Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

11 4. Guru harus melihat siswanya sebagai manusia yang dinamis, kreatif, dan aktif. 5. Guru tidak menghalangi, apalagi mengecam siswa-siswanya yang ingin memunculkan kreativitasnya. 6. Guru adalah manusia biasa, kodratnya sama dengan siswa Darsono 2000:100 Sedangkan Abraham Maslow yang mencetuskan Teori “Hirearki Kebutuhan” memahami bahwa manusia berusaha memenuhi kebutuhan dasar dahulu kemudian baru memikirkan pemenuhan kebutuhan diatasnya. Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi tujuh tingkat yaitu “1 kebutuhan jasmani, 2 kebutuhan keamanan, 3 kebutuhan untuk memiliki dan dicintai, 4 kebutuhan harga diri, 5 kebutuhan untuk aktualisasi diri, 6 kebutuhan untuk tahu dan mengerti, 7 kebutuhan astetis” Darsono 2000:101.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

“Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur” Lie, 2004:12. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam suatu kelompok kecil dan dikehendaki untuk saling bekerjasama. Siswa akan dilatih keterampilan-keterampilan khusus seperti memberi penjelasan yang baik, menjadi pendengar yang baik, mengajukan pertanyaan yang benar. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut 1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama” 2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 12 3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya. 5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk semua anggota kelompok. 7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani kelompok kooperatif. Ibrahim dkk 2001:6 Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan model pembelajaran lain. Menurut Ibrahim dkk 2001:6 pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda. 4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah pengelompokan heterogenitas kemacam-ragaman. Kelompok heterogen dibentuk dengan memperhatikan keragaman gender, latar belakang sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu orang berkemampuan akademis kurang. Kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah memakai metode pembelajaran kooperatif karena beberapa alasan, yaitu 1. kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar peer-tutoring dan saling mendukung 13 2. kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik, dan gender. 3. kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Lie 2002:42 Tidak semua pembelajaran kelompok dapat dikategorikan cooperative learning, ada lima unsur pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Johnson dalam Lie 2004:12 1. Saling ketergantungan yang positif Keberhasilan kelompok tergantung dari usaha setiap anggota. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi kepada kelompok, hal ini disebabkan karena penilaian yang unik yaitu nilai kelompok dibentuk dari poin yang disumbangkan oleh setiap anggota. 2. Tanggung jawab perseorangan Siswa akan merasa bertanggung jawab terhadap tugasnya masing- masing, hal ini disebabkan karena pola penilaian cooperative learning. Pembagian tugas yang jelas akan mengatasi sikap kurang bertanggung jawab siswa, karena dapat diketahui dengan mudah siswa tersebut melaksanakan tugasnya atau tidak, sehingga rekan-rekannya akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya. 3. Tatap muka Interaksi antar anggota akan menciptakan sinergi yang menguntungkan kepada semua anggota. Inti sinergi adalah menghargai 14 perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing- masing anggota. 4. Komunikasi antar anggota Setiap siswa perlu dibekali keterampilan berkomunikasi yang efektif seperti bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaannya. Keterampilan ini memerlukan proses panjang, namun siswa perlu menempuh proses ini untuk memperkaya pengalaman belajar dan membina perkembangan mental dan emosional siswa. 5. Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya siswa bisa bekerjasama aktif. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati 1997:21, cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut Kelebihan 1. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku. 2. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan akademisnya. 3. Strategi kooperatif memberikan perkembangan yang berkesan pada hubungan interpersonal diantara anggota kelompok yang berbeda etnis. Kekurangan 1. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok, maka dinamika kelompok akan macet. 2. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan yaitu kurang dari empat, misalnya tiga maka seorang akan cenderung menarik diri dan kurang beriur pendapat saat diskusi. apabila anggota kelompok lebih dari lima 15 maka kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas, sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas. 3. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif Model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase atau langkah utama. Pembelajaran dimulai dari guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informasi sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kelompok dan mengetes apa yang mereka pelajari serta memberikan penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun individu. Keenam fase tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase-2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase-3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka 16 Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing- masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil balajar individu dan kelompok Sumber: Karuru 2001 Model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam, menurut Nur dan Wikandari 2000:26-30 beberapa diantaranya yang paling luas dievaluasi adalah sebagai berikut 1. Student Teams Achievement Divisions STAD atau tim siswa kelompok prestasi 2. Teams-Games-Tournaments TGT atau Pertandingan-Permainan-Tim 3. Team Assisted Individualization TAI atau Pengajaran Individual Dibantu 4. Cooperatif Integrated Reading and Composition CIRC atau Pengajaran kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis 5. Jigsaw 6. Learning Together atau Belajar Bersama 7. Group Investigation atau Belajar Kelompok

C. Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN DIKLAT 2007 2008

0 2 86

Implementasi Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Produktif Kompetensi Mengelola Kartu Piutang Kelas XI Akuntansi Semestar I di SMK Cut Nya’ Dien Genuk Semarang T

0 0 1