70
B. Persediaan
Persediaan adalah bagian dari rantai pasok yang merupakan pemicu biaya
cost driver terbesar Manikas dan Terry 2009; Randal et al. 2011; Blackburn dan Scudder 2009; Boulaksil et al. 2009. Oleh sebab itu tidak mungkin mengabaikan
persediaan dalam penilaian rantai pasok. Dengan alasan inilah Randal et al.
2011 dan Blackburn dan Scudder 2009 melakukan penelitian terkait dengan persediaan
terutama perputaran produk dan kuantitas barang. Dua driver tersebut dinyatakan memiliki andil besar terhadap keberhasilan efisiensi rantai pasok
perusahaan. Randal et al. 2011 dan Blackburn dan Scudder 2009 memberikan bukti
bahwa perputaran produk yang cepat berarti rantai pasok berkinerja baik. Perputaran produk memiliki dua faktor yaitu aliran barang Randal et al. 2011
dan decay rate Blackburn dan Scudder 2009, terutama pada produk yang cepat habis atau berumur pendek fast moving product. Decay rate adalah tingkat
dalam persen kerusakan barang Blackburn dan Scudder 2009. Sementara itu, aliran barang bahan baku dan produk jadi diukur dengan menilai ketepatan
waktu produk Randal et al. 2011 sedangkan decay rate diukur dengan kuantitas barang bahan baku dan produk jadi yang mengalami kerusakan Blackburn dan
Scudder 2009.
Pengaruh kuantitas barang terhadap efisiensi rantai pasok didukung oleh penelitian Boulaksil et al. 2009. Boulaksil et al. 2009 menambahkan faktor
keamanan stok bahan baku dan produk. Kekurangan stok produk menyebabkan tidak terlayaninya permintaan konsumen, sedangkan kekurangan stok bahan baku
menyebabkan proses produksi macet. Keamanan stok produk diukur dari frekuensi terjadinya proses produksi macet karena kehabisan stok bahan baku dan
frekuensi terjadinya order produk yang tidak terlayani akibat tidak ada stok produk. Disisi yang lain, stok barang yang terlalu besar membuat rantai pasok
tidak efisien. Alasan inilah yang mendasari Randal et al. 2011 untuk memasukkan streamline stock dan Blackburn dan Scudder 2009 untuk
memasukkan optimalisasi pengiriman sebagai bagian penting dalam efisiensi rantai pasok. Streamline stock diukur dengan tingkat keketatan perusahaan
meminimalisir stok barang untuk meminimalisir biaya penyimpanan barang. Optimalisasi pengiriman diukur dengan preferensi kebijakan perusahaan untuk
memilih opsi pengiriman.
Penelitian Manikas dan Terry 2009 menambahkan faktor warehouse management
sebagai subdriver persediaan karena warehouse management memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi utilisasi storage space terutama
pada fast moving product. Efisiensi persediaan terjadi apabila penataan barang di gudang mampu memaksimalkan kapasitas penyimpanan dan arus barang keluar-
masuk barang dapat berjalan dengan cepat Manikas dan Terry 2009. Arus barang mempengaruhi lead time penurunan dan pemuatan barang dari dan ke
kendaraan angkut. Lead time tinggi menyebabkan inefisiensi rantai pasok Manikas dan Terry 2009. Dari beberapa hasil penelitian tersebut maka driver
persediaan
dapat diuraikan menjadi sub-sub driver berikut Tabel 15.
71
Tabel 15 Dekomposisi driver inventori dalam aspek efisiensi
SUB DRIVER SUB
SUB DRIVER PERTANYAAN
2.1. Perputaran produk Aliran bahan baku
Apakah pengiriman bahan baku tepat waktu sesuai kebutuhan produksi?
Aliran produk Apakah pengiriman produk jadi kepada
konsumen tepat waktu dan tepat jumlah? Decay rate
produk Seberapa banyak produk yang rusak setelah
dikirim sampai ke konsumen? Decay rate
bahan baku
Seberapa banyak bahan baku yang rusak setalah dikirim sampai ke pabrik?
2.2. Kuantitas barang Keamanan stok
produk Seberapa sering terjadi order produk yang
tidak terlayani akibat tidak ada stok produk? Keamanan stok bahan
baku Seberapa sering terjadi produksi macet
karena kehabisan stok bahan baku?
Streamline stock Seberapa ketat perusahaan meminimalisir
stok barang untuk meminimalisir biaya penyimpanan barang?
Optimalisasi pengiriman
Dalam proses pengiriman barang bagaimana perusahaan anda mengelolanya?
2.3. Warehouse management
Penataan gudang Bagaimana penataan barang di gudang?
Arus barang di gudang
Seberapa lancar arus keluar masuk barang di gudang?
C. Transportasi
Daya angkut barang yang dibatasi dengan ketat di Amerika Serikat AS menyebabkan perusahaan AS kalah bersaing dengan perusahaan negara lain dari
sisi efisiensi price of trip Siry et al. 2006. Alasan ini mendasari Siry et al. 2006 untuk memasukkan price of trip yang diukur dari daya angkut truk ke dalam salah
satu faktor yang ikut mempengaruhi efisiensi rantai pasok. Terkait dengan transportasi, Siry et al. 2006 dan Blackburn dan Scudder 2009 menambahkan
dengan faktor pengiriman barang yang terjadwal dan ketepatan pengiriman. Pengiriman barang yang terjadwal dan ketepatan pengiriman memperlancar arus
barang, baik di gudang maupun di tempat proses produksi, sehingga membuat meningkatkan efisiensi keseluruhan rantai pasok. Konsep ini sejalan dengan
konsep JIT yang telah lama diterapkan di berbagai industri. Penjadwalan pengiriman diukur menggunakan tingkat keketatan jadwal Blackburn dan
Scudder 2009. Ketepatan waktu pengiriman diukur menggunakan frekuensi keterlambatan pengiriman barang Blackburn dan Scudder 2009. Dari beberapa
penelitian tersebut maka driver transportasi dapat diuraikan menjadi sub-sub driver
berikut Tabel 16.
72
Tabel 16 Dekomposisi driver transportasi dalam aspek efisiensi
SUB DRIVER SUB
SUB DRIVER PERTANYAAN
3.1. Vehicle flow Penjadwalan
pengiriman Bagaimana penjadwalan pengiriman barang
di perusahaan anda? Ketepatan waktu
pengiriman Seberapa baik ketepatan waktu pengiriman
barang? 3.2.Price of trip
Daya angkut truk Seberapa banyak truk yang daya angkutnya
dimaksimalkan untuk mengangkut barang?
D. Sourcing
Menurut Siry et al. 2006, Shukla et al. 2011, Noor dan Pitt 2009, Ellegaard 2008, dan Pretty et al. 2008, proses perusahaan mendapatkan bahan
baku atau sourcing mempengaruhi kinerja rantai pasok. Ada tiga cara umum yang digunakan untuk mendapatkan bahan baku. Pertama, perusahaan membeli ke
pemasok langsung tanpa menggunakan perantara, agen, atau logistic provider. Kedua
, perusahaan menggunakan inhouse-outsource. Ketiga, perusahaan menggunakan logistic provider atau agen. Ketiga cara ini bisa digunakan
bersamaan atau hanya salah satu saja. Perusahaan yang menggunakan cara pembelian langsung perlu memperhatikan manajemen pemasok Noor dan Pitt
2009, peningkatan kemampuan pemasok Noor dan Pitt 2009, penetapan kriteria tertentu untuk menjadi pemasok Ellegaard 2008, dan penerapan pertanian
berkelanjutan Pretty et al. 2008. Jika perusahaan menggunakan cara pembelian bahan baku langsung kepada pemasok, maka rantai pasok efisien bisa diperoleh
dengan mengharuskan adanya keempat sub-driver tersebut Noor dan Pitt 2009; Ellegaard 2008; Pretty et al. 2008. Manajemen pemasok diukur dengan kualitas
pengelolaan pemasok Noor dan Pitt 2009. Peningkatan kemampuan pemasok diukur dengan kualitas upaya perusahaan dalam meningkatkan kemampuan
pemasok Noor dan Pitt 2009. Kriteria pemasok diukur dengan tingkat keketatan perusahaan menerapkan kriteria pemasok Ellegaard 2008. Pertanian
berkelanjutan diukur dengan menggunakan tingkat kecenderungan perusahaan untuk memperhatikan penerapan pertanian berkelanjutan oleh pemasok Pretty et
al.
2008. Penerapan pembelian bahan baku menggunakan inhouse-outsource
menyebabkan rantai pasok efisien mengharuskan adanya integrasi pemasok dengan perusahaan. Integrasi dengan pemasok dilakukan perusahaan dengan
mengintegrasikan pemasok ke dalam rantai pasok Siry et al. 2006. Semakin dalam pemasok terlibat di rantai pasok, semakin efisien kinerja rantai pasok Siry
et al.
2006. Integrasi pemasok diukur dengan tingkat kualitas integrasi aktivitas produksi dengan pola pasokan bahan baku.
Cara perolehan bahan baku ketiga yaitu dengan menggunakan logistic provider
memerlukan tingkat hubungan yang erat antara perusahaan dengan logistic provider
Shukla et al.. 2011. Hubungan erat antara perusahaan dengan logistic provider
menyebabkan rantai pasok efisien Shukla et al. 2011. Keeratan hubungan antara perusahaan dengan logistic provider diukur dengan jangka waktu