Lawson et al., 2001 mengidentifikasi spesies kawanan ikan pelagis di paparan benua perairan Afrika Selatan menggunakan deskriptor akustik dan
informasi tambahan berupa data suhu dan salinitas. Hasilnya adalah kawanan ikan pelagis anchovy, sardine, round herring dapat diidentifikasi sebesar 88,3.
Deskriptor akustik yang digunakan tertera pada Tabel 2.14. Tabel 2.14. Deskriptor akustik menurut Lawson et al. 2001
A. Morphometric B. Energetic
[1]. Height [5].
Mean acoustic energy [2]. Length
[6]. Standard deviation of acoustic energy
[3]. Perimeter [7].
Skewness of acoustic energy [4]. Area
[8]. Kurtosis of acoustic energy
C. Bathymetric
[9]. Mean school depth
[10]. Altitude index
2.6 Perikanan Pelagis Di Perairan Selat Bali
Burhanudin Preseno 1982 diacu dalam Wudianto 2001 menyatakan bahwa perairan Selat Bali diperkirakan memiliki luas mencapai 900 mil persegi
dan dibatasi oleh daratan Pulau Jawa di sebelah barat, daratan pulau Bali di sebelah timur, Laut Jawa Selat Madura dengan lebar 1 mil di sebelah utara
dan Samudera Hindia dengan lebar 28 mil di sebelah selatan.
Usaha penangkapan di perairan Selat Bali terutama ditujukan untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil seperti lemuru, tembang, dan layang. Alat
tangkap yang umum digunakan oleh nelayan setempat yakni: pukat cincin, payang, jaring insang, rawai dasar, pancing, bagan, sero dan
lainnya. Spesies kawanan ikan pelagis di perairan Selat Bali sebagian besar didominasi oleh
jenis ikan lemuru Sardinella lemuru dengan kisaran 14-98, selanjutnya tongkol Auxis spp dengan kisaran 0.5-56, layang
Decapterus sp dengan kisaran 0.1-61 dan ikan lainnya dengan kisaran 0.1-14 pada Tahun 1996-1998 Wudianto, 2001.
Lemuru merupakan jenis ikan pelagis kecil yang berdasarkan buku statistika perikanan Indonesia, terdiri dari beberapa jenis antara
lain: Sardinella longiceps, S. aurita, S. leiogaster, S. clupeiodes, dan Amblygaster sirm
. Perairan Selat Bali umumnya didominasi oleh Sardinella longiceps
. Tahun-tahun terakhir ini sebutan S. longiceps jarang digunakan sebagai sebutan nama ilmiah lemuru yang tertangkap
di perairan Selat Bali Wudianto, 2001. Hasil revisi klasifikasi ikan lemuru yang dilakukan Wongratana, 1982 diacu dalam Merta, 1992
mengidentifikasikan jenis lemuru di perairan Selat Bali sebagai Sardinella lemuru
Bleeker, 1853. Hasil revisi klasifikasi ikan lemuru di perairan selat Bali yang dilakukan oleh
Wongratana,1982 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei Ordo : Malacopterygii
Famili : Clupeidae Subfamili : Clupeinae
Genus : Sardinella Subgenus : Harengula
Species : Sardinella lemuru Bleeker, 1983
Budihardjo et al., 1990 menyebutkan bahwa sekitar 80 produksi total ikan yang didaratkan di perairan Selat Bali adalah jenis ikan lemuru Sardinella
lemuru . Komposisi hasil tangkapan pada Gambar 2.4, menunjukkan
bahwa spesies kawanan ikan pelagis kecil didominasi oleh lemuru. Produksi hasil tangkapan lemuru yang tinggi terjadi bulan Agustus
sampai Desember.
Nelayan di perairan Selat Bali membedakan ukuran panjang ikan lemuru hasil tangkapan menjadi 4 penamaan, yaitu: sempenit panjang maksimal 11 cm,
protolan 15 cm, lemuru 18 cm dan lemuru kucing panjang minimal 19 cm Merta, 1992.
2.7 Pendugaan Kawanan Ikan Menggunakan Hidroakustik