Perjanjian Lama Keluarga menurut Alkitab

128 Buku Guru Kelas XI SMASMK yang dilakukan Yakub terhadap Yusuf dan Benyamin. Anak perempuan tidak mendapat warisan dari bapaknya, kecuali sang bapak tidak mempunyai anak laki- laki bandingkan Ayub 42:13-15. Di Mesapotamia kuno, khususnya seperti yang digambarkan dalam naskah- naskah asal Nuzi, terbukti praktik mengadopsi anak oleh keluarga mandul, untuk menggantikan kedudukan anak kandung. Maka pertimbangan Abraham mengangkat seorang hambanya menjadi ahli warisnya, adalah selaras dengan praktik tersebut. Tapi tidak ada undang-undang khusus mengenai adopsi dalam Perjanjian Lama. Peristiwa-peristiwa adopsi yang diceritakan terkait dengan unsur asing misalnya Musa diangkat oleh putri Firaun [Keluaran 2:10] dan Ester oleh Mordekhai [Ester 2:7, 15] atau tidak merupakan adopsi murni karena anak yang diangkat adalah dari garis keturunan kandung, seperti dalam hal Yakub terhadap anak-anak Yusuf Kejadian 48:5, 12, dan Naomi terhadap anak Rut Rut 4:16-17. Pada usia kecil anak-anak diasuh oleh ibunya, tapi sesudah lebih besar, anak laki- laki dilibatkan dalam pekerjaan bapaknya, sehingga pada umumnya para bapaklah yang menentukan pendidikan putranya dan para ibu menentukan pendidikan putrinya. Bahwa penghormatan terhadap ibu patut sama seperti terhadap bapak dari pihak anak-anak, terbukti dari Firman ke-5 Keluaran 20:12. Solidaritas keluarga Ada dua unsur utama yang menimbulkan solidaritas keluarga pada zaman Bapak leluhur, yaitu 1 perasaan sedarah atau turunan; 2 kesatuan tempat tinggal dan kesamaan kewajiban-kewajiban sesuai adat kebiasaan dan hukum. Sesudah tanah Kanaan diduduki, kecenderungan rumah-rumah tangga terpisah dan berdiri sendiri melemahkan semangat solidaritas itu, namun semangat itu tetap penting selama zaman Perjanjian Lama. Salah satu ciri nyata dari kesatuan ini, ialah hak setiap anggota kelompok untuk dilindungi oleh kelompoknya, dan memang adalah kewajiban kelompok itu untuk memberi pelayanan tertentu kepada anggotanya.

b. Perjanjian Baru

Kata Yunani Patria keluarga muncul hanya 3 kali dalam Perjanjian Baru. Tapi kata Yunani oikos, oikia yang searti rumah tangga muncul lebih sering. Patria menekankan asal usul keluarga dan lebih menunjukkan Bapak leluhurnya ketimbang pimpinannya sekarang. Patria biasa saja satu suku, bahkan satu bangsa. Dalam Kisah Para Rasul 3:25 “oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati”, kata Patria diterjemahkan bangsa. Yusuf, bapak Tuhan Yesus, berasal dari “keluarga dan keturunan patria Daud” Lukas 2:4, di sini pendiri marga itu merupakan pokok utama. Seperti kelihatan dalam ayat ini, oikos dapat dipakai dalam arti yang sama bandingkan Lukas 1:27; juga ‘umat oikos Israel’, Matius 10:6; 15:24; Kisah Para Rasul 2:36; 7:42; dan Lukas 1:33 ‘keturunan Yakub’. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 129 Kata oikos dan kata-kata serumpun banyak terdapat di masyarakat Yunani dan Romawi, juga di masyarakat Yahudi pada adab 1 M. Keluarga atau rumah tangga tidak hanya terdiri dari kepalanya kurios atau despote, istri, anak-anak dan hamba-hamba, tapi juga beberapa orang tanggungan seperti para pelayan, pekerja dan bahkan budak-budak tebusan atau teman-teman, yang sukarela menggabungkan dirinya kepada keluarga ini demi keuntungan timbal balik. Keluarga dalam Perjanjian Baru tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama. Ada tekanan pada asal etnik dan jabatan ayah. Keluarga