Konsep tambak inti rakyat TIR

worse off , sehingga paling sedikit tidak ada pihak yang dirugikan untuk membuat pihak lain better off.

2.3.4. Konsep tambak inti rakyat TIR

- Tambak Inti Rakyat TIR, adalah proyek pembangunan transmigrasi yang pelaksanaannya dikaitkan dengan pembangunan perikanan usaha tambak. - Transmigran Plasma, adalah transmigran petani tambak peserta TIR. - Perusahaan Inti, adalah Perusahaan Perikanan baik berupa Badan Usaha Milik Negara BUMN, Perusahaan Swasta atau Koperasi yang telah mempunyai Badan Hukum dan memenuhi persyaratan bermitra dengan transmigran sebagai Plasma yang selanjutnya ditetapkan sebagai pelaksana TIR. - Kemitraan, adalah kerjasama usaha antara Plasma dengan Perusahaan Inti melalui pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan prinsip saling memperkuat dan saling menguntungkan serta berkesinambungan. Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Walhi tahun 2004, konsep Inti Plasma dalam pertambakan atau disebut juga Tambak Inti Rakyat di Indonesia mulai diperkenalkan pada awal tahun 90-an. SK Menteri Pertanian No. 509 Tahun 1995 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Perikanan mensyaratkan pertambakan yang melebihi 100 hektar di luar Pulau Jawa dijalankan dalam bentuk hubungan Inti – Plasma. Pada Konsep Inti Plasma, yaitu petani plasma menyepakati bekerjasama dengan perusahaan inti dalam hal pemasaran hasil panen. Perusahaan mendapat jaminan penjualan hasil panen dari plasma dan sebagai imbalannya perusahaan inti berperan memberikan bimbingan teknis operasional dan dukungan finansial. Petani mulai bergabung sebagai plasma setelah menandatangani perjanjian terlebih dahulu, yakni kesepakatan kredit dan hubungan kemitraan. Kesepakatan kredit menyebutkan Plasma mengajukan kredit kepada Bank Pelaksana melalui Perusahaan Inti dalam wadah Koperasi. Perusahaan Inti disini bertindak sebagai Penjamin kepada Bank untuk mendapatkan kredit. Kredit yang diajukan adalah berupa kredit Investasi dan kredit Modal Kerja. Kredit Investasi berupa petak tambak yang sebelumnya telah dibangun oleh Perusahaan Inti berikut komponen peralatan tambak. Sedangkan kredit Modal Kerja adalah komponen sarana produksi tambak seperti benur, pakan, obat-obatan, biaya hidup dan lain-lain. Perjanjian kredit menyebutkan bahwa plasma membayar cicilan kredit setelah musim panen udang. Plasma dapat memiliki petak tambak tersebut apabila dalam beberapa musim tanam telah berhasil melunasi cicilan kreditnya. Kredit dapat dipergunakan antara lain untuk memungkinkan terjadinya investasi modal. Sedangkan menurut Anwar 1993 dalam acuan Yulianto 1997, kredit yang dipergunakan untuk membeli input pada waktu yang dibutuhkan disebut sebagi modal kerja. Menurut Sinungan 1989 dalam acuan Yulianto 1997 menyebutkan bahwa unsur-unsur kredit meliputi 1 kepercayaan yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi uang, jasa atau barang yang diberikannya akan benar-benar diterimanya kembali di masa tertentu yang akan datang, 2 waktu yaitu bahwa antara pemberian dan pengembaliannya dibatasi oleh suatu masa atau waktu tertentu, 3 degree of risk yaitu pemberian kredit menimbulkan suatu tingkat resiko. Resiko timbul bagi pemberi kredit karena uang barang jasa yang berupa prestasi telah lepas kepada orang lain, 4 prestasi yaitu yang diberikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa uang, barang atau jasa. Dalam perkembangan perkreditan masa modern yang dimaksudkan dengan prestasi dalam pemberian kredit adalah uang. Jenis-jenis kredit dapat dibedakan menurut ada atau tidaknya jaminan dan legalitasnya. Jenis kredit menurut ada atau tidaknya jaminan dibedakan atas kredit terbuka dan kredit tertutup. Kredit terbuka adalah jenis kredit yang tidak disertai jaminan barang tertentu, sedangkan kredit tertutup adalah kredit yang harus disertai jaminan barang tertentu. Selanjutnya kredit tertutup juga dapat dibagi dua yaitu pertama kredit yang mempergunakan barang jaminan yang tak bergerak sebagai jaminan disebut hipotik, dan kedua jenis kredit yang mempergunakan barang bergerak sebagai jaminan disebut gadai. Jenis kredit menurut legalitasnya dapat digolongkan ke dalam kredit yang bersifat formal dan informal. Saluran kredit yang bersifat informal adalah mereka yang melakukan aktifitas meminjamkan uangnya biasanya didasarkan hubungan personal bagi setiap proses transaksi yang dilakukan. Lembaga perkreditan formal menyalurkan kreditnya kepada para peminjam uang yang diatur oleh undang-undang dan diatur juga oleh peraturan pemerintah. Lembaga formal tersebut antara lain bank swasta, bank pemerintah, koperasi yang terdaftar dan lembaga keuangan lainnya.

2.3.5. Konsep bagi hasil contract farming