3.3.2 Pemeliharaan Ikan
Ikan gurame yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurame dengan bobot awal berkisar antara 28 dan 29 gekor . Sebelum pemeliharaan
dimulai dilakukan berbagai persiapan meliputi persiapan pakan, wadah, dan ikan.
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 80 hari. Selama masa pemeliharaan ikan diberi pakan dua kali sehari pada pagi dan sore hari secara at satiation.
Pergantian air dilakukan setiap hari untuk meggantikan air yang keluar pada saat penyiponan.
Selama pemeliharaan, suhu air dipertahankan 30 ±
1
o
C. Kandungan oksigen terlarut berkisar antara 6,02 dan 6,83 ppm, karbondioksida terlarut berkisar antara
4,20 dan 4,65 ppm, pH berkisar antara 6,84 dan 6,95, alkalinitas berkisar antara 17,48 dan 22,54 ppm, total ammonia berkisar antara 0,015 dan 0,587 ppm.
Kualitas air ini mendukung pertumbuhan ikan.
3.3.3 Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian tahap III ini adalah 1 laju pertumbuhan 2 efisiensi pakan 3 kecernaan nutrien protein, BETN dan lemak, 4 retensi
protein, lemak dan energi 5 kadar glukosa darah, 6 kadar glikogen otot dan hati, dan 7 kadar insulin darah.
Pengukuran laju pertumbuhan dan efisiensi pakan dilakukan dengan metode dan rumus yang sama seperti pada penelitian tahap I. Analisis proksimat
dilakukan pada sampel ikan, pakan, dan feses berdasarkan metode yang digunakan Takeuchi 1988. Analisis proksimat untuk protein dilakukan dengan
metode Kjeldahl, lemak menggunakan metode ekstraksi ether dengan
menggunakan Soxhlet, abu dengan pemanasan menggunakan tanur pada suhu 600
o
C, kadar air dengan pemanasan menggunakan oven pada suhu berkisar antara 105 sampai 110
o
C, serat kasar dengan pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan. Analisis proksimat tubuh ikan dilakukan pada awal dan
akhir penelitian. Kecernaan nutrien pakan protein, BETN, lemak ditentukan dengan metode
tidak langsung berdasarkan pengukuran kadar nutrien analisis proksimat dan
indikator Cr
2
O
3
pada pakan dan feses ikan. Pengumpulan feses pada 20 hari pertama penelitian dilakukan setelah 10 hari ikan mengkonsumsi pakan uji yang
mengandung Cr
2
O
3
. Pengumpulan feses dilakukan setiap pagi hari setelah pemberian pakan. Feses dikumpulkan segera setelah ikan mengeluarkan feses
untuk menghindari terjadinya pencucian. Feses yang telah terkumpul disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, kemudian disimpan
dalam lemari pendingin sampai analisis dilakukan. Penentuan kadar Cr
2
O
3
pakan dan feses dilakukan berdasarkan metode yang digunakan Takeuchi 1988.
Sampel didestruksi dengan 5 ml asam nitrat pekat selama 30 menit hingga vulome menjadi lebih kurang 1 ml, kemudian didinginkan dan ditambah 3 ml asam
perklorat HClO
4
pekat. Campuran tersebut dipanaskan hingga larutan berwarna oranye, didinginkan, diencerkan hingga 100 ml, dan nilainya absorbansinya
dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 350 nm. Koefisien kecernaan nutrien pakan dihitung berdasarkan rumus Takeuchi 1988 :
Kecernaan nutrien = 100 – 100 x a’a x b’b dengan a‘ adalah indikator dalam pakan, a adalah indikator dalam feses,
b‘ adalah nutrien dalam feses, dan b adalah nutrien dalam pakan. Penentuan kadar glukosa darah, kadar glikogen hati dan otot serta kadar
insulin darah dilakukan pada hari ke-20, 50, dan 80 dengan menggunakan metode yang sama seperti pada penelitian tahap II.
Berdasarkan data analisis proksimat pakan dan tubuh, bobot tubuh serta jumlah pakan yang dikonsumsi maka nilai retensi protein, lemak dan energi dapat
dihitung. Retensi protein dan lemak dihitung berdasarkan rumus Takeuchi 1988 :
Pertambahan protein tubuh g Total protein yang dikonsumsi g
Pertambahan lemak tubuh g Total lemak yang dikonsumsi g
Retensi energi dihitung berdasarkan rumus Tung dan Shiau 1991 : Pertambahan energi tubuh kkal
Total energi pakan yang dikonsumsi kkal X 100
Retensi protein =
X 100 Retensi lemak =
X 100 Retensi energi =
3.3.4 Analisis Statistik