Hukum Adat sebagai Aspek Kebudayaan

2. Unsur Keagamaan, pengaruh dari Agama Hindu, Islam dan Kristen. Karena negeri kita ini didatangi oleh kebudayaan Hindu, kebudayaan islam dan kebudayaan Kristen, yang masing- masing turut mempengaruhi kebudayaan kultur asli melayu Polinesia . Hingga menurut kenyataan nya hukum adat yang hidup pada masyarakat dalam keadaan sekarang sudah merupakan hasil Akulturasi percampuran.

1.4 Theori Receptio In Complexu

Teori ini dikemukakan oleh Mr. LCW Van Der Berg. Menurut teori Reception in Coplexu : Kalau suatu masyarakat itu memeluk adama tertentu maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan adlah hukum agama yang dipeluknya. Kalau ada hal-hal yang menyimpang dari pada hukum agama yang bersangkutan, maka hal-hal itu dianggap sebagai pengecualian. Teori Reception in Comlexu ini sebenarnya bertentangan dengan kenyataan dalam masyarakat, karena hukum adat terdiri atas hukum asli Melayu Polenesia dengan ditambah dari ketentuan-ketentuan dari hukum Agama demikian dikatakan oleh Van Vollen Hoven. Memang diakui sulit mengdiskripsikan bidang-bidang hukum adat yang dipengaruhi oleh hukum agama hal ini disebabkan : 1. Bidang-bidang yang dipengaruhi oleh hukum agama sangat bervariasi dan tidak sama terhadap suatu masyarakat. 2. Tebal dan tipisnya bidang yang dipengaruhi hukum agama juga bervariasi. 3. Hukum adat ini bersifat lokal. 4. Dalam suatu masyarakat terdiri atas warga-warga masyarakat yang agamanya berlainan.

1.5 Hukum Adat sebagai Aspek Kebudayaan

4  Jika hukum adat dilihat dari segi wujud kebudayaan maka hukum adat termasuk dalam kebudayaan yang berwujud sebagai kompleks dari ide yang fungsinya untuk mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia dalam berkehidupan dimasyarakat,dengan demikian hukumadat merupakan aspek dalam kehidupan masyarakat sebagai kebudayaan bangsa Indonesia  Proses perkembangan masyarakat manusia berlangsung terus menerus sepanjang sejarah, mengikuti mobilitas dan perpindahan yang terjadi karena berbagai sebab.  Penyelidikan Van Vollen Hoven dan sarjana-sarjana lain membuktikan bahwa wilayah Hukum Adat Indonesia itu tidak hanya terbatas pada daerah-daerah hukum Republik Indonesia yaitu terbatas pada daerah kepulauan Nusantara kita.  Von Savigny mengajarkan bahwa hukum adat mengikuti “Volksgeist” jiwa semangat rakyat dari masyarakat tempat hukum itu berlaku. Karena Volksgeist masing-masing masyarakat berlainan, maka juga hukum masyarakat itu berlainan pula.  Cara Berpikir Masyarakat Indonesia Menurut Prof. Soepomo dilihat dari aspek struktur kejiwaan dan cara berpikir masyarakat Indonesia mewujudkan corak-corak atau pola tertentu dalam hukum adat yaitu : a. Mempuyai Sifat Kebersamaan Communal Manusia menurut hukum adat merupakan makhluk dalam ikatan kemasyarakatan yang erat, rasa kebersamaan, meliputi segala lapangan hukum adat. b. Mempunyai Corak Magis-Religius Corak Magis-Religius yang berhubungan dengan aspek kehidupan didalam masyarakat Indonesia. 5 c. Sistem Hukum Adat diliputi oleh Pikiran Penataan Serba Konkret Misalnya : Perhubungan perkawinan antara dua suku yang eksogam, perhubungan jual pemindahan pada perjanjian tentang tanah dan sebagainya. d. Hukum Adat mempunyai Sifat yang Sangat Visual Hubungan hukum dianggap hanya terjadi oleh karena ditetapkan dalam ikatan yang dapat dilihat.  Sifat-sifat Umum Hukum Adat F.D. Holleman di dalam pidato inaugurasinya yang berjudul de commune trek in het indonesische rechtsleven corak kegotongroyongan di dalam kehidupan hukum indonesia menyimpulkan bahwa ada 4 sifat umum Hukum Adat Indonesia yaitu a. Sifat Religio-magis. Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan sakti yang meliputi seluruh alam semesta dan khusus terdapat dalam peristiwa-peristiwa yang luar biasa, binatang yang luar biasa, tumbuh-tumbuhan yang luar biasa, tubuh manusia yang luar biasa, benda-benda yang luar biasa dan suara yang luar biasa. Anggapan bahwa kelebihan kekuatan sakti dalam alam menyebabkan keadaan krisis, menyebabkan timhulnya berbagai macam bahaya yang hanya dapat dihindari dengan berbagai macam pantangan. Prof. Bushar Muhammad mengatakan orang Indonesia pada dasarnya berpikir dan bertindak didorong oleh kepercayaan kepada tenaga-tenaga gaib yang mengisi, menghuni seluruh alam semesta. b. Sifat komunal. Merupakan salah satu segi atau corak yang khas dari suatu masyarakat yang masih hidup terpencil dan kehidupannya sehari-hari sangat tergantung kepada tanah atau alam pada umumnya. Dalam masyarakat 6 semacam itu selalu terdapat sifat lebih mementingkan keseluruhan dan lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan individual. c. Sifat Kontan. Mengandung pengertian bahwa dengan sesuatu perbuatan nyata, suatu perbuatan simbolis atau suatu pengucapan, perbuatantindakan hukum yang dimaksud telah selesai seketika itu juga. Dengan demikian segela sesuatu yang terjadi sebelum dan sesudah perbuatan simbolis itu adalah di luar akibat-akibat hukum dan dianggap tidak ada sangkut pautnya atau sebab akibatnya menurut hukum. d. Sifat Nyata Untuk sesuatu yang dikehendaki atau diinginkan akan ditransformasikan atau diwujudkan dengan sesuatu benda, diberi tanda yang kelihatan baik langsung sesungguhnya maupun hanya menyerupai obyek yang dikehendaki.

1.6 Sejarah Hukum Adat