I. PENDAHULUAN
1.1 Latar B elakang
Ikan gurame Osphronemus gouramy Lac. merupakan salah satu ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Namun, proses produksi dari hasil budidaya
ikan gurame sampai saat ini belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan pertumbuhan ikan gurame lebih lambat jika dibandingkan dengan jenis ikan air
tawar lainnya. Rendahnya laju pertumbuhan ikan gurame dapat disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemanfaatan materi dan energi yang terdapat dalam pakan
yang diberikan sehingga energi yang tersedia tidak cukup bagi pertumbuhan. Komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi
untuk pertumbuhan adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Protein merupakan sumber nutrien yang harganya cukup mahal, sehingga pemanfaatan protein untuk
pertumbuhan harus efisien. Efisiensi pemanfaatan protein pakan dapat dilakukan dengan penyediaan sumber energi non protein dari karbohidrat dan lemak.
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi yang murah, tetapi kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat pakan terbatas.
Kemampuan ikan menggunakan nutrien pakan bergantung pada berbagai faktor seperti sintesis enzim yang tepat, produksi enzim dalam jumlah yang
cukup, dan distribusi enzim dalam saluran pencernaan Tengjaroenkul et al. 2000. Ketersediaan enzim yang terbatas akan mempengaruhi efektivitas enzim
dalam mencerna pakan ditinjau dari segi kemampuan cerna kecernaan nutrien dan energi. Nutrien protein, karbohidrat, lemak akan dicerna jika sesuai dengan
ketersediaan enzim pencernaan sehingga jumlah energi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan berkaitan dengan kemampuan ikan dalam mencerna pakan.
Rendahnya kemampuan ikan dalam memanfaatkan karbohidrat pakan pada tingkat pencernaan disebabkan oleh rendahnya aktivitas enzim a-amilase dalam
saluran pencernaan yang sering dikaitkan dengan karakter dari suatu spesies ikan. Aktivitas enzim a-amilase pada ikan omnivora dan herbivora umumnya lebih
tinggi dibandingkan ikan karnivora sehingga ikan omnivora dan herbivora memiliki kemampuan untuk mencerna karbohidrat pakan lebih baik dibandingkan
ikan karnivora Wilson 1994; Hidalgo et al. 1999; Stone et al. 2003b.
Ikan gurame dalam tahap perkembangannya mengalami perubahan dari karakter ikan karnivora ke omnivora hingga akhirnya menjadi herbivora.
Perubahan karakter ini dikaitkan dengan perubahan ukuran ikan dan komponen nutrien pakan yang dimakan oleh ikan Affandi 1993. Perubahan nutrien pakan
berpengaruh pada aktivitas enzim-enzim pencernaan,
yang selanjutnya mempengaruhi efektivitas enzim dalam memanfaatkan pakan yang diberikan
Eusobio dan Coloso 2002; Garcia– Carreno et al. 2003. Perubahan karakter ikan gurame dari karnivora ke omnivora hingga ke herbivora menunjukkan adanya
perbedaan kemampuan ikan dalam mencerna karbohidrat pakan pada setiap ukuran ikan.
Pada tingkat metabolik, tingkat pemanfaatan karbohidrat oleh ikan dipengaruhi oleh kemampuan sel dalam memanfaatkan glukosa yang diabsorbsi.
Uji toleransi glukosa telah dilakukan pada beberapa spesies ikan untuk mempelajari pemanfaatan glukosa pada tingkat metabolik Furuichi dan Yone
1981; Marini 1997; Peres et al. 1999; Stone et al. 2003a. Rendahnya toleransi glukosa pada ikan awalnya dianggap berkaitan dengan rendahnya sekresi insulin
dan ikan mempunyai potensi untuk menjadi diabetik Furuichi dan Yone 1981. Akan tetapi, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ikan sebenarnya tidak
diabetik dan kadar insulin darahnya sama seperti yang diamati pada mamalia Mommsen dan Plisetskaya 1991. Namun demikian respons insulin terhadap
suplai glukosa tidak secepat mamalia, sehingga membutuhkan waktu beberapa jam untuk berkembang Furuichi dan Yone 1981; Peres et al. 1999.
Mokoginta et al. 2004 telah meneliti tingkat kebutuhan dan pemanfaatan karbohidrat untuk ikan gurame dengan bobot tubuh awal berkisar antara 29 dan
32 g dan 79 dan 80 g. Ikan gurame dengan bobot tubuh awal berkisar antara 29 dan 32 g mempunyai kemampuan yang rendah dalam memanfaatkan karbohidrat
pakan, dan kadar karbohidrat optimal yang menghas ilkan efisiensi pakan dan pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 20,8. Sementara itu, ikan gurame dengan
bobot tubuh awal berkisar antara 79 dan 80 g dapat menggunakan karbohidrat pakan sampai kadar 47,5. Namun, sampai saat ini informasi mengenai kapan
waktu yang tepat untuk pergantian kandungan karbohidrat pakan pada setiap
ukuran ikan gurame sejalan dengan perubahan enzim pencernaan dan insulin belum diketahui dengan jelas.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam upaya meningkatkan efisiensi pemanfaatan karbohidrat pakan bagi pertumbuhan ikan gurame maka kiranya
perlu untuk mengkaji : 1. Perubahan enzim pencernaan yang disebabkan oleh perbedaan pakan yang
diberikan sebagai dasar untuk menentukan waktu pergantian kadar karbohidrat pakan yang tepat sesuai dengan ketersediaan enzim pencernaan.
2. Toleransi glukosa dan toleransi insulin glukosa untuk melihat respons glukosa dan insulin darah terhadap suatu muatan glukosa. Kajian ini dapat
dijadikan dasar untuk menentukan kemampuan ikan dalam memanfaatkan karbohidrat glukosa.
3. Tingkat kebutuhan karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi dan materi untuk tumbuh sejalan dengan perubahan enzim pencernaan dan insulin.
1 .2 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pakan yang sesuai dengan perubahan dinamika enzim dalam saluran pencernaan ikan gurame dan
konsekuensi perubahan pakan terhadap sekresi insulin bagi peningkatan efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan gurame.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar manajemen pemberian pakan yaitu komposisi pakan dan waktu pergantian pakan yang tepat
sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan
gurame. 1 .3 Hipotesis
Jika ikan gurame diberi pakan yang sesuai dengan ketersediaan enzim pencernaan maka kecernaan akan meningkat dan memicu sekresi insulin
sehingga meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan gurame.
II. TINJAUAN PUSTAKA