Gambar 2. Pola geometris ceplok pola Ceplok Kawung Foto: Amrina, 2014
2 Golongan non-geometris
Motif-motif yang menghiasi pola non-geometris terdiri dari flora, fauna, bangunan-bangunan, sayap, dan benda-benda alam. Contohnya adalah motif alas-
alasan yang di dalamnya tergambar hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan hutan.
Gambar 3. Pola non-geometris batik alas-alasan Foto: Amrina, 2014
2.1.3. Unsur-Unsur Motif Batik
Ditinjau dari segi unsur-unsurnya, motif batik dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: ornamen motif batik dan isen motif batik. Sebagai lazimnya di
dalam ornamen, bentuk motif-motif itu mengalami stilasi yaitu merubah dari bentuk alamiah menjadi bentuk baru. Proses menstilasikan motif ada dua tahap,
yakni tahap pertama mengubah motif itu menjadi “pola garis” dan tahap kedua mengisinya dengan apa yang dinamakan isen. Pola garis adalah gambar yang
secara linier berupa kontur saja, sedangkan isen adalah gambar-gambar yang diisikan di dalam pola garis untuk melengkapinya dengan tujuan memperindah
juga Dalidjo dan Mulyadi, 1983: 93. Isen terdiri dari dua jenis yaitu isen latar dan isen ornamen. Isen latar adalah pengisi pada bagian yang kosong yang luas
pada suatu pola batik, isen ini biasanya berupa lung atau daun dan bunga kecil. Isen ornamen adalah pengisi bidang kosong pada ornamen untuk memperindah.
Isen ini bisa berupa cecek atau titik-titik kecil, ukel, sraweyan, dan lain-lain.
2.2. Ornamen
2.2.1. Pengertian dan Fungsi Ornamen
Kata ornamen berasal dari bahasa Latin ornare, yang berarti menghiasi Aryo Sunaryo, 2009: 3. Gustami dalam Aryo Sunaryo 2009: 3 menerangkan
ornamen adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Jadi, berdasarkan pengertian itu, ornamen merupakan
penerapan hiasan pada suatu produk. Bentuk hiasan yang menjadi ornamen tersebut fungsi utamanya memperindah benda produk atau barang yang dihias.