garis pantai menyerupai bentuk delta Nile dan bentuk yang lebih komplek seperti Delta Ebro atau Danube. Shibutani et al. 2007 membuat model transpormasi
gelombang dan perubahan garis pantai dengan menggunakan metode one-line, dan memperoleh bahwa ukuran butiran sedimen yang terdapat di pantai
mempunyai pengaruh terhadap perubahan garis pantai yaitu semakin kecil ukuran butiran, maka semakin besar jarak perubahan garis pantai yang terjadi.
Hung et al. 2008 membuat model transpormasi gelombang dan perubahan garis pantai akibat pengaruh pemecah gelombang dengan menggunakan metode
one-line dan memperoleh bahwa terjadi bentuk garis pantai menonjol yang terbentuk di belakang pemecah gelombang serta perubahan garis pantai
menunjukkan kecenderungan yang sesuai dengan hasil eksperimen. Shibutani et al. 2008 membuat model evolusi pantai menggunakan metode N-line dengan
memasukkan pengaruh difusi dan adveksi sedimen. Model ini memberikan hasil yang baik pada pemulihan garis pantai mundur.
Kim dan Lee 2009 mengembangkan model perubahan garis pantai dengan menggunakan persamaan logarithmic spiral bay untuk memprediksi konfigurasi
garis pantai yang berbentuk teluk. Triwahyuni et al. 2010 membuat model perubahan garis pantai Timur Tarakan dengan menggunakan metode one-line.
Tinggi, kedalaman dan sudut gelombang pecah dihitung dengan menggunakan persamaan matematik, kemudian digunakan sebagai input dalam model. Secara
umum profil garis pantai hasil akhir model menunjukkan kemiripan dengan garis pantai hasil citra.
1.2 Rumusan Masalah
Perairan delta muara Sungai Jeneberang yang terletak di wilayah Kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan merupakan perairan yang sangat strategis,
karena fungsi ekonomis dan ekologisnya memberikan manfaat bagi Kota Makassar. Manfaat ekonomi yang diperoleh Kota Makassar tidak luput diiringi
pula oleh sejumlah permasalahan terhadap lingkungan perairan pantai Kota Makassar.
Perubahan garis pantai di sekitar delta Sungai Jeneberang sangat tergantung pada gelombang yang datang dari laut lepas dan suplai sedimen yang berasal dari
Sungai Jeneberang. Selain itu, sejumlah aktivitas pembangunan yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap perubahan garis pantai di sekitar delta Sungai
Jeneberang seperti: • Penutupan muara Sungai Jeneberang bagian utara 1993, menyebabkan
pasokan sedimen dari Sungai Jeneberang ke pantai Tanjung Bunga berkurang.
• Pembangunan Bendungan Karet pada aliran Sungai Jeneberang 1995, menyebabkan suplai sedimen dari Sungai Jeneberang ke pantai sekitar delta
Sungai Jeneberang berkurang • Pembangunan Bendungan Serbaguna Bilibili efektif digunakan pada tahun
1997, menyebabkan suplai sedimen dari Sungai Jeneberang ke pantai sekitar delta Sungai Jeneberang berkurang
Sebagai dampak dari serangkaian kegiatan di atas, maka garis pantai di sekitar delta Sungai Jeneberang selalu mengalami perubahan. Sampai tahun 1993
Sungai Jeneberang mempunyai dua buah muara yang dikenal dengan Muara Utara dan Selatan. Kedua muara tersebut mensuplai material sedimen yang sangat besar
yang berasal dari hulu Sungai Jeneberang. Besarnya pasokan sedimen ini menyebabkan terbentuknya daratan Tanjung Bunga ke arah utara Suriamihardja
2005. Penurunan suplai sedimen dari Sungai Jeneberang dan penutupan muara Utara mengakibatkan sedimen dari Sungai Jeneberang ke pantai Tanjung Bunga
berkurang dengan drastis. Dilain pihak hempasan gelombang dan arus terus- menerus mengangkut sedimen yang ada di pantai sehingga garis pantai di sekitar
delta Sungai Jeneberang dapat mengalami abrasi. Permasalahannya adalah adanya interfensi manusia pada Sungai Jeneberang
mengakibatkan terjadinya pola dinamika pantai di sekitar delta Sungai Jeneberang sehingga dinamika garis pantai mencari bentuk keseimbangan baru.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka diperlukan suatu kemampuan untuk memprediksi perubahan garis pantai yang disebabkan oleh angkutan
sedimen. Dalam penelitian ini, prediksi perubahan garis pantai dilakukan melalui model numerik yang dibuat dengan memperhitungkan jumlah sedimen yang
masuk dan keluar sel, serta model prediksi gelombang laut lepas dan transformasi gelombang dengan menggunakan data angin harian selama tahun 1990-2008.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian