpah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar, atau pidana kurungan paling singkat 3tiga bulan atau paling lama 1satu tahun. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6enam tahun dan denda paling sedikit 2dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 4empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Pasal 21