16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan proses mendewasakan individu, dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Gage dan Berliner dalam Hamdani, 2011 : 21
belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika disekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri
Syah, 2003: 63.
Morris L. Bigge dalam Zainal Arifin, 2012:6 menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan terus menerus dalam kehidupan individu yang
tidak dapat didapatkan dari keturunan atau tidak terjadi secara genetik. Perubahan itu meliputi pemahaman insight, tingkah laku, persepsi,
motivasi, atau kombinasi antara semua hal tersebut; belajar senantiasa merujuk pada perubahan sistematis dalam tingkah laku atau disposisi
tingkah laku yang terjadi sebagai konsekuensi dari pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
mengandung hal-hal pokok sebagai berikut :
a. Belajar merupakan proses usaha, dan memerlukan waktu tertentu.
b. Terdapat perubahan tingkah laku peserta didik selama proses belajar,
baik tingkah laku yang dapat diamati maupun yang tidak. c.
Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotor dan campuran.
d. Perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan
e. Perubahan tingkah laku memjadi sesuatu yang relatif menetap.
f. Belajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan.
Belajar menurut teori konstruktivisme dikatakan sebagai kegiatan manusia untuk membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi
makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya Smith, 2009 : 84-86. Dalam pandangan teori konstruktivisme menekankan pada proses
belajar, berbeda dengan teori behaviourisme yang menekankan pada hasil suatu proses belajar. Guru dan siswa sama-sama berperan aktif, siswa aktif
mengkonstruksi pengetahuan dan guru bertindak sebagai fasilitator. guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga
harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Guru dapat memberikan kemudahan dengan membri kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Pembelajaran berdasarkan teori
konstruktivisme berfungsi membekali kemampuan siswa mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam belajar Sugandi, 2004 : 40.
Sesuai dengan prinsip teori konstruktivisme maka dalam pembelajaran nampak adanya suatu pergeseran fungsi guru dan buku sebagai sumber
informasi. Dalam kaitan memperoleh informasi, siswa mempunyai kemampuan untuk mengakses beragam informasi yang dapat digunakan
untuk belajar dan guru lebih berfungsi untuk membekali siswa dalam menyeleksi informasi yang dibutuhkan.
2. Komponen-Komponen Pembelajaran