tak bersilia. Seluruh tubulus dibungkus oleh jaringan ikat. Di bagian akhir epididimis, duktus epididimis berhubungan dengan vas deferens alat penyalur
sperma dan organ kopulasi serta bermuara pada kloaka King and McLelland 1975; Bacha and Bacha 2000.
b. Organ Kelamin Betina
Pada unggas, ovarium dan oviduk kanan mengalami degenerasi sehingga pada unggas dewasa hanya ada ovarium dan oviduk kiri. Ovarium terdiri atas
korteks dan medulla. Mencapai masa pubertas, batas antara korteks dan medulla hilang. Korteks menjadi zona parenkimatosa yang banyak mengandung folikel-
folikel, sedangkan medulla menjadi zona vaskulosa yang mengandung pembuluh darah, syaraf dan otot polos. Folikel perkembangan di zona parenkimatosa
menghasilkan hormon estrogen yang berperan dalam proses pertumbuhan dan aktivitas oviduk serta merangsang sifat-sifat karakteristik kelamin. Hormon-
hormon lain yang disekresikan oleh ovarium adalah hormon androgen yang dihasilkan oleh sel-sel intertsisial ovarium dan progesteron yang dihasilkan dari
folikel pasca ovulasi King and McLelland 1975 Seperti pada mamalia, pembelahan pertama pembentukan oosit sekunder
dan badan kutub pertama terjadi dengan lengkap ketika oosit primer tetap berada di dalam folikel sekitar 2 jam sebelum ovulasi. Luteinizing hormone LH
menginduksi kontraksi otot polos folikel mengakibatkan robeknya stigma dan terjadi ovulasi. Pembelahan kedua pembentukan ovum dan badan kutub kedua
terjadi pada saat oosit berada di oviduk. Penetrasi spermatozoa biasanya terjadi 15 menit setelah kopulasi dan diikuti proses fertilisasi King and McLelland
1975. Oviduk unggas terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan
vagina. Dinding oviduk tersusun atas serosa, muskularis mukosa, lamina propria dan epitel. Lamina propria mengandung sel-sel kelenjar. Infundibulum berbentuk
menyerupai corong. Magnum merupakan bagian oviduk terpanjang, mengandung sel-sel kelenjar yang memproduksi albumin. Lipatan mukosa lebih banyak dan
lebih panjang dibandingkan infundibulum. Lipatan mukosa tersusun atas sel epitel kubus banyak lapis bersilia dan sel goblet. Isthmus merupakan bagian yang
pendek dengan diameter yang lebih sempit dibanding magnum. Isthmus tersusun atas sel epitel kubus banyak lapis bersilia dan sel goblet. Pada bagian isthmus
telur mendapat membran dalam dan membran luar. Dinding uterus tidak terlalu tebal dibandingkan oviduk, disusun oleh sel epitel kubus banyak lapis bersilia dan
sel goblet. Pada uterus terjadi penambahan kulit telur yang keras. Swenson 1980; Bacha and Bacha 2000.
Gambar 5 Skema alat kelamin jantan dan betina pada unggas Modifikasi dari Walker 1987.
Hormon Reproduksi
Gonad testis dan ovarium mensekresikan tiga hormon steroid yaitu androgen, estrogen dan progesteron. Aktivitas gonad diatur oleh hormon-hormon
gonadotropin, yaitu follicle-stimulating hormone FSH dan luteinizing hormone LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofise. Produksi hormon gonadotropin
distimulasi oleh gonadotropin-releasing hormon GnRH dari hipothalamus. FSH pada betina berperan dalam pembentukan folikel di ovarium dan menstimulasi
sekresi estrogen. Pada jantan, FSH menstimulir sel sustentakular sel Sertoli, sel khusus yang terdapat dalam tubuli seminiferi testis. Sel ini berperan dalam proses
diferensiasi dan pematangan sperma. Produksi FSH dihambat oleh hormon inhibin yaitu hormon peptida yang dilepaskan oleh testis dan ovarium. LH
menginduksi proses ovulasi. Pada jantan LH disebut juga sebagai interstitial cell- stimulating hormon ICSH, karena sel ini menstimulir produksi hormon kelamin
androgentestosteron dari sel interstisial testis Martini 2006. Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik larut dalam
lemak. Di dalam darah hormon ini berikatan dengan protein spesifik dalam plasma darah, sehingga hormon steroid akan lebih lama berada dalam sirkulasi
darah Martini 2006; Brown 1994. Hormon steroid berperan dalam pengaturan fungsi seksual.
Testis merupakan gonad jantan yang memproduksi androgen dari sel Leydig. Hormon androgen utama adalah testosteron. Sel Sertoli testis berfungsi
dalam proses diferensiasi dan pematangan sperma. Di bawah stimulasi FSH, sel- sel ini mensekresikan hormon inhibin yang menghambat sekresi FSH dari lobus
anterior hipofise dan menekan pelepasan GnRH dari hipothalamus. Ovarium memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Estrogen dihasilkan oleh sel-sel
granulosa folikel ovarium, sedangkan progesteron diproduksi oleh membran perivitelin. Estrogen dan progesteron bekerja secara sinergis Brown 1994.
Hormon androgen disekresikan oleh korteks adrenal sedang testosteron disekresikan oleh sel-sel Leydig testis. Sementara itu hormon estrogen dan
progesteron diproduksi oleh ovarium di samping juga oleh sel-sel Leydig testis. Keseimbangan hormon-hormon reproduksi merupakan faktor penting dalam
mengontrol diferensiasi seksual. Androgen berperan dalam sintesa protein dan pertumbuhan pada kedua jenis kelamin. Kadar androgen yang tinggi diperlukan
untuk pematangan gonad jantan dan organ-organ asesoris. Estrogen berfungsi untuk pematangan gonad betina dan membangun karakter sekunder seksual
Walker 1987. Musim kawin dan siklus reproduksi dikontrol dan diintegrasi oleh hipothalamus melalui sistem vena porta hipofise dan menstimulasi sekresi hormon
gonadotropin FSH dan LH dari lobus hipofise anterior.
a. Hormon Reproduksi Jantan