BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kajian fungsi, estetika dan makna simbolik pada batik Sidomukti, Sidoluhur, dan Sidomulyo tidak jauh berbeda satu sama lain dikarenakan unsur-
unsur penyusun ornamen utamanya dan isennya tidak jauh berbeda. Fungi personal adalah sebagai ungkapan harapan penciptanya agar memiliki sifat-sifat
baik dan sebagai barang yang akan dijual untuk meningkatkan ekonomi penciptanya. Fungsi fisik yaitu sebagai kain jarit yang dan berkembang menjadi
fashion pakaian sehari-hari serta linen rumah tangga. Fungsi sosial yaitu digunakan pada upacara tradisional dan acara yang diselenggarakan Keraton.
Kajian estetika pada batik Sidomukti, Sidoluhur, dan Sidomulyo dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dan prinsip-prinsip pada ketiga batik ini tidak
jauh berbeda. Bentuk yang mendominasi ketiga batik adalah petak belah ketupat, dan ornamen di dalamnya berupa lar, gedong, hewan ayam dan kupu-kupu, dan
tumbuhan. Isen berupa lung-lungan dan ukel. Perbedaan ada pada warna dasar yaitu Sidomukti coklat, Sidoluhur hitam, dan Sidomukti putih.
Kajian makna pada batik Sidomukti, Sidoluhur, dan Sidomulyo disimpulkan bahwa setiap ornamen yang terdapat pada ketiga batik memiliki
makna tersendiri dan mengandung harapan-harapan yang baik. Harapan untuk pemakainya adalah dapat terpenuhnya kesejahteraan pada keluarga, memiliki
derajat dan jabatan yang tinggi, memiliki sifat mulia dan berbudi luhur, serta menjadi pribadi yang bijaksana dan berwibawa.
5.2. Saran
Batik Sidomukti, Sidoluhur, dan Sidomulyo adalah batik yang bernilai tinggi karena mempunyai makna yang baik. Oleh karena itu, penggunaan batik ini
juga sebaiknya memperhatikan makna yang terkandung di dalamnya. Penggunaan motif ketiga batik ini harus disesuaikan dengan tempat, acara, dan tujuan acara
tersebut. Selain itu, ketiga batik ini juga harus dilestarikan supaya masyarakat tidak melupakan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Pelestariannya
dapat dengan menggunakan batik motif tersebut sebagai pakaian sehari-hari maupun dalam upacara pernikahan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1993. Upacara Tradisional Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Dalijo dan Mulyadi. 1983. Pengenalan Ragam Hias Jawa 1B. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Djelantik, A. A. M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Edmund Burke Feldman. 1967. Art As Image and Idea. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Endraswara, Suwardi. 2013. Ilmu Jiwa Jawa Estetika dan Citarasa Jiwa Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Gustami, Sp. 1991. Seni Kriya Indonesia Dilema Pembinaan dan Pengembangan, dalam SENI: Jurnal Pengetahuan dan Pencitaan Seni. Yogyakarta: B.P
ISI Yogyakarta. Hamidin, Aep S. 2012. Buku Pintar Adat Perkawinan Nusantara. Yogyakarta:
Diva Press. Hamzuri. 1994. Batik Klasik. Jakarta: Djambatan.
Hartoko, Dick. 1984. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius. Ismaniyah, Koes. 2013. Mau ke Mana, Keraton Kasunanan Surakarta. Jakarta:
Kata Hasta Pustaka. Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang: Indonesiatera.
Mifzal, Abiyu. 2012. Mengenal Ragam Batik Nusantara. Yogyakarta: Javalitera. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Porwadarminto, WJS. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet. VII; Jakarta:
Balai Pustaka.