25
akan ketertiban, berlaku menurut peraturan-peraturan yang baik untuk bekal hidupnya nanti dalam masyarakat.
Berdasar pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak hal atau alasan mengapa orang tua berperilaku over protective, antara lain orang tua
kurang menyadari bahwa pemberian perlakuan kepada anak harus berubah sesuai dengan usianya, orang tua terlalu khawatir bila anaknya mengalami celaka
sehingga cenderung melindungi, orang tua merasa bersalah bila tidak bisa menuruti kehendak anak dan orang tua kurang mengetahui bahwa anak mereka
harus dibiasakan akan ketertiban, berlaku menurut peraturan-peraturan yang baik untuk bekal hidupnya nanti dalam masyarakat.
2.2.3 Aspek-aspek Perilaku Over Protective
Orang tua sudah pasti sangat mengasihi anaknya dan berusaha melindungi mereka terhadap ancaman dari luar. Ini sangat baik dan wajar, namun jangan
sampai berlebihan. Terkadang ada orang tua yang beranggapan bahwa anak mereka selalu benar dan anak orang lain yang salah, dan dunia dilihat sebagai
ancaman bagi anak. Hal ini membuat orang tua menempatkan dirinya sebagai pembela anaknya tanpa mempertimbangkan siapa yang benar dan salah.
Yusuf 2001:49 mengatakan perilaku over protective terdiri dari empat aspek, yaitu:
a. Kontak yang berlebih kepada anak, orang tua menginginkan selalu dekat dengan anak.
26
b. Perawatan atau pemberian bantuan kepada anak yang terus-menerus, meskipun anak sudah mampu merawat dirinya sendiri orang tua tetap
membantu. c. Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan, orang tua senantiasa mengawasi
aktifitas-aktifitas yang dilakukan anak. d. Memecahkan masalah anak, orang tua tidak membiasakan anak agar belajar
memecahkan masalah, selalu membantu memecahkan masalah-masalah pribadi anak, meskipun masalah yang dialami bisa diatasi sendiri oleh anak.
Zabda 1981:98 mengatakan ada tiga aspek perilaku over protective orang tua, yaitu:
a. Memberikan perlindungan yang berlebih. Melindungi anak dengan berbagai cara agar terhindar dari berbagai kesulitan, dengan memberikan perlindungan
terhadap gangguan dan bahaya fisik maupun psikologis, sampai anak tidak mencapai kebebasan.
b. Kontrol atau pengawasan yang berlebih. Segala sesuatu yang dilakukan diawasi secara ekstra, karena orang tua takut anak mereka melakukan
perbuatan yang membahayakan dan mendapat celaka. Orang tua selalu memantau segala gerak dan tingkah laku sampai-sampai tidak bebas
melakukan yang sebenarnya ingin dilakukan. c. Pencegahan terhadap kemandirian. Membiarkan dan membolehkan anak
mereka berbuat sekehendak hati, tidak membiasakan akan ketertiban, kepatuhan, peraturan, kebiasaan-kebiasaan baik lainnya dan orang tua
27
cenderung mencegah anak-anaknya melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan dan sebenarnya belum tentu atau tidak membahayakan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan aspek perilaku over protective, yaitu: kontak yang berlebihan kepada anak, perawatan atau pemberian
bantuan secara terus menerus, kontrol atau pengawasan terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan dan selalu memecahkan masalah-masalah anak meskipun anak
bisa mengatasi sendiri.
2.2.4 Bentuk-bentuk Perilaku Over Protective