Kecepatan Arus Menyusur Pantai

kedalaman air di mana gelombang pecah h b berkisar antara 0.7 sampai 1.2 Messel 1988. Beberapa hasil penelitian telah dibuat untuk memformulasikan hubungan antara tinggi gelombang pecah dengan tinggi gelombang laut lepas H b H o yaitu Komar dan Gaughan 1972 dalam Sunamura 1992 menggunakan hubungan fluks energi dalam teori gelombang linier untuk mendapatkan persamaan semi- empiris. Le Mehaute dan Koh 1967 dalam Sunamura 1992 menurunkan hubungan H b H o dengan memasukkan efek kemiringan dasar pantai. Kriteria gelombang pecah telah diformulasikan oleh beberapa penulis seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria gelombang pecah Thornton Guza 1983 Penulis Sifat Shoaling Kriteria Gelombang Pecah Collins 1970 Linier Battjes 1972 Linier Kuo Kuo 1974 Linier Goda 1975 Nonlinier

2.2 Kecepatan Arus Menyusur Pantai

Salah satu aspek penting dari gelombang yang berambat menuju pantai adalah terbentuknya arus menyusur pantai dan arus tegak lurus pantai yang akan mempengaruhi pergerakan material sedimen sepanjang pantai Ippen 1966. Apabila garis puncak gelombang sejajar dengan garis pantai, maka akan terjadi arus tegak lurus pantai yang menuju ke laut. Selain itu, apabila gelombang yang datang membentuk sudut terhadap garis pantai akan membangkitkan arus menyusur pantai Horikawa 1988. Longuet-Higgins 1970 dalam Horikawa 1988 menganalisis proses pembangkitan arus menyusur pantai dengan menggunakan konsep tekanan radiasi radiation stress. Jika garis puncak gelombang datang miring terhadap garis pantai, maka tekanan radiasi akan timbul di sepanjang pantai. Setelah gelombang pecah, maka komponen geser tekanan radiasi semakin berkurang dan akan menghasilkan suatu tenaga pembangkit driving force untuk membangkitkan arus menyusur pantai. Kecepatan arus menyusur pantai V dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : 5 dimana: tan β = 8 3 1 tan 2 b γ β + tan β = kelerengan pantai = percepatan gravitasi mdet 2 = sudut gelombang pecah derajat C f = koefisien gesekan dasar pantai γ b = indeks gelombang pecah Suriamihardja 2005 meneliti kecepatan arus menyusur pantai di delta Sungai Jeneberang untuk mengestimasi angkutan sedimen menyusur pantai dan kecenderungan perubahan garis pantai sepanjang delta Sungai Jeneberang. Gelombang yang datang miring terhadap garis normal pantai setelah pecah akan membangkitkan arus menyusuri pantai. Berdasarkan arah dan tinggi gelombang pecah serta kedalaman air, maka kecepatan arus menyusuri pantai di sepanjang pantai delta Sungai Jeneberang sebagian besar berada pada interval 0.051 sampai 0.10 mdet 76.79, kemudian pada interval 0.11 mdet sampai 0.15 mdet 22.32 dan sebagian kecil terjadi pada kecepatan lebih besar dari 0.2 mdet 15.6. Di sepanjang pantai delta Sungai Jeneberang kecepatan arus menyusuri pantai ke arah utara lebih besar dari pada ke arah selatan. Arah arus menyusuri pantai di sepanjang delta Sungai Jeneberang tergantung dari arah gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Berdasarkan pola arah gelombang, mengindikasikan bahwa gelombang yang datang dari arah barat dan barat daya akan membangkitkan arus menyusuri pantai di sepanjang pantai delta Sungai Jeneberang kearah utara, sedangkan gelombang yang datang dari arah barat laut membangkitkan arus menyusuri pantai ke arah selatan.

2.3 Angkutan Sedimen di Pantai