Tarif dan Penghasilan Tidak Kena Pajak

6. Biaya jabatan dan biaya pensiun

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang besarnya 5 dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp.6.000.000,- setahun atau Rp.500.000,- sebulan. Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, memelihara uang pensiun yang besarnya 5 dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp.2.400.000,- setahun atau Rp.200.000,- sebulan.

B. Tarif dan Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penerapan tarif pasal 17 berdasarkan undang-undang PPh, adalah: 1. Pegawai tetap, penerima pensiun bulanan, bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima penghasilan secara berkesinambungan dalam 1 tahun dikenakan tarif pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang PPh dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak PKP. PKP dihitung berdasarkan sebagai berikut : 1.1 Pegawai tetap: penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan 5 dari penghasilan bruto, maksimum Rp.6.000.000,- setahun atau Rp.500.000,- sebulan dikurangi iuran pensiun, iuran Jaminan Hari Tua, dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. 1.2 Penerima pensiun bulanan: penghasilan bruto dikurangi biaya pensiun 5 dari penghasilan bruto, maksimum Rp.2.400.000,- setahun atau Rp.200.000,- sebulan diurangi PTKP. Universitas Sumatera Utara 1.3 Bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima penghasilan secara berkesinambungan: 50 dari penghasilan bruto dikurangi PTKP perbulan. 2. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dikenakan tarif pasal 17 ayat 1 huruf a dikalikan dengan 50 dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap pembayaran imbalan yang tidak berkesinambungan. 3. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan dikenakan tarif pasal 17 ayat 1 huruf a untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah. 4. Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang, dan calon pegawai, serta pegawai tidak tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku harian yang besarnya melebihi Rp.150.000,- sehari tetapi dalam satu bulan takwim jumlahnya tidak melebihi Rp.1.320.000,- dan atau tidak dibayarkan secara bulanan, maka PPh Pasal 21 yang terutang dalam sehari adalah dengan menerapkan tarif 5 dari penghasilan bruto setelah dikurangi Rp.150.000,- bila dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp.1.320.000,- sebulan, maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi 360. 5. Pejabat negara, PNS, anggota TNI POLRI yang menerima honorarium dan imbalan lain yang sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atau Keuangan Daerah dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 15 dari penghasilan bruto dan Universitas Sumatera Utara bersifat Final, kecuali yang dibayarkan kepada PNS Gol. IId kebawah, anggota TNIPOLRI Peltu kebawah Ajun Insp. tingkat I kebawah. 6. Tarif PPh untuk orang pribadi dalam negeri 6.1 Lapisan penghasilan kena pajak tarif pajak sampai dengan Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah=5 lima persen 6.2 Diatas Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp.250.000.000,- dua ratus lima puluh juta rupiah=15 lima belas persen 6.3 Diatas Rp.250.000.000,- dua ratus lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah=25 dua puluh lima persen 6.4 Diatas Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah=30 tiga puluh persen tarif paling tinggi 30tiga puluh persen ini dapat diturunkan menjadi paling rendah 25 dua puluh lima persen, yang pengaturannya diatur oleh peraturan pemerintah. 7. Tarif PPh wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen, mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. 8. Tarif untuk perusahaan terbuka adalah wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40 empat puluh persen dari jumlah keseluruhan saham yang disetor deperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5 lima persen lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada Universitas Sumatera Utara ayat 1 huruf b dan ayat 2a yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah. 9. Tarif atas penghasilan berupa deviden adalah tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa deviden yang dibagikan kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen dan bersifat Final. 10. Bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif 20 lebih tinggi dari tarif pasal 17 ayat 1 huruf a. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Tabel 1.1 Penghasilan Tidak Kena Pajak Diri wajib pajak orang pribadi Rp.15.840.000,- Tambahan untuk wajib pajak yang kawin Rp.1.320.000,- Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp.15.840.000,- Tambahan untuk setiap anggota keturunan sedarah semenda dalam keturunan lurus seta anak angkat yang ditanggung Rp.1.320.000,- Sumber: Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Universitas Sumatera Utara Penerapan Tarif PPh Pasal 21 Final Untuk beberapa jenis penghasilan, akan dikenakan PPh Pasal 21 yang bersifat Final. Besarnya tarif dan penghasilan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Atas uang pesangon, uang tebusan pensiun yang dibayar oleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, yang dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara Jamsostek, dipotong pajak penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan sebagai berikut: 1.1 Atas jumlah penghasilan bruto sebesar Rp.50.000.000,- atau kurang tidak dikenakan pajak penghasilan. 1.2 Atas jumlah diatas Rp.50.000.000,- sampai dengan Rp.100.000.000,- diatur dengan ketentuan sesuai tarif PPh Pasal 17 yaitu dikalikan 5. 1.3 Atas jumlah diatas Rp.100.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,- diatur dengan ketentuan sesuai tarif PPh Pasal 17 yaitu dikalikan 15. 1.4 Diatas Rp.500.000.000,- yaitu dikalikan 25. 2. Atas honorarium dikenakan tarif sebagai berikut: 2.1 Tarif sebesar 15 dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto berupa honorarium yang diterima oleh PNS golongan IV dan Perwira menengah dan tinggi. 2.2 Tarif sebesar 5 dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto berupa honorarium yang diterima oleh PNS golongan III dan Perwira pertama. Universitas Sumatera Utara 2.3 Tarif 0 dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto berupa honorarium yang diterima oleh PNS golongan IId ke bawah dan anggota TNIPOLRI pembantu Letnan satu ke bawah atau Ajudan Inspektur tingkat satu ke bawah.

C. Surat Pemberitahuan SPT