Lanang’, ‘Srengenge’, ’Trumpah Lars’, ‘Retna Dumilah’, ‘Gurit Tanpa Wis‘,‘Layang Lemah Bang’, ‘Suluk Caraka’.
Data dan sumber data penelitian ini diambil dari buku antologi geguritan Wong Agung Gurit Punjul Rong Puluh karya Budi Palopo yang diterbitkan oleh
Dewan Kesenian Jawa Timur pada tahun 2009.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Teknik pembacaan dilakukan secara heuristik dan
hermeneutik. Teknik pembacaan heuristik adalah teknik membaca puisi dengan berdasar pada kaidah kebahasaan. Sedangkan teknik pembacaan hermeneutik
yang dimaksud adalah pembacaan yang didasarkan pada konvensi makna. Teknik baca ini digunakan karena objek penelitian ini adalah teks geguritan Wong Agung
Gurit Punjul Rong Puluh karya Budi Palopo. Setelah teknik baca dilakukan disusul dengan teknik catat karena digunakan untuk mencatat struktur fisik
geguritan yang meliputi unsur bunyi versifikasi, diksi, kata konkret, tipografi, pengimajian, dan bahasa figuratif.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis keterjalinan semua
fenomena yang tampak pada struktur puisi yang terdiri dari unsur bunyi versifikasi, diksi, kata konkret, pengimajian, bahasa figuratif dan tata wajah atau
yang sering disebut dengan tipograf. Penggunaan teknik deskriptif analisis pada penelitian ini tidak semata-mata untuk menguraikan tetapi juga memberikan
pemahaman dan penjelasan. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis puisi dalam penelitian ini,
yakni sebagai berikut : 1. Membaca geguritan yang akan dianalisis dari antologi geguritan Wong
Agung Gurit Punjul Rong Puluh karangan Budi Palopo yang meliputi 64 geguritan. Geguritan yang menjadi bahan penelitian ini adalah ‘Gurit
Grantang’, ‘Kumbara Kumbakarna’, ‘Wiji Alip’, ‘Megatruh’, ‘Cempluk’, ‘Reroncen Kembang Mlathi’, ‘Gurit Pedhalangan’, ‘Sastra Gendra’,
‘Kalam Munyeng’, ‘Rah Roh Sun Ruh’, ‘Luh Jamrut’, ‘Gurit Ganda Mayit’, ‘Wali Lanang’, ‘Srengenge’, ’Trumpah Lars’, ‘Retna Dumilah’,
‘Gurit Tanpa Wis‘,‘Layang Lemah Bang’, ‘Suluk Caraka’ secara cermat dan teliti. Membaca yang dilakukan meliputi membaca heuristik dan
membaca hermeneutik. Membaca heuristik yakni membaca dengan dasar pemaknaan pada konvensi bahasa. Sedangkan membaca hermeneutik yaitu
mencari makna yang tersirat. 2. Menemukan rima konsonan terbanyak dari ke-64 geguritan karya Budi
Palopo. 3. Mendeskripsikan hasil pembacaan geguritan dari antologi geguritan Wong
Agung Gurit Punjul Rong Puluh karangan Budi Palopo dengan menganalisis Struktur fisik geguritan yang meliputi unsur bunyi, unsur
diksi, unsur gaya bahasa, unsur tipografi, dan unsur imaji.
4. Menarik kesimpulan dari penelitian geguritan Wong Agung Gurit Punjul Rong Puluh yang telah dilakukan.
BAB IV UNSUR-UNSUR PEMBANGUN GEGURITAN