Identifikasi spesies berguna untuk menduga stok ikan dan pengelolaan sumberdaya perikanan yang tepat. Untuk melengkapi identifikasi diperlukan
klasifikasi kawanan berdasarkan faktor yang berpengaruh terhadap identifikasi. Klasifikasi membantu dalam pembuatan kelas-kelas kawanan secara sistematis.
Langkah terakhir adalah struktur kawanan. Struktur kawanan menggambarkan pembentukan kawanan ikan dalam kolom perairan secara lebih rinci. Ketiga poin
tersebut identifikasi, klasifikasi dan struktur merupakan satu rangkaian untuk menentukan karakteristik kawanan ikan sehingga stok ikan di suatu daerah dapat
diperkirakan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Pembuatan program perangkat lunak untuk pengolahan echogram dan
ekstraksi deskriptor akustik 2 Identifikasi, klasifikasi dan analisis struktur kawanan ikan pelagis
berdasarkan deskriptor akustik di perairan Selat Bali 3 Perumusan karakteristik kawanan ikan pelagis berdasarkan deskriptor
akustik di perairan Selat Bali
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam hal: 1 Pendugaan stok ikan di perairan Selat Bali dan ikan pelagis lainnya
2 Peningkatan produktifitas penangkapan ikan target.
1.4 Hipotesis
1 Deskriptor akustik dan back-Scattering Strength Volume Sv dapat dijadikan dasar untuk identifikasi, klasifikasi dan struktur kawanan ikan
pelagis 2 Kawanan ikan pelagis di perairan Selat Bali dapat diidentifikasi
berdasarkan spesies 3 Klasifikasi kawanan ikan lemuru dapat dibedakan berdasarkan musim
dan ukuran ikan 4 Adanya pola pembentukan kawanan ikan lemuru pada analisis struktur
kawanan ikan lemuru
1.5 Kerangka Pemikiran
Azis et al., 1998 mengulas mengenai potensi, pemanfaatan dan peluang pengembangan sumberdaya ikan laut di perairan Indonesia dengan
mengelompokkan sumber daya ikan laut Indonesia menjadi 12 kelompok yaitu ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang konsumsi, ikan
hias, udang dan krustasea, moluska dan tripang, sepalopoda, penyu, mamalia, rumput laut, induk dan benih alami komersial. Selanjutnya membagi wilayah
perairan Indonesia menjadi 9 sembilan Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP. Sumberdaya ikan laut yang telah diduga potensinya berdasarkan WPP terdiri dari
tujuh kelompok, yaitu: ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang konsumsi, udang peneid, lobster, cumi-cumi dan ikan hias.
Jika ditarik benang merahnya maka potensi, pemanfaatan dan peluang pengembangan sumberdaya ikan laut di perairan Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi 4 kategori, yaitu: taksonomi ikan dan non-ikan, habitat pelagis, demersal dan karang, ukuran ikan pelagis besar dan kecil dan benih komersial.
Hal yang perlu dicermati adalah pendugaan potensi ikan laut belum menyentuh pada hal yang bersifat fundamental yaitu pendugaan stok ikan berdasarkan
spesies. Pendugaan stok ikan berdasarkan spesies diperlukan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan secara lebih terarah dan sistematis. Di perairan tropis, dalam hal ini perairan Indonesia, permasalahan
utamanya adalah keanekaragaman spesies menyulitkan dalam pendugaan stok ikan per spesies di suatu perairan Gambar 1.1.
Langkah awal untuk mengatasi hal tersebut adalah mendapatkan data dan informasi mengenai komposisi spesies ekonomis penting yang dominan di suatu
perairan. Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan, maka lokasi kajian difokuskan di perairan Selat Bali dimana komposisi dan dominasi spesies
ikan pelagis kecil telah diketahui. Ada dua pendekatan dalam menduga stok ikan pelagis kecil, yaitu 1.
metode semi-kuantitatif dan 2. metode hidroakustik. Metode semi-kuantitatif lebih beresiko untuk dilakukan karena menggunakan metode penalaran reasoning dan
perhitungan calculating sehingga mendapatkan perkiraan sementara preliminary dan kasar Azis et al., 1998.
Disertasi ini menggunakan metode hidroakustik. Keunggulan metode ini adalah kemampuannya menganalisis distribusi kelimpahan dengan jangkauan
jarak yang luas terhadap suatu organisme atau agregasikumpulan yang tidak merusak lingkungan dan menggambarkan kondisi saat itu juga.
Tetapi, metode hidroakustik memiliki keterbatasan yaitu ketidakmampuannya dalam membedakan gema spesies yang ada pada echogram, sehingga sulit
menentukan jenis dan kawanan ikan. Barange 1994 berusaha menentukan jenis dan kawanan zooplankton dan horse mackerel dengan mengenalkan deskriptor
akustik sebagai parameter penentu kawanan ikan. Penelitian terus berlanjut sampai akhirnya hasil penelitian Lawson et al 2001 menunjukkan bahwa
deskriptor akustik dapat digunakan untuk identifikasi spesies anchovy, sardine dan round herring dengan ketepatan 88.3. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
maka disertasi ini menggunakan deskriptor akustik sebagai dasar dalam identifikasi, klasifikasi dan struktur kawanan ikan pelagis kecil di perairan tropis
khususnya perairan Selat Bali. Hal yang perlu dicermati adalah identifikasi kawanan ikan merupakan kunci
untuk mengetahui spesies ikan di suatu perairan. Langkah berikutnya adalah klasifikasi kawanan ikan yang dapat menggambarkan ciri-ciri spesies secara
spesifik berdasarkan musim. Struktur kawanan ikan merupakan pelengkap dalam melihat pembentukan kawanan dalam kolom perairan.
Hasil perhitungan deskriptor akustik identifikasi dan klasifikasi kawanan ikan akan dianalisis lebih mendalam menggunakan Analisis Faktor Factor Analysis
untuk mencari keeratan hubungan antar deskriptor akustik, Analisis Gerombol Cluster Analysis untuk mengelompokkan kawanan ikan pelagis dan Analisis
Diskriminan Discriminant Analysis untuk menentukan deskriptor akustik yang berpengaruh terhadap pemisahan kelompok kawanan ikan. Analisis yang
digunakan untuk struktur kawanan ikan adalah teknik variogram. Teknik ini sebagai indikator apakah deskriptor akustik yang digunakan untuk mengukur
kawanan ikan memiliki struktur atau tidak. Ketiga rangkaian tersebut identifikasi, klasifikasi dan struktur diharapkan
saling menunjang untuk mendapatkan karakteristik kawanan ikan di perairan tropis dalam hal ini perairan Selat Bali, sehingga stok spesies ikan dapat
diperkirakan keakuratannya. Dalam disertasi ini, tahapan pendugaan stok ikan berdasarkan analisis
deskriptor akustik dibagi menjadi 4 empat tahap yakni:
Tahap I. Identifikasi kawanan ikan pelagis
Tahap ini memerlukan data survei akustik dari lapangan yang meliputi data echogram dan data oseanografi suhu dan salinitas. Identifikasi kawanan
ikan diarahkan untuk dapat membedakan spesies kawanan ikan pelagis kecil khususnya yang dominan tertangkap.
Tahap II. Klasifikasi kawanan ikan lemuru
Pada tahap ini spesies kawanan ikan pelagis kecil yang telah diketahui dititik beratkan pada kawanan ikan lemuru selanjutnya dibuat ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan strataklasifikasinya dan diperlukan parameter agar suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelas tertentu.
Tahap III. Analisis struktur kawanan ikan lemuru
Tahap ini difokuskan pada penentuan bentuk spesies kawanan ikan lemuru berdasarkan distribusi spasial dan temporalnya.
Tahap IV. Pembahasan umum
Tahap ini merupakan upaya mencari hubungan dan keterpaduan dari setiap tahapan yang telah dilakukan.
Tahapan I, II dan III memerlukan deskriptor akustik yang sesuai. Adapun deskriptor akustik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptor akustik
yang dikembangkan dari rumusan Lawson et al. 2001, Coetzee 2000, dan Bahri Freon 2000 untuk identifikasi, klasifikasi dan struktur kawanan ikan.
Standar baku pemilihan deskriptor akustik dirujuk dari Reid et al. 2000. Hasil akhir disertasi ini adalah mendapatkan karakteristik kawanan ikan
pelagis di perairan tropis khususnya perairan Selat Bali sehingga akan bermanfaat langsung dalam usaha penangkapan ikan dan pelestarian sumberdaya ikan.
Gambar 1.1 Kerangka pemikiran identifikasi, klasifikasi dan struktur spesies
kawanan ikan pelagis berdasarkan deskriptor akustik P er m as al ah an S T OK I K AN
Hidr oak us tik
Pendekatan
S emi k uantitatif
Permasalahan Utama
S ulit menentukan j enis kawanan ikan pada echogr am
I dentifikas i, k las ifik as i analis is s tr uk tur s pes ies k awanan ikan pelagis
Hasi l
Pemecahan masalah
Analis is Faktor ,
Ger ombol Dis k r iminan
T ek nik Var iogr am
Des kr iptor akus tik
K ar akter is tik kawanan ikan pelagis
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gerombolan Shoal dan Kawanan School Ikan