BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di kelas. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara proses belajar
siswa dan proses mengajar guru. Siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar sedangkan guru menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.
Kualitas proses belajar mengajar dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki kualitas proses belajar
mengajar perlu dilakukan agar diperoleh hasil belajar siswa yang lebih optimal sehingga menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Upaya tersebut menjadi
tanggung jawab semua komponen pendidikan termasuk guru. Mengingat posisi dan peranan guru terlibat langsung dalam proses
belajar mengajar, maka upaya untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru.
Berdasarkan observasi di SMK Cut Nya’ Dien terutama kelas XI Ak.3 ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Proses belajar mengajar yang dilakukan selama ini masih cenderung
ceramah, belum divariasikan dengan metode lain.
1
2
2. Motivasi siswa masih rendah disebabkan kondisi belajar mengajar yang
monoton dan searah. 3.
Pelaksanaan belajar mengajar dikelas cenderung kurang melibatkan siswa. 4.
Prestasi siswa belajar rendah hal ini dibuktikan dari hasil mid semester tahun pelajaran 20062007. Ketuntasan belajar siswa hanya 31 dari 36
siswa. Dari beberapa permasalahan diatas, maka perlu dicarikan pemecahannya
untuk meminimalkan ketidak tuntasan belajar siswa. Usaha yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Devisions
STAD yang merupakan model pembelajaran kooperatif paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif STAD, siswa
dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen yang tugasnya menuntaskan materi melalui tutorial dan diskusi. Dengan begitu siswa lebih banyak belajar
dari satu teman ke teman lain daripada belajar dengan guru, sehingga siswa lebih aktif mencari dan menemukan pengetahuannya. Hal ini berdampak
menjadikan pengetahuan yang didapat siswa lebih bermakna karena siswa terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajar dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Retno Dwi
Maezaroh 2005 di SMA Kesatrian 1 Semarang dalam mata pelajaran fisika, penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu
terbukti dari meningkatnya hasil belajar siswa di setiap siklus. Hasil yang sama diperoleh Diah Suloresmi Kusbantari 2005 dengan membandingkan
3
antara metode STAD dan metode ceramah. Menurut Diah, peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas X SMAN 7 Semarang pada materi pokok sistem
periodik dan struktur atom mata pelajaran kimia dengan model pembelajaran kooperatif STAD lebih besar daripada peningkatan hasil belajar kognitif siswa
pada materi yang sama dengan model pembelajaran konvensional. Mengetahui keberhasilan kedua penelitian diatas sangat rasional kiranya peneliti ingin
mengetahui implementasi pembelajaran kooperatif STAD dalam mata pelajaran produktif di SMK Cut Nya’ Dien.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Student
Team Achievement Divisions STAD Dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Diklat Produktif Kompetensi Mengelola Kartu Piutang Kelas XI Akuntansi Semestar I di SMK Cut Nya’ Dien Genuk
Semarang Tahun Pelajaran 20062007”
B. PERMASALAHAN