Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 23
7. Penilaian Diri Self assessment
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik dimintauntuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkatpencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentudidasarkan atas kreteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian diri dilakukanberdasarkan
kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian dirioleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
• Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. • Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
• Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, datar
tanda cek, atau skala penilaian. • Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
• Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
• Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Contoh Format Penilaian Diri Berdasarkan buah Roh yang tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23, nilailah
dirimu sendiri. Apakah kamu telah mengalami pembaharuan hidup sebagai hasil pekerjaan Roh Kudus sebagaimana tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-
23? Tuliskan secara jujur.
No. Buah Roh
Diri Saya Tidak
Pernah Jarang
Seringkali Selalu
1 Kasih
2 Sukacita
3 Damai sejahtera
4 Kesabaran
5 Kemurahan
6 Kebaikan
7 Kesetiaan
8 Lemah lembut
9 Penguasaan diri
24 Buku Guru Kelas XI SMASMK
E.
Lingkup Kompetensi
Untuk buku kelas XI Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti, secara garis besar mencakup peran Allah dalam kehidupan keluarga, nilai-nilai kristiani dalam
kehidupan keluarga, dan sikap remaja dalam menghadapi era modernisasi. Topik-topik yang dikembangkan berkaitan dengan kompetensi yang diharapkan
bertujuan untuk mengembangkan remaja menuju kedewasaan, terutama dalam lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat yang sedang menghadapi perubahan
sosial. Berkaitan dengan hal itu, topik-topik pembelajaran kelas XI dikaitkan dengan kompetensi untuk menyiapan remaja menghadapi masa depannya dengan
menekankan kepada dasar-dasar nilai kristiani. Dalam kurun waktu satu tahun ke depan kelas XII remaja sudah harus memilih jurusan atau fakultas ke mana dia
akan melanjutkan studinya. Juga ada sebagian yang langsung terjun ke dunia kerja. Bahkan sebagian lagi mungkin harus menempuh hidup baru, membina keluarga.
Berkaitan dengan itu semua, remaja melalui buku yang ditulis disiapkan agar secara sengaja melibatkan Tuhan untuk menghadapi masa depan yang cukup kompleks,
namun tidak kehilangan identitas kristianinya. Keluarga dan sekolah bagi remaja merupakan lembaga utama yang melaluinya mereka dapat mengembangkan baik
rana kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Peran pengembangan iman menjadi sangat penting sebagai dasar sekaligus inspirasi bagi remaja untuk memperdalam
identitas kristianinya. Di samping itu, remaja juga perlu disiapkan untuk memahami proses modernisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdasar pada imannya. Dampak perkembangan sosial memang bisa bersifat positif, namun juga negatif. Untuk itu, remaja perlu mengkritisi dampak-dampak
yang terjadi dikaitkan dengan iman yang dimiliki, sekaligus memanfaatkan perkembangan yang ada untuk mengembangkan imannya.
Agar buku PAK dan Budi Pekerti dapat dilaksanakan secara maksimal, perlu adanya kerja sama antara guru dan peserta didik, bahkan melibatkan orang
tuanya. Meskipun sudah ada pedoman tertulis bagi guru, namun peran guru harus dimaksimalkan dengan menerapkan bahan yang sudah ada dan mengembangkan
hal-hal yang perlu ditekankan sesuai dengan kondisi daerah. Kegiatan untuk siswa juga perlu dipelajari oleh guru agar dapat dilaksanakan secara maksimal. Di
samping itu, guru masih tetap diharapkan dapat menambah berbagai kegiatan lain untuk mengembangkan Pendidikan Agama Kristen secara utuh isik, psikologis,
sosial, spiritual.