Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Pasal 21

didenda paling sedikit 1satu kali jumpah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar, atau pidana kurungan paling singkat 3tiga bulan atau paling lama 1satu tahun. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6enam tahun dan denda paling sedikit 2dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 4empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Pasal 21

Untuk mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak, penulis menganalisa dalam kaitannya dengan SPT PPh Pasal 21. Penilaian kepatuhan pada umumnya dapat dibedakan atas 4empat kategori, antara lain : 1. Masayarakat yang seharusnya mendaftarkan diri sebagai wajib pajak yang telah memiliki NPWP tetapi kenyataannya belum mendaftarkan diri. 2. Wajib pajak yang telah terdaftar dan mamiliki NPWP seharusnya wajib menyampaikan SPT atau menyampaikan tetapi tidak tepat waktu. 3. Wajib pajak yang sudah menyampaikan SPT dan isinya telah sesuai dengan ketentuan tetapi masih menunggak jumlah pajak yang seharusnya dibayar. 4. Wajib pajak yang sudah memasukkan SPT tetapi tidak mengisi SPT dengan benar. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak wajib disetor ke kantor pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan, paling lama 10 sepuluh hari setelah Masa Pajak berakhir. Dan pemotong PPh Pasal 21 wajib melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak yang dilakukan melalui penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak tempat pemotong PPh Pasal 21 terdaftar, paling lama 20 dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir. Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Pemotong PPh Pasal 21 harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap atau penerima pensiun berkala paling lama 1 satu bulan setelah tahun kalender berakhir. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam kaitannya dengan penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21, maka dapat dilihat dari data berikut : Gambaran umum penerimaan PPh Pasal 21 Tahun 2011 dan 2012, perbandingan antara Rencana dengan Realisasi penerimaannya, disajikan dalam tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Data penerimaan SPT PPh Pasal 21 di KPP Pratama Medan Belawan Periode 2011-2012 Tahun Rencana Realisasi Persentase Perbandingan 2011 71.252.230.006 64.148.085.857 25,93 2012 42.512.480.000 82.797.907.269 101,4 Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI KPP Pratama Medan Belawan Informasi dalam tabel di atas penulis sajikan berdasarkan data yang penulis peroleh dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI KPP Pratama Medan Belawan mengenai penerimaan PPh Pasal 21 tahun 2011 dan 2012. Ada beberapa hal yang dapat dianalisis dari data-data yang disajikan dalam tabel tersebut, adalah: 1. Pada tahun 2011 KPP Medan Belawan mempunyai Rencana pencapaian target penerimaan PPh Pasal 21 sebanyak 71.252.230.006 M, tetapi pada kenyataannya yang dapat direalisasi hanya sebanyak 64.148.085.857 M, pada tahun 2011 ini Realisasi tidak sesuai dengan Rencana yang diharapkan oleh KPP Pratama Medan Belawan. 2. Pada tahun 2012 KPP Medan Belawan mempunyai Rencana pencapaian target PPh Pasal 21 sebanyak 42.512.480.000 M, tetapi pada kenyataannya yang dapat direalisasi sebanyak 82.797.907.269 M, pada tahun 2012 ini ternyata Universitas Sumatera Utara Realisasi melebihi dari Rencana yang diharapkan KPP Pratama Medan Belawan. 3. Dari tabel tersebut telah diketahui bahwa penerimaan PPh Pasal 21 tidak dapat dipastikan, karna pada kenyatannya penerimaan PPh Pasal 21 pada tahun 2011 kurang dari target yang direncanakan, sedangkan pada tahun 2012 penerimaan PPh Pasal 21 melebihi dari target yang telah direncanakan. 4. Dari tabel diatas diketahui bahwa penerimaan PPh Pasal 21 pada tahun 2011 mengalami penurunan dengan persentase perbandingan 25,93 antara Rencana dengan Realisasi. 5. Dari tabel diatas diketahui bahwa penerimaan PPh Pasal 21 pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup pesat dengan persentse perbandingan 101,4 antara Rencana dengan Realisasi. Hal ini menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak terutang PPh Pasal 21 semakin meningkat dan pengawasan yang dilakukan oleh fiskus juga efektif.

C. Hambatan-hambatan yang dihadapi KPP Pratama Medan Belawan terhadap pembayaran PPh Pasal 21